Minggu, 28 Agustus 2011

Akibat Dihakimi Massa, Maling Sapi Tewas

Lombok Utara - Sungguh na’as nasib Mustim alias Keleboh (44) warga Nyiur Bali Dusun Sambik Bangkol Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga, Sabtu (27/08/2011) malam, sekitar pukul 01.30 wita dini hari, babak belur dihajar massa.

Pasalnya, ketika masyarakat warga Santong yang rutin melakukan ronda malam berkeliling kampung untuk memeriksa keadaan, tiba-tiba dikejutkan dengan kabar bahwa ada warga Veteran Melepah Desa Gumantar, Jaswandi alias Amaq Jas (40) kehilangan sapinya.

Menurut cerita dari berbagai sumber yang dihimpun MataramNews, bahwa Amaq Jas yang baru pulang dari taraweh dan tadarrus Alqur’an di masjidz, saat hendak istirahat dipondoknya, tiba-tiba dikejutkan dengan sapi miliknya sudah tidak ada dikandangnya.

Setelah mengetahui sapinya tidak ada dikandangnya, Amaq Jas pun berusaha untuk mengejarnya. Dan menurut Abdul Wahab (43) warga Sesait ketika ditemui diantara kerumunan massa di Puskesmas Kayangan, yang datang ingin menyaksikan dari dekat pelaku pencurian tersebut, mengatakan bahwa ketika A.Jas tidak mampu lagi melakukan pengejaran, lalu dia menghubungui warga masyarakat Santong yang sedang melakukan ronda.

Ketika pelaku pencurian Mustim melintas di Batu Mesir (jalan setapak menuju Senjajak yang sempit) Dusun Sempakok Desa Santong, langsung ditangkap dan diintrogasi. Namun karena Mustim ini menjadi bulanan amukan massa, lalu diambil langkah persuasif guna mengamankannya ke kantor Desa Santong.

Kapolsek Kayangan, Ipda Komang Sugatha, ketika dikonfirmasi suarakomunitas di ruang kerjanya, membenarkan tentang peristiwa yang menewaskan Mustim warga Nyiur Bali Dusun Sambik Bangkol Kecamatan Gangga tersebut, akibat dihakimi massa di desa Santong sekitar pukul 03.00 wita dini hari.

Dijelaskan Komang Sugatha, peristiwa yang menewaskan Mustim alias Keleboh warga Nyiur Bali itu, karena ketangkap basah sedang mencuri seekor sapi milik Jaswandi alias Amaq Jas Dusun Veteran Melepah Desa Gumantar Kecamatan Kayangan.

Warga masyarakat yang tengah ronda malam tersebut, memang sebelumnya dibuat resah oleh ulah para pencuri bercadar yang terjadi menimpa Amaq Suparman (45) yang sempat berduel dengan kawanan pencuri bercadar, beberapa waktu lalu di Sumur Pande Desa Sesait.

Sejak itulah, lanjut Komang Sugatha, warga masyarakat dengan bekerja sama dengan kelompok ronda dari desa tetangga untuk meningkatkan kewaspadaan, mengantisipasi terjadinya pencurian terutama sapi dibeberapa wilayah yang dianggap rawan pencurian.

Pencurian sapi yang terjadi akhir-akhir ini, yang mengakibatkan tewasnya Mustim yang ketangkap sedang membawa sapi hasil curiannya dari daerah Veteran Melepah,oleh masyarakat Santong yang sedang ronda di wilayah tersebut, membuat warga geger.

“Mustim ketangkap beserta barang buktinya berupa seekor sapi betina, oleh masyarakat Santong yang sedang aktif ronda malam,”kata Kapolsek berkumis tebal ini.

Dikatakan Kapolsek, bahwa Mustim sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, sempat dilarikan ke Puskesmas Kayangan sekitar pukul 05.00 wita untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, malang nasibnya, pada pukul 07.00 wita nyawanya tidak tertolong. ”Jenazahnya sudah kita serahkan ke pihak keluarganya,” jelasnya.
Menurut Kadus Sambik Bangkol Licatim yang mendampingi pihak keluarganya, mengatakan bahwa kasus tewasnya Mustim ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. “Pihak Kepolisian, untuk penyelidikan lebih lanjut memerlukan hasil outopsi pihak dokter. Namun, pihak keluarganya yang diwakili oleh anak sulungnya Heri (23) tidak mengijinkan,” kata Licatim.

“Jadi masalah ini, selesai hingga disini dan jenazah Mustim kami bawa pulang untuk dimakamkan di tempat kelahirannya di Nyiur Bali Sambik Bangkol,” tambahnya.

Memang diakui Komang Sugatha bahwa, Mustim ini adalah pemain lama. Dalam catatan Kepolisian Sektor Kayangan, Mustim pernah diproses dalam kasus yang sama beberapa tahun silam. Dengan terjadinya peristiwa naas yang menimpa Mustim kali ini adalah untuk yang kedua kalinya. (Eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar