Lombok Utara – Pengerajin kain tenun dikecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara masih terkendala dengan akses pasar. Ujungnya produk yang dijual harus dipasarkan disetiap even atau momen tertentu tanpa manajemen yang baik sehingga belum mampu memberikan nilai ekonimi yang tinggi bagi pegerajin itu sendiri.
Dinde Suria Sari, Ketua Kelompok Tenun Tradisional Jajak Nganter Kecamatan Bayan, KLU saat di temui Suara Komunitas, belum lama ini menuturkan, dikecamatan Bayan khususnya pengerajin tenun dapat dikatakan sudah menjamur. Satu kelompok biasanya mencapai 20 orang. Untuk pemasaranya biasanya pada acara tertentu seperti pameran atau pun acara adat lainnya. “ Pada acara maulid adat dan lemabaran adat kita jualan dipinggir jalan, “ tuturnya.
Harganya juga relatif murah dan berfariasi tergantung ukuran dan jenisnya, untuk sarung ukuran panjang dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu sedangkan untuk jenis selendang Rp 35 ribu hingga Rp 75 rbu.
Sedangkan hasil produksi jenisnya seperti londong abang, Rejasa, Lipaq, kereng poleng dan selendang. Alhamdulilah beberapa waktu lalu kita mendapat binaan dai Dinas Perindagkop dan UKM KLU. Tetapi sebagian besar pengerajin masih banyak yang belum terakomodir dan masih membutuhkan perhatian dari pemerintah, “ katanya. (adam)
Dinde Suria Sari, Ketua Kelompok Tenun Tradisional Jajak Nganter Kecamatan Bayan, KLU saat di temui Suara Komunitas, belum lama ini menuturkan, dikecamatan Bayan khususnya pengerajin tenun dapat dikatakan sudah menjamur. Satu kelompok biasanya mencapai 20 orang. Untuk pemasaranya biasanya pada acara tertentu seperti pameran atau pun acara adat lainnya. “ Pada acara maulid adat dan lemabaran adat kita jualan dipinggir jalan, “ tuturnya.
Harganya juga relatif murah dan berfariasi tergantung ukuran dan jenisnya, untuk sarung ukuran panjang dari Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu sedangkan untuk jenis selendang Rp 35 ribu hingga Rp 75 rbu.
Sedangkan hasil produksi jenisnya seperti londong abang, Rejasa, Lipaq, kereng poleng dan selendang. Alhamdulilah beberapa waktu lalu kita mendapat binaan dai Dinas Perindagkop dan UKM KLU. Tetapi sebagian besar pengerajin masih banyak yang belum terakomodir dan masih membutuhkan perhatian dari pemerintah, “ katanya. (adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar