Rabu, 26 Oktober 2011

Dua Desa di KLU Rawan Bencana Longsor

Lombok Utara - Desa Pemenang Barat (Pabar) dan Desa Bentek di Kabupaten Lombok Utara (KLU) merupakan dua desa yang tergolong rawan longsor. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana itu, masyarakat setempat perlu melakukan kesiapan dalam penanggulanagn bencana tanah longsor.

Rudjito MW dari Koslata menerangkan di Lombok Utara pada umumnya ancaman terberat banjir bandang, sedangkan di Pabar dan Desa Bentek, Kecamatan Gangga rawan dengan tanah longsor. Untuk itu, katanya, di Kerujuk, Desa Pabar, Kecamatan Pemenang akan digelar simulasi penanggulangan bencana tanah longsor.

‘’Simulasi penanggulangan tanah longsor dilakukan 29 Oktober di Kerujuk. Dalam simulasi juga melibatkan masyarakat dan sejumlah SKPD,’’ kata Rudjito di sela-sela pertemuan persiapan simulasi di Kantor Bupati KLU di Tanjung, Selasa (25/10) kemarin.

Simulasi dimaksudkan untuk melihat kesiapan masyarakat dan pemerintah terhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi di daerah ini. Dengan simulasi juga untuk melihat respons dan kepekaan SKPD kalau terjadi bencana. Perlu juga diantisipasi bukan hanya bencana longsor, namun kemungkinan bencana lain.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati (Wabup) KLU H. Najmul Akhyar, SH., MH., menyatakan kalau bisa yang disumulasi bukan hanya penanggulangan bencana tanah longsor, bencana yang lain pun perlu diadakan simulasi, seperti banjir dan gempa. Wabup berharap dalam pertemuan ini SKPD memberikan dukungan dalam simulasi mendatang. Apalagi, semua SKPD yang ada di Lombok Utara akan dilibatkan dalam simulasi penanggulangan bencana tana longsor di Kerujuk.

Ada belasan SKPD yang akan dilibatkan dalam simulasi nanti. Sejak dua tahun lalu Koslata melakukan program pengurangan risiko bencana di 10 desa di Lombok Utara. Antara lain Desa Pabar, Pemenang Timur (Patim), Tegal Maja, Jenggala, Bentek, Rempek, Gumntar, Mumbul Sari, Salut dan Desa Senaru. Kegiatannya meliputi mengadakan sosialisasi penanggulangan bencana, membentuk tim siaga bencana (TSBD), menyusun dokumen kapasitas kerentanan bencana yang melibatkan masyarakat, sosialisasi di pemerintah dan simulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar