Lombok Utara - Diduga akibat pemanasan global, banyak terumbu karang yang dikembangkan di perariran Desa Medana Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang mati.
Dan tercatat tidak kurang dari 5 are areal budidaya yang dikembangkan kelompok Bahari Lestari di perariran Jambianom-Medana yang kondisinya hamper semuanya mati.
Ketua Kelompok Terumbu Karang Bahari Lestari, Suasto menyatakan, terumbu karang yang mati itu diketahui dari hasil penelitian petugas dari LIPI. Tak dijelaskan oleh petugas LIPI apa nama penyakit yang menyerang terumbu karang itu.
“Kendati puluhan ribu bibit karang yang dipelihara itu sudah mati, anggota kelompok merencanakan akan membudidayakan kembali terumbu karang di lokasi yang sama. Saat ini kami sedang membuat media transplantasi karang yang dipesan oleh PT Pertamina, yang akan ditanam di Gili Trawangan”, jelas Susanto.
Kasi Pengawasan Pemberdayaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KPPK) KLU L. Sudirman,SP membenarkan banyak terumbu karang yang mati akibat pengaruh pemanasan gelobal. Namun, karang yang mati akan segera diganti dengan dikembangkan bibit yang lain.
Ketua Kelompok Terumbu Karang Bahari Lestari, Suasto menyatakan, terumbu karang yang mati itu diketahui dari hasil penelitian petugas dari LIPI. Tak dijelaskan oleh petugas LIPI apa nama penyakit yang menyerang terumbu karang itu.
“Kendati puluhan ribu bibit karang yang dipelihara itu sudah mati, anggota kelompok merencanakan akan membudidayakan kembali terumbu karang di lokasi yang sama. Saat ini kami sedang membuat media transplantasi karang yang dipesan oleh PT Pertamina, yang akan ditanam di Gili Trawangan”, jelas Susanto.
Kasi Pengawasan Pemberdayaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KPPK) KLU L. Sudirman,SP membenarkan banyak terumbu karang yang mati akibat pengaruh pemanasan gelobal. Namun, karang yang mati akan segera diganti dengan dikembangkan bibit yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar