Bayan-KLU, Sumur Majapahit yang terletak di Dusun Batu Santek Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Sumur yang memiliki kedalaman 2,5 meterdi dianggap misterius, yang bila ditutup airnya akan melimpah keluar.
Menurut beberapa tokoh setempat, dalam sejarah, penaklukan Lombok oleh Gajah Mada terjadi sekitar tahun 1344. Kedatangan Gajah Mada setidaknya meninggalkan jejak sejarah yaitu berupa sumur yang terkenal dengan sebutan 9 sumur Majapahit.
Beberapa tokoh setempat menuturkan, ketika Gajah Mada datang ke Lombok, dia melalui Labuan Carik Desa Anyar. Dan Batu Santek merupakan jalur perjalanan Patih Gajah Mada untuk menaklukkan Kerjaaan Selaparang Lombok Timur melalui Sembalun.
Konon ketika dalam perjalanan, para pengiringnya merasa kehausan, lalu Gajah Mada menancapkan tongkatnya (tombak) di sebuah batu dan memancarlah air dari 9 sumur tersebut.
Setelah dilakukan pengukuran, kedalaman sumur tersebut tidak lebih dari 2,5 meter, hanya saja sekarang airnya tidak bisa dikonsumsi untuk air minum karena warna dan baunya seperi besi tua.
Sumur yang berada di kaki gunung Rinjani ini, memiliki keanehan (misterius) yang jika ditutup airnya akan melimpah ke luar, dan bila dibuka tutupnya airnya hanya berada di permukaan. "Sumur Majapahit ini memiliki nilai mistik",tutur M. Katur, Kepala Desa Sambik Elen.
Bila dilihat lingkungan sekitar sumur ini merupakan daerah yang tandus dan kering dan tidak ada satupun sumber mata air di sekelilingnya. Tapi sumur yang terletak di tengah-tengah batu besar dan keras ini tidak pernah kering walau pada musim kemarau panjang.
Sumur Majapahit bukan seperti sumur kebanyakan yang digali di tanah. Tetapi sumur ini betul-betul berada di batu. Secara akal tentu kita bertanya, dari manakah sumber airnya. Dan jawababnya tentu kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa.
Karenanya diharapkan kepada pemerintah agar melindungi peninggalan sejarah yang misteri ini, dan dilestarikan serta dijadikan sebagai pariwisata budaya baik bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. (Bambang Sukoco/Ari)
Menurut beberapa tokoh setempat, dalam sejarah, penaklukan Lombok oleh Gajah Mada terjadi sekitar tahun 1344. Kedatangan Gajah Mada setidaknya meninggalkan jejak sejarah yaitu berupa sumur yang terkenal dengan sebutan 9 sumur Majapahit.
Beberapa tokoh setempat menuturkan, ketika Gajah Mada datang ke Lombok, dia melalui Labuan Carik Desa Anyar. Dan Batu Santek merupakan jalur perjalanan Patih Gajah Mada untuk menaklukkan Kerjaaan Selaparang Lombok Timur melalui Sembalun.
Konon ketika dalam perjalanan, para pengiringnya merasa kehausan, lalu Gajah Mada menancapkan tongkatnya (tombak) di sebuah batu dan memancarlah air dari 9 sumur tersebut.
Setelah dilakukan pengukuran, kedalaman sumur tersebut tidak lebih dari 2,5 meter, hanya saja sekarang airnya tidak bisa dikonsumsi untuk air minum karena warna dan baunya seperi besi tua.
Sumur yang berada di kaki gunung Rinjani ini, memiliki keanehan (misterius) yang jika ditutup airnya akan melimpah ke luar, dan bila dibuka tutupnya airnya hanya berada di permukaan. "Sumur Majapahit ini memiliki nilai mistik",tutur M. Katur, Kepala Desa Sambik Elen.
Bila dilihat lingkungan sekitar sumur ini merupakan daerah yang tandus dan kering dan tidak ada satupun sumber mata air di sekelilingnya. Tapi sumur yang terletak di tengah-tengah batu besar dan keras ini tidak pernah kering walau pada musim kemarau panjang.
Sumur Majapahit bukan seperti sumur kebanyakan yang digali di tanah. Tetapi sumur ini betul-betul berada di batu. Secara akal tentu kita bertanya, dari manakah sumber airnya. Dan jawababnya tentu kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa.
Karenanya diharapkan kepada pemerintah agar melindungi peninggalan sejarah yang misteri ini, dan dilestarikan serta dijadikan sebagai pariwisata budaya baik bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. (Bambang Sukoco/Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar