LOMBOK TIMUR– Musim panas yang tak kunjung berakhir membuat debit air semakin berkurang, bahkan banyak titik-titik mata air yang kering termasuk di wilayah Kabupaten Lombok Timur (Lotim), sehingga tidak heran kalau ada yang menyebut, air sudah menjadi barang langka di sebagian wilayah Lotim.
Hal ini menyebabkan masyarakat mulai kesulitan untuk mendapatkan air. Misalnya saja di Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya – Lotim, masyarakatnya mulai mengeluh karena sudah kesulitan mendapatkan air. Sebagian besar air sumur yang merupakan sumber mata air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari sudah mengering.
Hurman (39) salah seorang Kepala Dusun di Pohgading mengatakan bahwa masyarakat Pohgading khususnya yang tinggal di daerah pesisir sudah mengalami krisis air sejak bulan lalu, dan sekarang sebagian besar sumur mereka tidak sudah mongering, disebabkan oleh panas yang berkepanjangan. Untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat mengambil pada tetangga yang sumurnya masih berair.
Hal yang sama juga menimpa masyarakat Dusun Benyer desa Bagek Papan-Lotim, dimana sumur mereka juga sudah kering sejak bulan lalu. Bu Irma (36) menuturkan, panas tahun ini lumayan panjang dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu pada bulan oktober hujan mulai turun sedang sekarang hujan belum turun juga, jadi sumur kami juga kering. “Untuk kebutuhan air minum dan mencuci kami mengambil air di Mualan (bahasa Sasak-red) atau sumber mata air yang masih aktif di Benyer yang jaraknya sekitar 2 km", katanya.
Permasalahan air juga dialami oleh masyarakat Pancor dimana air PDAM yang mereka konsumsi juga sudah krisis. Pada siang hari air tidak bisa naik dan pada malam harinya air bisa mengaliri bak-bak penampungan mereka, itupun airnya kecil.
H. Bukran (42), seorang warga Pancor Bermi mengatakan, sekarang kami mulai kesulitan mendapat air, dimana air PDAM yang kami gunakan sudah kecil alirannya dan untuk kebutuhan mencuci masyarakat dan anak-anak kos pergi ke sungai".
Dari pantauan, OASISTALA LOTIM (organisasi pencinta alam lotim) yang sudah melakukan pemetaan menunjukkan-"titik-titik mata air di lotim sudah banyak yang mengering dan titik-titik mata air besar seperti di joben, lemor, mayung putek, dan beberapa mata air lainnya sudah mengalami penurunan debit air.
Cwenk (32), kordinator divisi konservasi alam Oasistala, mengatakan "terjadinya global warming disebabkan oleh buah tangan manusia-manusia yang rakus dan tidak memikirkan keberlangsungan hidup generasinya. Ilegal loging dimana-mana, padahal kayu adalah sumber air, jadi tak heran jika pemanasan global terjadi, mata air pada mati sebab hutan kita banyak yang gundul", Tegasnya.
Tidak cukupkah ini menjadi peringatan bagi kita, ataukah kita harus mati kekeringan karena alam yang kita siasiakan, ? Sumber mata air kini sudah banyak berubah menjadi air mata. Asri Spd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar