Lombok Utara - Dusun Sambik Rindang adalah salah satu dusun yang berada diwilayah Desa Salut Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Dusun yang dihuni oleh 122 kepala Keluarga (KK) ini sebagian besar berpopesi sebagai buruh tani dan kebun. Dari 122 KK, 19 KK-nya adalah kaum jumpo. Memasuki kawasan dusun yang bertetangga dengan Desa Selengan ini, kita akan melihat ratusan hektar lahan milik warga yang kering kerontang. Debu dan infrastruktur jalan yang rusak menambah derita masyarakat dusun yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah yang tandus itu.
Air bersih adalah barang langka dan sangat mahal bagi masyarakat dusun setempat, bahkan bagi seluruh masyarakat Desa Salut secara umum. Mandi, mencuci pakaian hampir enggan dilakukan masyarakat karena sulitnya air bersih.
Mata air Mursemalang yang jaraknya sekitar 15 kilo meter menjadi harapan utama masyarakat dusun setempat dengan program pipanisasi, namun pemandangan sedih kembali kita lihat, disebalah kiri dan kanan jalan yang bebatuan dan sedikit terjal, terbentang pipa dengan berbagai ukuran tak mampu dimanfaatkan dengan baik. Minimnya anggaran dan kurangnya perhatian pemerintah juga dirasakan masyarakat setempat.
“Sepertinya kita belum merasakan warga Negara Indonesia yang merdeka, jangankan makan enak munum air bersih aja setengah mati, bahkan kita harus beli, “tutur Kepala Dusun Sambik Rindang Desa Salut Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Lalu Jayadi, pada Suara Komunitas Rabu (17/8) kemarin dengan nada sedih.
“Kita enggan mandi bukan karena kita tidak paham dengan kebersihan tetapi karena mahalnya air bersih. Untuk satu tangki air masyarakat harus mengeluarkan duit Rp 100 ribu, itu pun bagi warga yang mampu, kalau gak mampu ya kita harus patungan, “beber Jayadi.
Dikatakannya, ada satu sumur bor yang dapat dimanfaatkan warga sekitar, namun masyarakat juga harus mengeluarkan duit. Kalau masyarakat menggunakan mesin sumur bor, masyarakat harus bayar Rp 35 ribu per jamnya. “Dari pada kita gak minum, kita harus bayar, “ungkapnya.
Selain masyarakat, binatang ternak milik warga dusun, seperti sapi, kabing dan bintang peliharaan lainnya juga harus difikirkan bagaiman agar dapat minum air bersih.” Jalan kita juga rusak akibat mobil tangki milik pemerintah yang kadang-kadang membawa air bersih yang sudah dibeli, “tandasnya. (adam)
Air bersih adalah barang langka dan sangat mahal bagi masyarakat dusun setempat, bahkan bagi seluruh masyarakat Desa Salut secara umum. Mandi, mencuci pakaian hampir enggan dilakukan masyarakat karena sulitnya air bersih.
Mata air Mursemalang yang jaraknya sekitar 15 kilo meter menjadi harapan utama masyarakat dusun setempat dengan program pipanisasi, namun pemandangan sedih kembali kita lihat, disebalah kiri dan kanan jalan yang bebatuan dan sedikit terjal, terbentang pipa dengan berbagai ukuran tak mampu dimanfaatkan dengan baik. Minimnya anggaran dan kurangnya perhatian pemerintah juga dirasakan masyarakat setempat.
“Sepertinya kita belum merasakan warga Negara Indonesia yang merdeka, jangankan makan enak munum air bersih aja setengah mati, bahkan kita harus beli, “tutur Kepala Dusun Sambik Rindang Desa Salut Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Lalu Jayadi, pada Suara Komunitas Rabu (17/8) kemarin dengan nada sedih.
“Kita enggan mandi bukan karena kita tidak paham dengan kebersihan tetapi karena mahalnya air bersih. Untuk satu tangki air masyarakat harus mengeluarkan duit Rp 100 ribu, itu pun bagi warga yang mampu, kalau gak mampu ya kita harus patungan, “beber Jayadi.
Dikatakannya, ada satu sumur bor yang dapat dimanfaatkan warga sekitar, namun masyarakat juga harus mengeluarkan duit. Kalau masyarakat menggunakan mesin sumur bor, masyarakat harus bayar Rp 35 ribu per jamnya. “Dari pada kita gak minum, kita harus bayar, “ungkapnya.
Selain masyarakat, binatang ternak milik warga dusun, seperti sapi, kabing dan bintang peliharaan lainnya juga harus difikirkan bagaiman agar dapat minum air bersih.” Jalan kita juga rusak akibat mobil tangki milik pemerintah yang kadang-kadang membawa air bersih yang sudah dibeli, “tandasnya. (adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar