Rabu, 29 Desember 2010

Seorang Warga Karang Bajo Hilang Tanpa Kabar

Lombok Utara - Seorang warga Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Moh. Hardi (23) menghilang sejak 17 Desember lalu, dan hingga saat ini belum ditemukan.

Menurut Sawiyah, ibu dari Moh. Hardi, anaknya pergi dari rumah pada hari jum’at 17 Desember lalu sekitar pukul 08.00 Wita bersama salah seorang kawannya Darwilip (30) dari Jorong Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Sawiyah menuturkan, pada malam jum’at, Darwilip yang juga sebagai sekertaris desa Bilok Petung, datang kerumahnya mencari Hardi. Namun saat itu anaknya masih berada di Lombok Timur. “Darwilip menginap di rumah sambil menunggu Hardi pulang”, tutur Sawiyah sedih.

“Saya juga sempat nanya sama Darwilip, mau kemana bersama Hardi. Dia jawab mau mengajaknya menagih hutang di Selong”, katanya.

Dan ketika mereka berdua pergi dengan menggunakan sepeda motor Win (milik Darwilip-red) pada pukul 08.00 pagi, lanjut Sawiyah, dirinya tidak sempat bertanya, hanya memandang anaknya dari depan pintu.

Memang Moh. Hardi yang lahir di Dusun Lekok Aur Desa Karang Bajo, 9 Agustus 1987, terkenal sabar dan membuka usaha di pasar Kali Putih Kabupaten Lombok Timur. Tidak heran kalau banyak warga sekitar Kecamatan Sembalun bersahabat dengan dirinya, termasuk Darwilip.

Bahkan, kata Sawiyah, Darwilip pernah meminjam sepeda motor milik Hardi untuk digadaikan, termasuk sejumlah uang. Namun sepeda motor itu, kini sudah ditebus.

Sayang sejak kepergiannya pada hari Jum’at itu, hingga berita ini ditulis, kedua nya belum ada kabar entah dia berada dimana. Hanya sepeda motor yang digunakan saja ditemukan di hutan Lemor Desa Swela Kecamatan Swela Kabupaten Lombok Timur.

“Kalau sepeda motor yang digunakan ditemukan sekitar 100 meter dari pintu masuk obyek wisata Lemor oleh penjaga pintu sekitar pukul 11.30 wita, dan ketika ditemukan mesinnya masih hangat. Si penjaga pintu memperkirakan dia masuk ke hutan. Namun se pulang jum’atan ternyata sepeda motor itu masih ada, sehingga diserahkan ke Polsek Suwela pada jam 13.00 wita oleh si penjaga pintu”, terang Suhardi, kakak dari Hardi.

Sementara Kepala Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun, Jaddi Wardian ketika dikonfirmasi via hp, membenarkan kalau sekdesnya yang bernama Darwilip tidak pernah masuk kantor sejak 17 desember lalu. “Dia pergi bukan atas nama perintah dari kantor, namun atas nama pribadinya dan tanpa minta ijin”, jelas Jaddi Wardian.

Tidak pernahnya masuk kantor, lanjut Jaddi sudah disampaikan ke camat Sembalun. Sementara keluarganya juga sudah melaporkan ke Polres Lombok Timur melalui Kapolsek Sembalun.”Memang sedikit ada keanehan, kok sepeda motor yang dikendarainya ditemukan di obyek wisata hutan Lemor”, imbuhnya.

Pihak keluarga dari Moh. Hardi sudah melakukan berbagai upaya termasuk mendatangi para normal. Dan kejadian ini baru dilaporkan ke desa Karang Bajo pada 29 Desember 2010. Dan oleh pihak desa laporan ini dilanjutkan ke Polsek Bayan.

Kapolres Lombok Barat, melalui Polsek Bayan, setelah menerima laporan tersebut, langsung turun dan menyelidiki kejadian hilangnya warga Desa Karang Bajo tersebut. “Kami akan berusaha mencari Moh. Hardi dan mudah-mudahan bisa kita temukan”, ungkap salah seorang petugas di Polsek Bayan.

Adapun cirri-ciri Moh. Hardi, tinggi 160 cm, kulit sawo mateng, rambut lurus, giginya patah didepan, dan pada saat pergi mengenakan baju hem dan jaket warna putih, memakai celana levis warna hijau dan sandal jepit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar