Lombok Utara - Sejak tiga tahun terakhir ini, berbagai hama bermunculan menyerang tanaman padi milik petani, akibatnya banyak petani yang mengalami gagal panen dan hanya bisa gigit jari melihat batang padi yang kering dan mati.
Kondisi inilah yang dialami oleh puluhan petani yang tinggal di Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang pada musim tanam tahun ini hampir semua tanaman padi petani terserang hama semut hitam.
Raden Jambianom, salah seorang petani mengaku, padi yang ditaman sekitar bulan januari dan februari 2012, terserang berbagai macam hama, mulai dari hama wereng, ulat hingga semut hitam bersayap, yang berdampak kepada kegagalan panen. Sementara para petani sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya seperti menyemprot dengan obat pestisida dan lainnya, namun tetap saja hama menyerang, sehingga diperkirakan hampir 100 persen petani yang ada di Desa Bayan akan mengalami gagal panen.
Andai saja perkiraan ini benar, tentu akan berimplikasi pada kehidupan petani yang rata-rata ekonominya masih katagori miskin. “Saya hawatir bila pemerintah tidak segera mencarikan solusi untuk mengatasi hama ini, maka kelaparanpun akan merata menimpa warga petani. Karena untuk sementara, petani hanya mengatasi hama sendiri dengan menyemprotkan pestisida, tanpa ada binaan ata solusi dari instansi terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pertanian”, kata R. Jambianom, yang juga salah seorang tokoh muda Desa Bayan.
Apakah petugas pertanian tidak pernah turun melihat kondisi ini? Menjawab pertanyaan tersebut, Jambianom tersenyum seraya mengatakan, memang hampir di masing-masing desa di Kecamatan Bayan ini sudah memiliki petugas lapangan dibidang pertanian dan setiap saat turun melihat kondisi pertanian warga, namun persoalan hama semut hitam yang menyerang tanaman padi petani belakangan ini, dari petugas belum mampu mengatasinya, karena semakin dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida, hama semut hitam semakin menyerang tanaman padi milik warga.
Serangan hama semut hitam ini terjadi sejak bulir padi sudah keluar. Dan bulir padi yang dimakan semut hitam inipun berubah menjadi kuning kehitaman. Sementara batang padi berubah menjadi kering dan mati. Serangan hama semut hitam jumlahnya semakin banyak dan berlangsung secara terus menerus sejak pagi hingga malam hari.
Untuk mengahalau serangan hama semut hitam yang berjumlah ribuan itu, para petani yang ada di Desa Bayan sudah berupaya dengan berbagai cara. Akan tetapi upaya-upaya yang dilakukan petani itu belum menuai hasil, karena hama semut hitam jumlahnya semakin banyak.
Sejak beberapa bulan terakhir ini hampir 600 hektar tanaman padi milik warga yang hampir panen diserang hama semut hitam bersayap.
“Hama semut hitam bersayap selalu berpindah-pindah dari area persawahan yang satu ke yang lainnya sehingga susah dikendalikan. Padahal, kami sudah berupaya salah satunya melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida,” jelas R. Jambianom.
Sementara Kaur Pemerintah Desa Bayan, Raden Madikusuma, mengatakan, jika dilihat dari tingkat kesuburan tanah, rata-rata sawah yang ada di Desa Bayan cukup subur dan tidak pernah kekurangan air. Hanya saja tanaman padi warga sejak baru ditanam sudah terserang hama, mulai dari hama wereng, ulat dan beberapa jenis hama lainnya.
Dan anehnya, lanjut Madikusuma, semakin diberikan pupuk dan obat perstisida hama semakin banyak. Dan pada tahun ini hama semut hitam bersayap menyerang padi yang sudah berbulir, akibatnya hampir semua petani mengalami gagal panen, dan hasil produksipun menurun sampai 50 persen.
Akibat serangan hama tersebut, para petani harus mengeluarkan kocek bagi yang memiliki simpanan untuk melakukan penanaman ulang. Tapi bagi warga yang tidak memiliki persediaan terpaksa gigit jari sambil memandang padinya yang kering karena terserang hama.
R. Jambianom dan R. Madikusuma serta puluhan petani lainnyya meminta kepada petugas pertanian ditingkat kabupaten Lombok Utara untuk turun langsung ke petani guna memberikan solusi agar tanaman padi yang masih ada dapat dinikmati hasilnya oleh warga. “Instansi terkait segera turun tangan untuk menanganinya. Jika tidak, mereka khawatir terancam gagal panen”, kata Madikusuma.
Selain itu para petani yang mengalami gagal panen pada tahun ini meminta agar diberikan keringanan terutama dalam perbayaran pajak. “Apa yang harus kami pakai bayar pajak, kalau kami semua mengalami gagal panen. Untuk makan saja sulit apalagi untuk bayar pajak. Jadi pemerintah KLU perlu memberikan keringanan dalam persoalan pembayaran pajak ini”, pinta puluhan petani.
Kerugian akibat gagal panen ini diperkirakan ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Karenanya pemerintah perlu mengucurkan dana bantuan bagi petani yang mengalami gagal panen. (www.suarakomunitas.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar