Minggu, 03 November 2013

Siswa SD MT Belajar Diatas Debu

Puluhan siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Maraqitta’limat (SD-MT) di Dasan Lendang Lokok Re Dusun Tanjung Biru Desa Loloan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, sejak berdiri empat bulan lalu hingga sekarang masih belajar ditempat terbuka dengan beralaskan debu. Kendati tempat belajar 30 siswa-siswi SD MT belum memadai yakni menempati sebuah bangunan beratap daun kelapa tanpa dinding serta duduk diatas bangku dengan meja terbuat dari papan kayu randu (kapuk), namun tampaknya tidak mengendurkan semangat mereka untuk terus belajar, lebih-lebih delapan tenaga pengajar setiap hari siap mendampingi mereka.
Untuk menuju sekolah yang jauh dari pusat kota desa ini, dari pertigaan jalan menuju Dusun Torean, harus melalui jalan berdebu dan bebatuan yang belum mendapat perhatian dari pemerintah yang menurut ketua RT Lokok Re, Amaq Sukranim, bahwa dusun tersebut belum pernah dikunjungi oleh pejabat Pemda KLU. “Jangankan pejabat dari Pemda, pegawai kecamatanpun jarang berkunjung ke tempat kami”, katanya.
Amaq sukranim mengaku, latar belakang didirikan SD MT ini karena mengingat jarak sekolah dasar terdekat dari Lokok Re sekitar 4 km, sehingga banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengecap bangku pendidikan. “Memang ada sebagian anak usia sekolah yang masuk ke SD yang berada di Dusun  Telaga Segoar Desa Loloan yang jaraknya sekitar 4 km, yang pada setiap musim hujan anak-anak terpaksa tidak masuk karena jalannya yang becek dan harus melawati kali.
Melihat kondisi demikian, terbetiklah niat tulus Amaq Sukranim untuk mewaqafkan tanahnya seluas 20 are ke Yayasan Maraqitta’limat sebagai tempat mendirikan SD MT. Namun sayang, hampir 4 bulan sekolah ini berjalan, ternyata pendirian SD tersebut tidak langsung disampaikan ke pimpinan yayasan pusat. “Soal tanah dan pendirian SD MT ini sudah kami sampaikan ke pihak pimpinan cabang yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan, namun tampaknya tidak ada tindak lanjutnya, sampai-sampai saya putus asa”, kata Amaq Sukranim.
Dikatakan, sebagai ketua RT, dirinya tidak mau melihat anak-anaknya tidak sekolah, sehingga ia berupaya untuk mendirikan lembaga pendidikan serta mewaqafkan tanah miliknya yang sudah ditanami mente kepada yayasan. “Saya tidak ingin melihat anak-anak saya tidak sekolah, sehingga dengan berdirinya SD-MT ini tidak ada lagi anak yang tidak bersekolah”, tegasnya.
Sementara Kepala SD MT Lokok Re, Pri Alriadi ketika ditemui media mengatakan, keberadaan sekolah ini cukup bermamfaat bagi warga setempat, terutama bagi anak-anak usia sekolah. “Selama ini mereka harus berjalan kaki sampai 3 km untuk menuju sekolah terdekat, tapi sekarang cukup dengan 100 langkah, mereka dapat menuntut ilmu”, katanya.
Keberadaan SD MT ini sudah disampaikan ke kepala UPTD Dikbudpora Kecamatan Bayan. Dan pihak UPTD sendiri langsung turun ke lokasi. Hanya saja terkait ijin oprasional pihak UPTD menyarankan agar diusulkan setelah enam bulan SD ini berjalan. “Kita belum mengusulkan perijinan, dan saat ini pihak sekolah masih mengumpulkan semua syarat untuk dikirim ke Dikbudpora”,, jelas Pri Alriadi.
Terkait dengan guru,  lanjut Pri Alriadi sudah tidak ada masalah, karena kendati tidak ada honor yang diterima tapi semangatnya untuk mendidik para siswa patut diacungkan jempol. “Yang kita pikirkan sekarang ini adalah kekurangan buka tulis bagi 30 siswa yang rata-rata siswa kurang mampu”, katanya.
Nurjati, salah seorang tokoh masyarakat Desa Loloan mengaku prihatin melihat kondisi SD MT yang beratap daun kelapa dan berlantai debu pada musim panas, dan becek pada musim hujan. Selain itu, dusun tersebut juga masih kekurangan air bersih, sehingga banyak para siswa yang kadang-kadang tidak dapat mandi sebelum berangkat sekolah. Demikian juga dengan kondisi jalan yang menuju ke SD-MT yang belum diaspal. “Semua ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah baik pusat ataupun daerah”, kata Nurjati.
Pimpinan Pusat Yayasan Maraqitta’limat, TG. Drs. H. Hazmi Hamzar, SH ketika dikonfirmasi, ternyata menyambut baik keberadaan SD MT di Lokok Re, bahkan pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan SD MT. “ Untuk tahap awal kita sudah siapkan dana sebesar Rp. 5 juta sebagai biaya pembangunannya”, jelasnya singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar