Rabu, 28 September 2011

Ritual Gawe Adat Lokok Sumbur, Wujud Syukur atas Kesejahteraan dan Kesehatan


Adam – Gita Swara

Ratusan warga yang terbagi di sejumlah dusun, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Kabupaten  Lombok Utara, memiliki tradisi adat atau ritual adat tahunan untuk penebusan atau pembayaran nazar atas berbagai keberhasilan hidup dan peningkatan ekonomi termasuk nazar atas kesembuhan penyakit yang diderita, Ritual adat itu dinamakan Gawe Adat Lokoq Sumbur. Lantas seperti apakah prosesinya?.

Acara itu merupakan agenda tahunan di desa tersebut yang di namakan Gawe Adat Lokoq Sumbur yang dipimpin seorang Toaq Lokaq (Pemangku adat-red) dengan cara menyembelih hewan ternak sebagai pembayar nazar yang puncaknya kemudian akan dilakukan proses pemandian si pembayar nazar secara bersama – sama disebuah mata air yang disakralkan warga yang terletak dihutan Kelongkong Desa Sambik Bangkol, yang disebut Lokoq  Sumbur. Ritul ini juga melibatkan beberapa pemangku dan tokoh adat lainnya seperti, pemagku utama (juru kunci), pemangku pendamping, penghulu dan tokoh adat/agama lainnya.

Penghulu Dusun Klongkong Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga, Amaq Saparni, Kepada Suara Komunitas, disela – sela acara, Senin (26/9) kemarin mengatakan, Gawe adat Lokoq Sumbur adalah sebuah pesta tradisional yang merupakan tradisi para leluhur untuk memenuhi nazar dan janji kepada Tuhan YME, atas berbagai keberhasilan hidup terutama kesembuhan atas penyakit, “katanya.

Proses dan pelaksanaan ritual adat ini kata , dilaksanakan tiap tahun dan hanya dilakukan pada hari Senin pada awal bulan Agustus atau akhir bulan  Oktober serta  diawali dengan proses pendaftaran peserta dari seluruh dusun desa setempat bahkan hingga luar kecamatan Gangga yang akan membayar nazar dan kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan bahan – bahan sandang pangan dari tiap peserta termasuk hewan ternak jenis kambing dan ayam sebagai sarana pembayaran nazar. “Acara ini harus dilaksanakan tiap tahun jika tidak maka masyarakat percaya akan ditimpa kesusahan dan penyakit,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah semua persiapan dan hewan ternak pembayar nazar dari peserta terkumpul, maka warga melakukan pembersihan areal mata air (Lokoq Sumbur) yang tidak pernah kering meski musim kemarau dimana tempat pemandian peserta dengan air suci dan sebagai  tempat pelaksanaan puncak gawe arau ritual dilakukan.

Ritual gawe adat lokok sumbur sendiri dimulai dengan pengumpulan hewan ternak para peserta yang tahun ini berjumlah 23 ekor kambing dan ratusan ayam yang kemudian disembelih untuk dikonsumsi secara dengan sitilah Begibung (makan bersama-red) seluruh masyarakat. “Per orang (yanag bernazar) harus mengeluarkan satu ekor kambing dan 2 ekor ayam ditambah buah-buhan atau hasil bumi lainnya.

Setelah proses pembacan doa, pertengahan hari kemudian para peserta bersama ratusan warga yang ingin mendapat air suci dipimpin pemangku adat berjalan sekitar 2 kilo meter menuju lokasi Lokoq Sumbur untuk melakukan pemandian para peserta dengan air suci dari  Lokok Sumbur sambil membawa sesaji berbentuk makanan kering untuk didoakan dan dibagi keseluruh pengunjung yang dirangkai dengan pelaksanaan Ngurisang (potong/cukur rambut-red) bayi  bagi yang berhajat dan acara zikir dan doa bersama seluruh warga.

Beberapa jam setelah proses pemandian peserta dengan air Lokoq Sumbur dan pengambilan air suci oleh warga selesai, warga kembali menuju lokasi pusat acara yakni dusun Kelongkong (rumah pemangku adatred), untuk melakukan acara puncak yakni, acara Begibung atau  makan bersama berbagi makanan dan daging hewan ternak pembayar nazar para peserta.

Tak hanya dari Desa Sambik Bangkol saja yang tahun ini mengikuti ritual Gawe adat Lokoq Sumbur, tetaai dari desa Rempek hingga kecamatan Bayan juga hadir mengikiti ritual ini. Informasi dari tokoh adat setempat, tahun-tahun sebelumnya, peserta yang ikut membayar nazar di Lokoq Sumbur mecapai 70 hingga ratusan orang.   (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar