Minggu, 31 Juli 2011

Angkutan Pedesaan Tingkatkan Ekonomi Pedesaan

Lombok Barat - Satu unit mobil perintis angkutan pedesaan, Jumat (29/7) lalu diserahkan Bupati Lombok Barat H. Zaini Arony di Ponpes Nurul Hikmah, Langko, Kecamatan Lingsar. Penyerahan mobil perintis ini dirangkaikan dengan peresmian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Hikmah Langko.

Bjupati Lombok Barat, H. Zaini Arony menyatakan, dengan diserahkannya mobil angkutan perintis pedesaan ini diharapkan masyarakat yang belum terjangkau angkutan umum atau regular selama ini bisa dimanfaatkan untuk memperlancar arus transportasi mereka guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Penyerahan mobil perintis angkutan pedesaan bekerjasama dengan Koperasi Ponpes Nurul Hikmah Langko ini menurut Bupati sangatlah tepat, mengingat Desa Langko termasuk kawasan ekonomi yang mana menutu laporan Pimpinan Ponpes Nurul Hikmah Langko, TGH. Azhar Rasyidi, Langko merupakan kawasan hutan penghasil buah-buahan yang tidak sedikit. “Penyerahan mpter hasil hutan di luarkayu cukup banyak seperti buah-buahan. Untuk kitulah kita taruh disni mobil perintis ini baru dua, sebelumnya juga kita berika bagi masyarakat Sekotong,” tandas Bupati.

Menyinggung tentang PAUD Bupati menyatakan, APBD Lobar tidak saja mengarahkan bantuan pembiayaan untuk pendidikan SD hingga SLTA/SMK, namun pembangunan PAUD di Lobar juga mendapatkan suntikan dana dari Pemda. Di Lombok Barat hampir di semua desa sudah dibangun PAUD. Diharapkan dengan pembangunan
PAUID ini akan menjadi cikal-bakal dan dasar pendidikan yang utama bagi generasi yang akan datang.
Hal yang menggembirakan, kata Bupati dalam waktu yang tidak terlalu lama pembangunan jalan Awang Madia-Langko ini akan segera dibangun. Hal ini dilakukan untuk lebih mempermudah dan memperlancar masyarakat dalam beraktivitas. “Belum lama ini kita meresmikan jalan Keru-Sesaot sepanjang 20 km.

Kita ingion terus membangun jalan, namun kita harus lakukan secara bertahap mengingat anggaran pembangunan jalan sangatlah terbatas. Kita harapkan dengan adanya pembangunan PAUD pembangunan sarana transportasi maupun pembangunan jalan Lombok Bafrat akan semakin maju dan bangkit,” jelas Bupati. (her)

1 komentar:

  1. MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.

    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi. Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
    SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

    Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

    Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

    "BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR GOROWO",

    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072, atau bisa juga komentar langsung di http://frigiddanlemahsahwat.blogspot.com/2011/07/pertanian-pembangunan-pertanian.html

    BalasHapus