Cerita kampung tidak
harus selalu merujuk pada cerita-cerita masa lalu, kearifan lokal, dan
tradisi. Tetapi juga yang berlangsung sampai saat ini. Cerita kampung
juga bisa menceritakan kampungnya kepada orang kampungnya itu sendiri.
“Ini seperti jebakan kalau kita menceritakan tentang kampung dalam
bahasa kita. Kesannya seperti berbau wisata karena diungkapkan oleh
orang lain. Bisakah cerita kampung dikisahkan oleh orang (pelakunya) itu
sendiri? Demikian disampaikan Roem Topatimasang, dalam diskusi
apresiasi karya peserta Festival Cerita Kampung yang diputar di Festival
tersebut.
Dalam sesi apresiasi karya, empat cerita diputar antara lain; Tradisi Metik, Kampung
Batik Tancep : Generasi Penerus Pembatik Kuno, dan cerita Membasmi
Pencuri Ternak. Para peserta aktif juga diminta tanggapannya tentang
tentang karya yang diputar tersebut. Menurut Buono, pembuat cerita
Tradisi Metik, dulu tradisi ini telah diceritakan turun temurun dari
orang tua ke anaknya. Mengapa kami tidak mencari penutur atau pengisah
cerita metik? Karena memang sudah tidak ada lagi cerita itu,”ujar Buono
dari Mandiri FM, Pekalongan Jawa Tengah.
Menurut Roem, tidak
salah ketika kita menciptakan cerita tentang kampung. “Yang jadi masalah
cerita-cerita itu katanya sudah tidak ada lagi. Ada baiknya cerita
kampung itu dikembalikan ke kampung atau dikembalikan ke masyarakat dan
orang-orang kampung cerita tentang masalah kesehariannya,” lanjutnya. Ia
mencontohkan negara Amerika Latin merupakan salah satu dari negara di
dunia yang masih menjaga kearifan lokanya. Dalam kehidupan sehari-hari
mereka menggunakan bahasanya sendiri yaitu bahasa Spanyol. Dalam sistem
pendidikannya diajarkan dwi bahasa yaitu Spanyol dan Inggris.
Bahasa adalah tanda
diri. Kalau bahasa sudah hilang tentu semua bisa ikut hilang termasuk
budaya dan tradisi yang ada di dalamnya. “Di kita bahasa lokal sudah
mulai hilang. Bahasa Jawa diuntungkan karena penduduknya banyak, jadi
masih ada bahasa Jawa. Di Papua, orang disana menggunakan bahasa
Indonesia,” tutur Roem. Media lokal punya peran memuat cerita maupun
berita lokal yang terjadi sehari-hari. Cerita rakyat atau kampung akan
lebih menarik jika diceritakan dalam bahasa daerahnya masing-masing.
Jika tidak, bahasa lokal akan punah jika tidak dipakai. (www.combine.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar