Kamis, 28 Juli 2011

Operasi Penertiban Kawasan Tiga Gili Minta Dievaluasi Kembali

MATARAM - Operasi penertiban yang dilakukan aparat gabungan (TNI, Polri, Pol-PP) dengan maksud memberantas Narkoba, Premanisme, Miras dan Pertanahan (asset) di kawasan wisata Gili Trawangan, Selasa (26/7/11) kemarin menuai kritik sejumlah elemen masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Kemarin, Rabu (27/7/11) secara mendadak, Wakil Bupati KLU, H. Najmul Ahyar menemui Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi, MA guna membicarakan persoalan tersebut. Bahkan, kedatangannya itu ditemani Kepala Desa Gili Indah, H. Muhammad Taufik.

Seusai pertemuan kepada wartawan di ruang tamu gubernur, ia mengatakan pihaknya mendukung langkah-langkah yang diambil aparat keamanan dalam menjaga sistuasi daerah. Namun, hendaknya cara-cara yang dilakukan atau digunakan tidak sampai mengganggu kenyamanan para wisatawan karena mereka (wisatawan-red) berasumsi seakan-akan dikawasan tiga gili akan terjadi perang ini terlihat dari banyaknya pasukan yang diterjunkan ke lokasi serta perlengkapan persenjataan yang dibawa saat operasi penertiban.

“Kita sepakat dan sepenuhnya mendukung dengan langkah yang dilakukan aparat keamanan tetapi caranya yang mungkin perlu di koreksi dan dievaluasi kembali. Karenanya hari ini kita menghadap pak Gubernur,”ujarnya.

Ia khawatir dengan kejadian itu para wisatawan baik itu wisatawan domestik dan mancanegara akan eksodus meninggalkan kawasan tiga gili (Trawangan, Meno, dan Air). Kendati pihaknya belum menerima informasi adanya eksodus parawisatawan pasca operasi penertiban kemarin.

Najmul mengungkapkan, bahwa 70 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) KLU di sumbangkan dari sektor pariwisata. Baik itu, dari kawasan tiga Gili, Gunung Rinjani, dan kawasan Senaru.

“Pak gubernur akan segera melakukan koordinasi kembali dengan aparat keamanan,”katanya.

Selain itu, ia menyarankan agar sebelum itu ditempuh semestinya terlebih dahulu dilakukan pendekatan kekeluargaan tidak bisa dengan hukum murni semacam itu karena di khawatirkan jika tetap menggunakan cara-cara seperti itu tidak akan menemui titik temu.

“Gili itu bukan saja ikon KLU tetapi sudah menjadi ikon Indonesia,”tandasnya.

Sementara itu Kades Gili Indah, M. Taufik mengaku terkejut dengan operasi besar-besaran itu karena operasi itu tidak diberitahukan sebelumnya. Terlebih lagi saat ini kawasan tiga gili dipenuhi wisatawan.

“Kita yakin aparat keamanan telah memberikan langkah yang terbaik,”tandasnya.

Kendati demikian pihaknya mendukung langkah yang di ambil aparat kemanan tersebut. Namun, secara teknik dilapangan dengan membawa peralatan dan senjata dianggap telah mengganggu kenyaman wisatawan.(imn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar