Lombok Utara - Krisis air yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meluas sehingga menimbulkan bencana kekeringan diberbagai daerah. Setidaknya dalam 25 tahun terakhir ini terjadi pengurangan sumber mata air hingga 75 persen. Dan diperkirakan khusus di Pulau Lombok setiap tahun mengalami defisit air 1,2 miliar kubik.
Bahkan Desa sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang pada tahun sebelumnya tidak pernah mengalami kekeringan, namun sekarang ini sudah mulai merasakan dampak dari kemarau panjang.
Beberapa dusun di Desa Sukadana, seperti Sembagek, Segenter, dan Dusun Tapen, sejak seminggu lalu, warganya mulai kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti yang diungkapkan salah seorang stap kantor Desa sukadana, Mawa Mubiris yang ditemui 4/10 di ruang kerjanya.
Menurutnya, persoalan air di tiga dusun tersebut sebenarnya tidak kekurangan, namun karena belum adanya pengaturan yang tepat dan bak penampungan serta digunakannya untuk mengairi lahan pertanian di Desa Senaru, akhirnya masyarakatlah yang merasakan dampaknya.
Terkait persoalan tersebut Kepala desa sukadana, Sojati mengaku, sudah menyampaikan semua kekurangan itu kepada Dinas PU KLU, bahkan sudah sisurvey oleh dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Kami pernah mengusulkan perpipaan dan pembuatan bak penampungan dari sumber mata air Sempakok Desa Sukadana. Dan beberapa waktu lalu pernah dilakukan survey dan diukur, tapi sampai sekarang ini belum teralisasi bangunannya, sehingga warga di tiga dusun tersebut mengalami krisis air bersih”, jelasnya. (Raden Dedi)
Bahkan Desa sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang pada tahun sebelumnya tidak pernah mengalami kekeringan, namun sekarang ini sudah mulai merasakan dampak dari kemarau panjang.
Beberapa dusun di Desa Sukadana, seperti Sembagek, Segenter, dan Dusun Tapen, sejak seminggu lalu, warganya mulai kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti yang diungkapkan salah seorang stap kantor Desa sukadana, Mawa Mubiris yang ditemui 4/10 di ruang kerjanya.
Menurutnya, persoalan air di tiga dusun tersebut sebenarnya tidak kekurangan, namun karena belum adanya pengaturan yang tepat dan bak penampungan serta digunakannya untuk mengairi lahan pertanian di Desa Senaru, akhirnya masyarakatlah yang merasakan dampaknya.
Terkait persoalan tersebut Kepala desa sukadana, Sojati mengaku, sudah menyampaikan semua kekurangan itu kepada Dinas PU KLU, bahkan sudah sisurvey oleh dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Kami pernah mengusulkan perpipaan dan pembuatan bak penampungan dari sumber mata air Sempakok Desa Sukadana. Dan beberapa waktu lalu pernah dilakukan survey dan diukur, tapi sampai sekarang ini belum teralisasi bangunannya, sehingga warga di tiga dusun tersebut mengalami krisis air bersih”, jelasnya. (Raden Dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar