Rabu, 01 Desember 2010

Gerakan Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor di KLU

Tanjung (Suara NTB) - Gerakan penanggulangan bencana banjir dan longsor oleh Koslata dilaksanakan di 10 desa se-Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang melibatkan banyak pihak. Kegiatan itu, Selasa (30/11) kemarin dipusatkan di Dasan Bangket, Desa Bentek, Kecamatan Gangga yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup) KLU H.Najmul Ahyar, SH., MH.

Kegiatan itu juga diikuti sejumlah camat, pimpinan SKPD bersama karyawan, kades, siswa dan anggota masyarakat. Mereka melakukan penanaman pohon sebagai gerakan penanggulangan bahaya banjir dan longsor. Kegiatan ini dilakukan berangkat dari keprihainan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya yang rawan banjir dan longsor.

Wabup KLU H. Najmul Ahyar, SH., MH., berharap kepada masyarakat dengan kegiatan ini sebagai upaya mewariskan pelestarian lingkungan kepada anak cucu kita. Untuk itu, semua pihak hendaknya mendukung kegiatan ini dan ia juga menyampaikan terima kasih kepada Koslata yang melakukan kegiatan ini.

Direktur Koslata Ahmad Junaidi menerangkan target dari kegiatan ini bagaimana mitigasi atau pencegahan terhadap bencana bisa dilakukan masyarakat. Koslata sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penanggulangan bencana di 10 desa se-KLU. Ia berharap apa yang dilakukan ini bisa ditindaklanjuti, apalagi di Lombok Utara sudah terbentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Program Manager Koslata Sulistiyono menyatakan gerakan warga KLU ini dilakukan melalui pembuatan rabat jalan sepanjang 100 meter, lebar 2,5 meter di Desa Senaru, penalutan sumber mata air di Kokok Reban, Desa Mumbul Sari, Kecamatan Bayan dan penanaman bibit pohon secara serentak di 8 desa se-KLU, dengan jumlah bibit tiap desa sebanyak 2.000 bibit tanaman.

Koslata juga melakukan analisa resiko bencana desa secara partisipatif selama empat bulan, sehingga berhasil dirumuskan ancaman, karakteristik ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas di masing-masing desa sekaligus menyusun peta rawan bencana. Berdasarkan kondisi kerentanan, warga menyusun rencana aksi penanggulangan bencana, meliputi pembentukan tim siaga bencana desa, serta kegiatan pengurangan risiko bencana.

‘’Warga sudah dilatih bagaimana melakukan upaya pertolongan terhadap korban bencana,’’ terang Sulistiyono. Salah satu pengurangan resiko yang ada di seluruh desa tersebut dengan penanaman pohon di lokasi lahan kritis di 8 desa yakni Pemenang Barat, Pemenang Timur, Tegal Maja, Jenggala, Bentek, Rempek, Gumantar dan Desa Salut. (051)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar