Selasa, 27 September 2011

Kunjungan Bank Dunia ke Primadona Diisi Dialog

Lombok Utara - Kunjungan Bank Dunia dari Uni Eropa Andreas yang didampingi konsultan Victor Botini ke studio Primadona FM 26/9 kemarin, dimamfaatkan  untuk berdialog dengan warga khususnya PNPM yang disiarkan langsung Primadona FM.

Andreas menanyakan apa yang diketahui dan mamfaat dari PNPM ?  Menjawab pertanyaan tersebut Kepala Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Kertamalip menjelaskan, sebagai pemerintah desa bersyukur dengan adanya PNPM ini, karena banyak program yang tidak terdanai pemerintah daerah, melalui  PNPM apa yang menjadi keluhan masyarakat bisa terjawab.

“Satu contoh pada tahun lalu, masyarakat sangat membutuhkan pembangunan saluran irigasi dan diusulkan melalui Musrenbang dimana pada tahun 2010 belum menjadi satu paket dengan PNPM. Demikian juga dengan rabat jalan, saluran drainase, yang beberapa tahun kemarin tidak bisa direalisasikan oleh pemerintah. Namun dengan PNPM sekarang ini, hampir semua usulan dari masyarakat bisa dibantu dan terlaksana”, jelas Kertamalip.

Sementara Victor Botini menanyakan apakah cirikhas pembangunan yang dilakukan PNPM itu berbeda, seperti dulu banyak yang dikenal dengan proyek-proyek seperti ADD dan lainnya?

 Dalam hal ini Kertamalip kembali menjelaskan, kalau dalam anggaran-anggaran lainnya dananya kecil dan terbatas, serta pelaku kegiatannya tidak begitu maksimal. Namun untuk PNPM adalah mengutamakan mempekerjakan masyarakat setempat sehingga warga bisa terbantu, baik dari sisi lapangan kerja maupun keuntungan yang diperoleh.

Kalau yang saya tangkap, lanjut Andreas bertanya, bahwa PNPM ada dana tambahan dan tingkat partisipasi masyarakat.

Ari dari pengurus Primadona FM dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, KLU sebagai daerah otonomi baru merupakan kabupaten yang penduduk miskinnya terbanyak di provinsi Nusa Tenggaran Barat yaitu mencapai 43,17 persen dari total penduduk yang ada.

“Kalau dulu (sebelum mekar dari Lombok Barat-red) bila membuat proposal pengajuan pendanaan pembangunan rabat jalan, belum tentu bisa terdanai lima tahun yang akan datang. Ini sangat berbeda dengan PNPM, dimana bila usulan itu menjadi kebutuhan bagi masyarakat, maka dapat dipastikan akan terdanai. Jadi proses yang dilakukan PNPM itu lebih cepat dan juga mampu membantu pemerintah menanggulangi kemiskinan melalu dana Simpan Pinjam untuk Perempuan”, katanya.

Selain itu lanjut Ari, PNPM  juga mampu menakan angka anak droup aout melalui program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC). Karena anak yang putus sekolah banyak beralasan ketiadaan pakaian seragam ataupun biaya transfortasi. “Tapi dengan adanya PNPM GSC, mereka semua terbantu”, jelasnya.

Untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat, Ari member contoh yaitu bangunan ruang belajar di MTs. Maraqitta’limat, dimana PNPM GSC memberikan bantuan sebesar Rp. 28 juta. “Dengan dana 28 juta satu ruang belajar bisa selesai dibangun permanen. Dan kondisi ini jauh berbeda dengan bangunan yang dilakukan pemerintah yang menganggarkan satu bangunan kelas belajar bisa mencapai Rp. 90 juta. Ini artinya pendanaan PNPM itu mampu membangkitkan tingkat partisipasi masyarakat”, tegasnya. (LIP/ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar