LOMBOK UTARA - Tim dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Propinsi Nusa Tenggara (NTB) terjun langsung untuk monitoring dan survei (MONSU) pelaksanaan proses pembelajaran keaksaraan fungsional di Desa Bentek (Minggu, 23/10/2011).
Delegasi Tim, Yuniati, mengatakan, monitoring dan survei dilakukan untuk melihat secara langsung praktek pelaksanaan pengajaran KF di lapangan. Adapun kelompok wajib belajar KF yang dikunjungi berjumlah 14 kelompok terdiri dari 8 kelompok di Dusun Baru Murmas, 1 kelompok di Dusun Luk Pasiran, 3 kelompok di Dusun Todo dan 2 kelompok di Dusun Lenek.
Dalam kesempatan itu, Yuniati mempertanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Tutor saat mengajar para wajib belajar. Mendengar pertanyaan itu para tutor di tiap-tiap kelompok mengeluhkan WB banyak yang pelupa, kurang konsentrasi saat belajar, sulit mengerti. Namun demikian, hingga kini keberhasilan yang telah dicapai dalam pembelajaran cukup membanggakan karena rata-rata telah mencapai 80%, baik membaca, menulis dan menghitung (Calistung).
Hanya sebagian kecil saja yang masih terasa kurang atau belum berhasil diajari. Lokasi-lokasi yang telah mencapai 80% berhasil ialah Todo, Lenek, Luk Pasiran. Sementara lokasi yang belum mencapai 80% keberhasilan adalah kelompok WB yang ada di Dusun Baru Murmas.
“Para WB di Baru Murmas mash sangat kurang dalam membaca, menulis, dan menghitung. Kebanyakan mereka tak focus menerima materi pelajaran, sehingga hal ini menjadi indicator rendahnya pemahaman mereka terhadap materi pelajaran,” jelas Nyoman dan Sutiawati Tutor KF di Baru Murmas pada MataramNews.
Sedangkan di level WB kesulitan yang dihadapi seperti mata kabur, lidah kejang, tak focus pada materi maupun masih dihinggapi rasa malu yang berlebihan. “Kami masih merasa malu, banyak melamun, kadang lidah kami kejang waktu mengeja apa yang diajarkan tutor kami,” ungkap seorang WB yang enggan disebut namanya.
Sebelum meninggalkan lokasi survei di masing-masing dusun di Bentek Yuniati berpesan supaya para tutor dan WB saling bermitra dalam belajar. Jangan sampai membuat jarak. Sebab kenyamanan belajar akan tercipta jika suasana psikologis WB dan tutor tanpa bersekat. Ia juga menyampaikan kesannya yang positif terhadap para WB dan Tutor yang telah dikunjunginya di Bentek. “WB di Bentek ramah-ramah dibandingkan WB tempat lain di KLU. Ini perlu dibiasakan agar jalinan silaturahmi diantara kita tetap terpelihara,” ucapnya mengakhiri perbincangan.(Sarjono/mataramnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar