Lombok Utara - Kemelut dualisme SK ganda yang terjadi pada partai Gerindra Kabupaten Lombok Utara diakui oleh ketua Dewan pimpinan cabang Gerindra Sayrifudin SH ketika ditemui diruang kerjanya 16/8/11. Syarif menegaskan bahwa apa yang kini terjadi dipartai Gerindra memang merupakan persolan politik.
"Persoalan ini hanya kejadian biasa seperti dialami oleh patai lainnya", kata Syarifuddin.
Selain itu, persoalan politik merupakan bentuk semangat kepada kader partai umumnya, karena dengan kejadian ini, kita bisa memahami kapasistas kita selaku politikus.
"Saya heran, seseorang yang sekarang memegang SK yang katanya didapatkan dari pusat,adalah orang yang tidak pernah menjadi kader di partai Gerindra. Ini kami buktikan ketika kami coba menghubungi dewan pimpinan pusat dengan kawan- kawan yang mengalami hal yang sama seperti ketua DPC Lombok Tengah, DPC Lombok Timur dan Kabupaten Dompu. Pusat mengaku tidak pernah tahu tentang terbitnya SK ganda, dan ini membuat pengurus pusat kebingungan, tegasnya.
Kalaupun itu benar adanya SK ganda, itu hanya permainan beberapa orang yang ingin meraup keuntungan semata dari orang- orang yang menerima SK tersebut.
Ketua DPD Gerindra, Muhyin ketika melakukan buka bersama di Kantor Dewan Pengurus Gerindra, membenarkan terjadinya dualisme SK itu."Saya tidak berani memutuskan terjadinya SK ganda yang sekarang terjadi di ketua DPC KLU, Loteng, Lotim dan Dompu. Mana yang sah atau tidak ini tentu butuh kordinasi kepusat terlebih dahulu", kata Muhyin.
Sementara ketua DPC Lombok timur awenk, meminta ketegasan ketua DPD Partai Gerindra NTB untuk segera menyelesaikan persolan tersebut agar tidak berkepanjangan.
"Kita hawatir kejadian ini akan mengikis kepercayaan kader dan publik terhadap partai Gerindra, bila perlu hadirkan orang- orang yang menerima SK ganda itu dengan kami dan kita secara bersama- sama meminta keputusan Pengurus Pusat mana SK yang sah menjadi Ketua DPC", tegas Awenk. (Ria Sukandi)
"Persoalan ini hanya kejadian biasa seperti dialami oleh patai lainnya", kata Syarifuddin.
Selain itu, persoalan politik merupakan bentuk semangat kepada kader partai umumnya, karena dengan kejadian ini, kita bisa memahami kapasistas kita selaku politikus.
"Saya heran, seseorang yang sekarang memegang SK yang katanya didapatkan dari pusat,adalah orang yang tidak pernah menjadi kader di partai Gerindra. Ini kami buktikan ketika kami coba menghubungi dewan pimpinan pusat dengan kawan- kawan yang mengalami hal yang sama seperti ketua DPC Lombok Tengah, DPC Lombok Timur dan Kabupaten Dompu. Pusat mengaku tidak pernah tahu tentang terbitnya SK ganda, dan ini membuat pengurus pusat kebingungan, tegasnya.
Kalaupun itu benar adanya SK ganda, itu hanya permainan beberapa orang yang ingin meraup keuntungan semata dari orang- orang yang menerima SK tersebut.
Ketua DPD Gerindra, Muhyin ketika melakukan buka bersama di Kantor Dewan Pengurus Gerindra, membenarkan terjadinya dualisme SK itu."Saya tidak berani memutuskan terjadinya SK ganda yang sekarang terjadi di ketua DPC KLU, Loteng, Lotim dan Dompu. Mana yang sah atau tidak ini tentu butuh kordinasi kepusat terlebih dahulu", kata Muhyin.
Sementara ketua DPC Lombok timur awenk, meminta ketegasan ketua DPD Partai Gerindra NTB untuk segera menyelesaikan persolan tersebut agar tidak berkepanjangan.
"Kita hawatir kejadian ini akan mengikis kepercayaan kader dan publik terhadap partai Gerindra, bila perlu hadirkan orang- orang yang menerima SK ganda itu dengan kami dan kita secara bersama- sama meminta keputusan Pengurus Pusat mana SK yang sah menjadi Ketua DPC", tegas Awenk. (Ria Sukandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar