Minggu, 19 Juli 2015

Ritanom Ditemukan Tewas Terbakar di Kali Bagek Rangkang

Lombok Utara - Amaq Ritanom (60) warga Dusun Segenter Desa Sukadana Kecamatan Bayan, 17/7/15 ditemukan tewas terbakar di kali Bagek Rangkang perbatasan antara Desa sukadana dengan Desa Akar-Akar.

Menurut beberapa warga, pada malam hari raya Idul Fitri 1436 H, korban berkunjung ke rumah keluarganya Amaq Nursilah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya untuk menghadiri acara hajatan buang awu. Seperti adat setempat setelah prosesi hajatan buang awu untuk anak baru lahir selesai, mereka disuguhkan minuman tradisional ala Bayan.

Amaq Ritanom minum bersama teman-teman lainnya hingga sekitar pukul 23.00 wita. Dan ketika diajak pulang ke rumah di Dusun Segenter oleh rekan-rekannya, korban menjawab akan pulang belakangan sambil mempersilahkan kawan-kawannya pulang duluan. Dan setelah beberapa lama, korbanpun permisi kepada tuan rumah yang punya hajatan untuk pulang sendirian ke rumahnya.

Sayang, hingga pagi menjelang, korban tidak juga tiba di rumahnya sehingga membuat anaknya Rumasan gelisah dan menanyakan kepada rekan-rekannnya. Namun rekan-rekannya juga tidak tahu, sehingga usai shalat Idul Fitri, Rumasan mengajak 3 temannya untuk mencari ayahnya.  Rumasan dan kawan-kawannyapun melihat bercak darah sebagai petunjuk.

Setelah beberapa lama mengikuti bercak darah tersebut, para pencaripun melihat asap mengepul dari dalam kali mati Bagek Rangkang. Dan dari asap tersebut tercium bau yang menyengat. Setelah Rumasan turun ke kali dengan kedalaman 30 meter lebih tersebut, dilihat ayahnya sudah terbakar.

Melihat kejadian tersebut anaknyapun minta tolong kepada warga untuk memadamkan api, dan sekitar pukul 10.30 wita, pihak keluarga melapor ke Mapolsek Bayan. Menerima laporan para petugas dari Mapolsek Bayan langsung turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dipimpin langsung Kapolsek Bayan IPDA I. Wayan Wirta.

Salah seorang warga Sukadana Raden Bambang Aggrita yang melihat secara langsung ke TKP mengatakan, sekujur tubuh korban semuanya terbakar dan muka serta beberapa bagian tubuh korban hampir sudah tidak berbentuk lagi. Dan korban sendiri seperti terjepit diantara batu cadas yang ada didalam kali.

“Kejadian ini kontan menghebohkan warga setempat sehingga puluhan warga mendatangi TKP. Dan korban sendiri dibakar menggunakan kayu. Dan ketika kami mendatangi TKP kelihatan api masih membakar tubuh korban”, kata Bambang yang mengaku ngeri melihat kejadian tersebut.

Korban sendiri dikenal masyarakat sekitar adalah orang yang sabar dan banyak membantu warga terutama dalam melakukan pengobatan secara tradisional. “Korban sering disebut sebagai dukun penyembuh, karena jika ada warga yang sakit, dia selalu dicari untuk membantu penyembuhan sebelum dibawa ke petugas kesehatan. Selain itu korban juga termasuk orang yang memiliki kecukupan dari segi harta, karena ia memiliki kerbau serta anaknya yang ada di Malaysia sering mengirimkan orangtuanya uang”, kata salah seorang warga setempat tanpa mau dipublikasikan namanya.

Sementara Kapolsek Bayan IPDA I. Wayan Wirta yang ditemui di ruang kerjanya 18/7 membenarkan kejadian tersebut.  “Korban ditemukan anaknya Rumasan bersama 3 teman lainnya  sudah dalam kondisi terbakar dan sudah sulit dikenali wajahnya, karena hampir sekujur tubuhnya terbakar”, katanya.

Wayan Wirta mengaku, petugas menerima laporan sekitar pukul 10.30 wita, dan langsung turun ke TKP. Dan sekitar pukul 18.30 wita, jenazah korban diangkat dari kali dan langsung dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Mataram untuk keperluan visum. “Pelaku sendiri belum ditemukan dan masih dilakukan penyelidikan oleh petugas”, pungkas I. Wayan Wirta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar