Senin, 20 Juni 2011

Anugrah Kalpataru Untuk TGH. Shafwan Hakim Kediri

Lombok Barat - Lebih baik merubuhkan bangunan kelas atau yang lainnya dari pada menebang pohon yang sudah tumbuh. Komitmen inilah yang mengantarkan TGH Shafwan Hakim. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hakim Kediri Lombok Barat, NTB.

Pada tanggal 7 juni 2011, TGH Safwan, melenggang ke Istana Negara Untuk menerima penghargaan jasa lingkungan hidup. “KALPATARU”, diserahkan lansung oleh Presiden Republik Indonesia. Susilo Bambang Yudoyono.

Menanam pohon merupakan sebuah ibadah dan pahala, menanam pohon sama dengan pahala orang yang membangun sebuah masjid sebab mamfaat yang dinikmati diantaranya selama pohon itu berdiri akan jadi tempat berteduh dari panas, akan menimbulkan mata air dan menampung air hujan sehingga bermamfaat bagi kelangsungan hidup semua mahluk disekitarnya.

Mendapatkan penghargaan menurutnya bukanlah tujuan akan tetapi kesadaran mayarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah merupakan tanggung jawab kita bersama dan ini adalah merupakan salah satu bentuk amal ibadah.

Awal mula TGH. Shafwan, merintis menanam pohon ini dimulai sejak tahun 1985, sehingga saat ini umur pohon yang berada dilingkungan Pondok Pesantren Nurul Hakim sudah berkisar 18 tahun.

Beberapa hal yang menjadi Latar belakang sehingga terdorong untuk menanam pohon, diantaranya karena menanam pohon adalah nerupakan amal jariah. Dalam sebuah hadis diterangkan ada 7 hal yang terus menerus mengalir pahalanya walaupun orang tersebut sudah meninggal 1-Ilmu yang diajarkan seperti ilmu syari’ah atau ilmu lain yang mendekatkan kita pada Allah. 2-Mebuat Saluran air dari pipa atau bambu. 3-Menggali sumur 4-menanam pohon kurma atau yang lainnya 5-membangun masjid 6-mewariskan kitab yang memiliki nilai ajaran agama dan yang ke 7-meninggalkan anak yang soleh.

Efektifnya program ini mulai dilakukan tahun 2005, dengan melakukan pembibitan sekitar 10.000 pohon yang dilakukan dengan perhitungan jadwal pembibitan yang dilakukan saat musim kemarau dengan harapan setelah musim hujan bibit yang ditanam tersebut langsung hidup.

Bibit tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat dengan komitmen masyarakat sendiri yang datang mengambil bibit pohon tersebut sebagai bentuk kesungguhan mereka untuk menanam dan merawat pohon yang telah ditanam.

Ditengah-tengah kawasan pondok pesantren Nurul Hakim sendiri saat ini telah tumbuh dengan lebat sekitar seribu pohon sehingga sebelumnya mata air akan muncul sampai 20 meter jika menggali sumur, maka sekarang hanya kedalaman 7 meter mata air sudah mulai mengalir dengan deras.

Dimulai dari 10 ribu pohon kemudian berkembang menjadi 100 ribu, karena didukung oleh kerja sama dengan pihak pemerintah dan beberapa pihak NJO yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan.

Penanaman pohon mulai dirinntis dilingkungan pesantren diatas tanah seluas 1 hektar, kemudian dikembangkan diatas tanah yang diwakafkan oleh Farid Husaen untuk pesantren Nurul Hakim seluas 20 hektar didaerah Lombok Utara yang kemudian dimamfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat sekitar dan saat ini masayarakat sudah tidak kesulitan mencari air sebab sebelumnya mata air sedikit susah ditemukan akibat adanya ilegal loging.

Dengan katagori penilaian yang cukup memuaskan TGH Shafwan Hakim, Pimpinan Pondok Pesantren “Nurul Hakim“ Kediri Lombok Barat, telah meraih penghargaan Anugrah Kalpataru dibidang Penghijauan dan lingkungan hidup dari pemerintah Republik Indonesia.

Penghargaan diterima dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara Jakarta pada tanggal 7 juni 2011.

Satu hal yang cukup menarik dan merupakan hal yang patut di contoh oleh masyarakat NTB, disamping kepedulian beliau terhadap lingkungan hidup dengan menanam pohon, beliau juga menunjukkan kecintaannya terhadap Daerah Nusa Tenggara Barat dengan mengembang biakkan binatang Rusa yaitu symbol daerah yang sampai saat ini sudah hampir punah.

Dipondok pesantren Nurul Hakim TGU. Shafwan Hakim, terdapat tempat penangkaran rusa seluas 40 are, sebagai tempat mengembang biakkan rusa tersebut. menurut TGH Shafwan, rusa yang sudah dikembang biakkan ini semula hanya dua ekor yang diperoleh dari Mantan Gubernur NTB Drs H. Harun Al. Rasyid MSi, yang kemudian saat ini sudah berkembang menjadi 29 ekor.

Menurut rencana, beliau akan menyiapkan tempat penangkaran yang lebih luas sehingga diharapkan rusa-rusa yang menjadi lambing kebanggan NTB ini selanjutnya akan berkembang biak menjadi lebih banyak. (Ach.S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar