Rabu, 09 Oktober 2013

Legenda Sang Maestro Tari

Banyuwangi, Suarakomunitas.net - Tari daerah merupakan bagian dari seni tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Seperti halnya sebuah karya tari, senantiasa dibelakangnya tentu ada maestro tari. Adalah sanggar tari "Jinggo Putih", yang beralamatkan di desa Gladak Kecamatan Rogojampi Kabupaten BAnyuwangi JAwa Timur.

Sanggar ini berdiri sejak tahun 1980. Bapak Sumitro Hadi sebagai ketua sanggar jingga putih. Meski usianya sudah 62 tahun, namun beliau masih senantias eksis dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan tari daerah. JInggo putih sudah banyak melahirkan para pelatih atau guru tari baik yang berada dan berkarya di Banyuwangi atau di luar wilayah Banyuwangi. Karya-karyanya yang melegenda di Bumi Belambangan Banyuwangi seperti jejer jaran dawuk, telah memasyarakat di hati rakyat BAnyuwangi. Sanggarnyapun seringkali mendapat kunjungan dari berbagai kalangan. Dari pelajar, mahasiswa, guru-guru tari bahkan wisata domestik dan mancanegara.

Keramahan dan keterbukaannya untuk senantiasa membagi ilmu tari kepada pemerhati dan pelaku tari, membuat sosok Bapak Mitro (panggilan Sumitro Hadi.Red) senantiasa membuat orang ingin sekali datang dan berkunjung...berkunjung lagi untuk menimba ilmu. Sudah tak terhitung pula penghargaan dari tingkat lokal Banyuwangi sampai dengan mancanegara.

Dengan tergerusnya waktu, tentu pula tak membuat surut sanggar Jinggo putih untuk terus berkarya. Harapan Bapak Sumitro Hadi kedepan, seni tari di Banyuwangi lebih diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah. Karena tari dapat membentuk karakter dari generasi muda, untuk menjadi insan yang tangguh, bermartabat, dan bijaksana.

Beberapa anggota sanggar yang sekarang sudah menjadi guru tari adalah Julaidi. Julaidi sudah pula menjadi seorang guru tari ternama di Banyuwangi. "Sayu Wiwit" dipilih sebagai nama sanggar tarinya yang didirikan sejak tahun 2007. Sayu wiwit dipilih sebagai nama sanggar, karena Sayu Wiwit tokoh pahlawan Banyuwangi yang melegenda. Sayu Wiwit sendiri, hidup sekitar abad 17 masehi. Adapun keanggotaan sanggar Sayu Wiwit mulai pelajat TK sampai dengan SMA. karya Julaidi yang melegenda yakni tari "Selendang Sikep".

Julaidi sebagai salah satu penerus Bapak Sumitro Hadi juga mempunyai harapan. Dari sekian muridnya, atau murid dari teman segenerasinya, akan ada regenerasi pelaku, pencipta, bahkan dapat menjadi maestro tari. sehingga seni dan budaya Indonesia umumnya, Banyuwangi pada khususnya dapat dilestarikan sepanjang zaman. sumber: www.suarakomunitas.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar