PASCAPEMBAKARAN Mapolsek Persiapan Parado, oleh ribuan massa yang sebagian besar berasal dari Desa Parado Rato, situasi Kecamatan Parado tampak lengang. Sementara, Kamis (25/2), dilokasi pembakaran Polresta Bima mendirikan tenda darurat sebagai tempat pelayanan sementara dan base anggota pengamanan. Kapolda NTB Brigjen Pol Drs Arief Wachyunadi juga sempat turun ke lokasi guna melihat situasi serta memberikan dukungan terhadap anggota yang bertugas.
Kapolres Bima AKBP Fauza Barito yang ditemui di Mapolsek Parado mengatakan pendirian tenda ini dilakukan untuk terus memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu, tenda ini sebagai base anggota yang melakukan pengamanan. Pascapembakaran Mapolsek, Kepolisian menempatkan sekitar 40 personel yang berasal dari Samapta, Reskrim dan Intel. Selain itu pihaknya juga mendapat BKO dua peleton (59 personil) Brimob Kompi Sumbawa.
Sementara dijelaskannya, peristiwa pembakaran kantor ini sendiri bermula dari ditangkapnya Ahmadin di Monta Kamis lalu oleh aparat Polsek Monta. Penangkapan itu karena Ahmadin diduga sebagai pelaku dan penghasut pembakaran base camp PT.Sumbawa Mining beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya warga menyerang dan membakar Mapolsek dan menyandera tiga anggota termasuk Kapolsek Aiptu Zainal Abidin.
Menyusul pembakaran tersebut, pihaknya kemudian melakukan negosiasi dan berhasil membebaskan dua anggota, sementara Kapolsek tak dilepas. Hingga akhirnya pihaknya melakukan upaya pembebasan namun saat itu aparat mendapat perlawanan. Aparat dilempari, dipanah bahkan terdengar ada letusan senjata api (senpi) rakitan. “Sempat dikejar aparat Brimob, namun pelaku berhasil menghilang karena gelap,” terangnya. Lantaran adanya perlawanan itulah pihaknya melepaskan tembakan hingga mengakibatkan beberapa korban terluka. Namun saat ditanya jumlah korban luka tersebut, Fauza mengaku belum mendapat data pasti.
Menyusul pembakaran dan penyanderaan itu aparat juga menangkap tiga orang yakni, Usman H Muhammad alias Jon Rio, Sudirman dan seorang warga lainnya. Ketiganya ditangkap karena diduga sebagai otak pembakaran dan penyanderaan.
Sementara itu Kepala Desa Parado Rato mengatakan, dari penyerbuan tersebut tercatat tujuh orang warga menjadi korban terkena peluru tajam. Antara lain, Muhtar dibagian paha kiri, Abubakar Ahmad di dada, Arifin di bagian lutut dan Mawar H M Saleh dibagian paha. Sementara tiga lainnya belum diketahui identitasnya. Sebagian besar korban ini dirawat di RSUD Bima dan Puskesmas setempat.
Sementara Bupati Bima H Ferry Zulkarnain ST yang juga ditemui di Polsek Monta mengatakan tambang yang kini menjadi permasalahan sudah memiliki izin. Izin tersebut turun dari Presiden dalam bentuk kontrak karya. Tambang ini, menjadi satu kesatuan dengan tambang di Dompu. Guna menyelesaikan permasalahan Parado ini sebelumnya pihaknya berencana mengundang tim sembilan. “Hanya saja keburu terjadi pembakaran,” terangnya. Saat ini, tambahnya, pihaknya tengah berupaya memulihkan keadaan dan berharap agar secepatnya permasalahan bisa diselesaikan.
Masih Didalami
Kasus pembakaran Mapolsek Persiapan Parado Kabupaten Bima dan penyanderaan Kapolsek Monta, masih didalami polisi. Setidaknya sudah ada tiga tersangka ditetapkan. Polisi masih mencari kemungkinan keterlibatan tersangka lain. Dalam kejadian sama, delapan warga tertembak aparat.
Kabid Humas Polda NTB, AKBP Drs. Sukarman Husein dalam keterangan persnya, Jumat (25/2) kemarin, mendapat laporan adanya penetapan tiga tersangka tersebut.
Mereka diantaranya Sud, Yak H. Mah, dan H. Sam alias JR. “Ini tersangka sementara berdasarkan laporan yang kami terima,” kata Kabid Humas.
Sampai Jumat kemarin, disebutnya, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Arif Wachyunadi turun bersama pejabat teras Polda NTB untuk meninjau lokasi dan mengupayakan langkah pemulihan.
Terkait kronologis kejadian, pihaknya mendapat laporan, diawali dengan penangkapan terhadap Ahmadin (25), karena diduga merusak dan menyegel Kantor Camat Lambu dalam insiden 13 Februari lalu. Tidak terima dengan penangkapan itu, sekitar 500 warga yang diduga dari warga Parado dan Monta menyerbu dan membakar Mapolsek persiapan Parado. Emosi warga berlanjut pada pengerusakan Mapolsek Monta, merusak empat sepeda motor. “Warga juga menyandera Kapolsek Monta, Aiptu Zainal Abidin bersama dua anggotanya Briptu Dakwa dan Briptu Mustafa,” sebutnya.
Aparat pun diterjunkan untuk mencari pelaku perusakan, sekaligus membebaskan personel polisi yang disandera. Saat itulah terjadi kontak fisik antara aparat dengan warga yang melakukan perlawanan. “Polisi terpaksa keluarkan tembakan. Itu sudah sesuai protap,” tegasnya. Setidaknya ada delapan warga masuk dalam catatan pihaknya mengalami luka tembak. Oknum warga tersebut diduga ikut melawan bersama ratusan warga lainnya saat aparat membebaskan sandera.
Terkait kehadiran Kapolda NTB, dijelaskannya untuk menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Bima, Camat, hingga kepala desa setempat untuk membicarakan solusi agar peristiwa tidak merembet. (use/ris)Suara NTB
Kapolres Bima AKBP Fauza Barito yang ditemui di Mapolsek Parado mengatakan pendirian tenda ini dilakukan untuk terus memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu, tenda ini sebagai base anggota yang melakukan pengamanan. Pascapembakaran Mapolsek, Kepolisian menempatkan sekitar 40 personel yang berasal dari Samapta, Reskrim dan Intel. Selain itu pihaknya juga mendapat BKO dua peleton (59 personil) Brimob Kompi Sumbawa.
Sementara dijelaskannya, peristiwa pembakaran kantor ini sendiri bermula dari ditangkapnya Ahmadin di Monta Kamis lalu oleh aparat Polsek Monta. Penangkapan itu karena Ahmadin diduga sebagai pelaku dan penghasut pembakaran base camp PT.Sumbawa Mining beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya warga menyerang dan membakar Mapolsek dan menyandera tiga anggota termasuk Kapolsek Aiptu Zainal Abidin.
Menyusul pembakaran tersebut, pihaknya kemudian melakukan negosiasi dan berhasil membebaskan dua anggota, sementara Kapolsek tak dilepas. Hingga akhirnya pihaknya melakukan upaya pembebasan namun saat itu aparat mendapat perlawanan. Aparat dilempari, dipanah bahkan terdengar ada letusan senjata api (senpi) rakitan. “Sempat dikejar aparat Brimob, namun pelaku berhasil menghilang karena gelap,” terangnya. Lantaran adanya perlawanan itulah pihaknya melepaskan tembakan hingga mengakibatkan beberapa korban terluka. Namun saat ditanya jumlah korban luka tersebut, Fauza mengaku belum mendapat data pasti.
Menyusul pembakaran dan penyanderaan itu aparat juga menangkap tiga orang yakni, Usman H Muhammad alias Jon Rio, Sudirman dan seorang warga lainnya. Ketiganya ditangkap karena diduga sebagai otak pembakaran dan penyanderaan.
Sementara itu Kepala Desa Parado Rato mengatakan, dari penyerbuan tersebut tercatat tujuh orang warga menjadi korban terkena peluru tajam. Antara lain, Muhtar dibagian paha kiri, Abubakar Ahmad di dada, Arifin di bagian lutut dan Mawar H M Saleh dibagian paha. Sementara tiga lainnya belum diketahui identitasnya. Sebagian besar korban ini dirawat di RSUD Bima dan Puskesmas setempat.
Sementara Bupati Bima H Ferry Zulkarnain ST yang juga ditemui di Polsek Monta mengatakan tambang yang kini menjadi permasalahan sudah memiliki izin. Izin tersebut turun dari Presiden dalam bentuk kontrak karya. Tambang ini, menjadi satu kesatuan dengan tambang di Dompu. Guna menyelesaikan permasalahan Parado ini sebelumnya pihaknya berencana mengundang tim sembilan. “Hanya saja keburu terjadi pembakaran,” terangnya. Saat ini, tambahnya, pihaknya tengah berupaya memulihkan keadaan dan berharap agar secepatnya permasalahan bisa diselesaikan.
Masih Didalami
Kasus pembakaran Mapolsek Persiapan Parado Kabupaten Bima dan penyanderaan Kapolsek Monta, masih didalami polisi. Setidaknya sudah ada tiga tersangka ditetapkan. Polisi masih mencari kemungkinan keterlibatan tersangka lain. Dalam kejadian sama, delapan warga tertembak aparat.
Kabid Humas Polda NTB, AKBP Drs. Sukarman Husein dalam keterangan persnya, Jumat (25/2) kemarin, mendapat laporan adanya penetapan tiga tersangka tersebut.
Mereka diantaranya Sud, Yak H. Mah, dan H. Sam alias JR. “Ini tersangka sementara berdasarkan laporan yang kami terima,” kata Kabid Humas.
Sampai Jumat kemarin, disebutnya, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Arif Wachyunadi turun bersama pejabat teras Polda NTB untuk meninjau lokasi dan mengupayakan langkah pemulihan.
Terkait kronologis kejadian, pihaknya mendapat laporan, diawali dengan penangkapan terhadap Ahmadin (25), karena diduga merusak dan menyegel Kantor Camat Lambu dalam insiden 13 Februari lalu. Tidak terima dengan penangkapan itu, sekitar 500 warga yang diduga dari warga Parado dan Monta menyerbu dan membakar Mapolsek persiapan Parado. Emosi warga berlanjut pada pengerusakan Mapolsek Monta, merusak empat sepeda motor. “Warga juga menyandera Kapolsek Monta, Aiptu Zainal Abidin bersama dua anggotanya Briptu Dakwa dan Briptu Mustafa,” sebutnya.
Aparat pun diterjunkan untuk mencari pelaku perusakan, sekaligus membebaskan personel polisi yang disandera. Saat itulah terjadi kontak fisik antara aparat dengan warga yang melakukan perlawanan. “Polisi terpaksa keluarkan tembakan. Itu sudah sesuai protap,” tegasnya. Setidaknya ada delapan warga masuk dalam catatan pihaknya mengalami luka tembak. Oknum warga tersebut diduga ikut melawan bersama ratusan warga lainnya saat aparat membebaskan sandera.
Terkait kehadiran Kapolda NTB, dijelaskannya untuk menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Bima, Camat, hingga kepala desa setempat untuk membicarakan solusi agar peristiwa tidak merembet. (use/ris)Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar