MATARAM - Kongres Sunda Kecil dan Maluku (Sukma) yang dilaksanakan sejak tanggal 20-24 Mei mendatang, diharapkan dapat menghasilkan rumusan yang konstruktif sebagai pemecahan masalah yang dihadapi provisni kepulauan.
Harapan tersebut dikemukakan Gubernur NTB, DR. TGH. Zainul Majdi, MA dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda NTB H. Muhammad Nur, SH, MH, pada pembukaan Kongres ke II Sukma, di aula asrama haji Mataram, 20/5.
Berbagai masalah yang dihadapi provinsi kepulauan, menurut gubernur NTB, diperlukan keterpaduan kebijakan, baik dalam prespektif kebijakan umum, teknis maupun oprasional yang kemudian disinergikan dalam pelaksanaannya. “Dengan demikian, keberadaan provinsi kepulauan seperti Bali, NTB, NTT dan Maluku menjadi sesuatu yang sangat besar dan memberi mamfaat bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kepulauan”, katanya.
NTB, secara geofisik, kata Gubernur NTB, memiliki potensi sumber daya pesisir dan laut yang cukup tinggi, yang kemudian diolah dan menghasilkan sesuatu yang bermamfaat bagi pengembangan sumber daya daerah dan bangsa.
Karenanya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pengembangan kawasan agropolitan yang dimasukkan sebagai pusat industri perikanan dan rumput laut serta komoditas lainnya.
Pada akhir sambutannya, Gubernur kembali berharap agar kongres Sukma dapat memberikan kontribusi yang besar serta menghasilkan konsep dan metodologi yang tepat untuk secara bersama-sama menuju sebuah perubahan yang besar yakni pendekatan pemerintah pusat dalam membangun daerah kepualaun.
Pembukaan kongres Sukma yang berlangsung cukup semarak tersebut dihadiri ratusan peserta yang berasal dari provinsi Bali, NTB, NTT, Maluku dan maluku Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar