Senin, 06 Agustus 2012

Sekalipun Di Pelosok Undang Undang Sama Dan Setara

MEDAN - Perlu dilakukan pengawasan dan peninjauan kembali oleh pihak pemerintah kabupaten Deli Serdang terhadap keberadaan wadah bisnis `eva fashion` yang menurut beberapa sumber sistem bisnisnya sudah tidak lagi mempedulikan sisi-sisi normatif dan diindikasikan telah melanggar beberapa ketentuan-ketentuan yang berlaku (baik itu Perda maupun Peraturan Pemerintah). Hal ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi saat dihubungi melalui telepon selulernya, sabtu (4/8/2012) di Medan, ketika dimintai tanggapannya terkait persoalan yang dialami beberapa pengunjung `eva fashion` (seperti pakaian yang tidak dimasukkan setelah dibayar pengunjung, dll) selaku konsumen.

Ditanyai tentang permasalahan (ketika pegawai eva fashion yang bertugas mengepak pakaian yang telah dibayar pengunjung ada melupakan sepotong dua potong baju, kemudian ketika dikomplain dan diminta untuk diantarkan ke alamat, lalu si pegawai mengatakan, silahkan jeput kemari, karena kami sibuk, dan bukan anda saja pengunjung yang mengalami hal yang serupa, bahkan di mall-mall di kota-kota pun seperti kami, tidak diantarkan). Farid yang juga mengabdi sebagai Dekan FH UMSU menyampaikan dimanapun usaha atau bisnis itu berada, semua ketentuan, peraturan dan ataupun undang-undang yang berlaku itu sama. "jadi jika kenyataannya yang lalai ialah pihak yang punya usaha, itu harus dipertanggungjawabkan, karena konsumen hak-haknya diatur dalam UU perlindungan konsumen," sebut pegiat perlindungan konsumen yang sangat ternama di Indonesia.

Menurut Farid, jika sebuah usaha ataupun bisnis hanya memikirkan diri dan untung dirinya sendiri, tanpa menunaikan hak-hak konsumen dan tanpa mempedulikan lingkungan sekitar (seperti penyebab kemacetan jalan, parkir kenderaan roda empat tidak tersedia, tidak ada tersedia toilet, padahal pengunjung bejubel), "nah, pemilik usaha yang seperti ini harus ditindak tegas oleh pihak pemerintah, terlebih lagi, jika pegawai-pegawainya tidak melayani konsumen dengan baik, bahkan bermasam wajah, dsb," keluhnya.

Lebih lanjut Farid mengatakan, Pemkab Deli Serdang sudah mendesak melakukan pengawasan dan peninjauan terhadap beroperasinya model usaha yang sangat berdampak negatif terhadap konsumennya, "jika hal yang sedemikian tersistem tanpa ada perubahan dan pengawasan, lobang mudharat terbuka dan ternganga lebar, tanpa ada yang tahu, akibat yang ditimbulkan dari ketidakprofesionalan bentuk usaha tersebut," tegasnya.

jadi, lanjut farid jangan mentang-mentang usaha kita di pelosok lantas kita tidak wajib mengurus ini dan itu yang ditentukan, dan segala yang harus disediakan tidak perlu, "gak perlu ada toilet, misalnya, kalau sesak buang air kecil ke semak-semak di belakang toko saja, ia kalau gak banyak ghoibnya," urainya.

Diberitakan sebelumnya bahwa di eva fashion menyediakan pakaian-pakaian yang dijual dengan harga murah namun, pelayanan disana terkesan asal jadi. 

Pertengahan Ramadhan jelang lebaran, sejumlah pedagang baju pakaian dimana saja di setiap sudut tanah air mulai diserbu para pembeli, termasuk toko pakaian `eva fashion` yang terletak Jl. Besar Petumbukan No. 138-140 Kec. Galang Deli Serdang yang dikabarkan memberikan harga yang murah dari toko-toko lainya.

Menurut salah seorang pengunjung eva fashion, Yenita (31), warga Medan amplas yang mengaku baru pertama kali datang kesana, harga yang murah diberikan eva fashion itu bukanlah sesuatu yang istimewa, karena semrawutnya kondisi disana, dia merasa tidak puas belanja di eva fashion.

Dikatakan Yeni kepada delinewsindonesia, Sabtu (4/8/2012) tidak ada yang bisa dibilang menarik berbelanja ke eva fashion jika dilihat dari segi kenyamanannya, jalan besar Petumbukan yang sempit, parkir kendaraan yang sulit, susahnya mencari pakaian yang diinginkan lantaran posisi pakaian yang disediakan acak-acakan, belum lagi di depan toko di bulan Ramdhan, pengusahanya membiarkan pedagang segala macam jenis sate dan gorengan (dijual pakai tampah) bertebaran sehingga anak pertama saya yang berusia 4 tahun memutuskan buka puasa dengan membeli burung goreng yang dijual di depan toko, padahal saat ini bulan Ramadhan, sampai dengan tidak tersedianya toilet oleh eva fashion untuk ratusan pengunjung yang datang.

"coba bayangkan, lantaran kebelet pipis, anak kedua saya yang berusia 2 tahun, lantaran saya bingung nyari toilet, terpaksa saya suruh pipis dalam cangkir plastik transfaran bekas es teh poci yang tergeletak di lantai tiga toko," keluhnya.

Di tengah kesumpekan dan desak-desakan Yeni sangat heran melihat pelayan dan kasir yang tanpa merasa beban, ketika ditanyakan dimana toilet, mereka menjawab, "gak adak kak". " suami saya marah-marah dan menyarankan agar saya membiarkan anak saya menyerak kencingnya di lantai toko, tapi saya mengupayakan agar itu tidak terjadi," kisahnya.

Pelayanan yang amburadul juga dibeberkan oleh Ibu Imis (47), warga Namorambe Deli Serdang, dia mengatakan untuk menitip sandal atau alas kaki saja, ngantrinya panjang sekali, "disitu pengunjung datang, disitu baru petugas menggunting kertas dan menuliskan nama pengunjung untuk dimasukkan dalam kantongan, sungguh sangat tidak profesional," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, seorang pengunjung lain, Ilis (27), warga Medan, mengatakan dia sangat menyesal berbelanja di toko yang dielu-elukan sebagai toko yang memberikan harga murah. "itu namnya belanja pakaian murah dengan pelayanan yang asal-asalan, sama dengan bohong," ujarnya.

Ilis menghimbau kepada calon pengunjung eva fashion agar tidak termakan kabar dari orang-orang bahwa belanja pakaian di eva fashion Petumbukan banyak untungnya.

"hati-hati, yang namanya sumpek dan berdesak-desakan lebih banyak bahayanya, apa iya gedung bertingkat itu tahan dinaiki ratusan pengunjung di atasnya, terus apa ada tersedia tangga daruratnya jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, tadi saja ada pengunjung yang merokok di lantai 3, dan tidak ada yang menegurnya, emang dasar semrawutlah," bebernya.

Permintaan pakaian mulai meningkat 50 persen dibandingkan hari biasa. Lonjakan konsumen ini diperkirakan akan meningkat tajam pada H-10 menjelang Lebaran mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar