Lombok Timur - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat memperkirakan kerugian akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Sambelia dan Sembalun mencapai Rp13 miliar lebih.
"Itu berdasarkan perhitungan sementara yang dilakukan Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Pemkab Lombok Timur Iswan Rakhmadi yang dihubungi dari Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan, nilai kerugian akibat bencana banjir bandang di Kecamatan Sambelia, sekitar Rp9,2 miliar. Kerugian itu disebabkan karena empat jembatan hancur diterjang banjir bandang.
Salah satunya adalah jembatan di Desa Madayin yang dibangun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai sarana penghubung antara Kabupaten Lombok Timur dengan Kabupaten Lombok Utara.
Selain infrastruktur, kata dia, kerugian juga timbul karena rumah warga Kecamatan Sambelia yang mengalami kerusakan mencapai 314 unit.
Kerusakan rumah paling banyak terjadi di Dusun Batu Sela dan Dusun Menangareak Desa Dara Kunci.
"Untuk kerugian dari sawah yang sudah ditanami padi siap panen dan jagung, belum bisa dihitung karena masih dalam pendataan. Sementara luas sawah yang rusak di Sambelia mencapai 134 hektare yang ditanami padi dan jagung," katanya.
Sementara nilai kerugian akibat banjir dan tanah longsor di Kecamatan Sembalun, diperkirakan mencapai Rp3,3 miliar. Kerugian itu sebagian besar disebabkan karena rumah warga yang rusak mencapai 285 unit dan satu jembatan putus.
Sementara luas sawah yang mengalami kerusakan mencapai 300 hektare. Sebagian besar sawah yang rusak terendam air dan tertimbun material padat ditanami padi.
"Kami juga belum bisa memperkirakan nilai kerugian dari kerusakan di sektor pertanian," ujarnya.
Banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun terjadi sejak Selasa (13/3) dan terus berlanjut hingga Sabtu (17/3). Ribuan warga di dua kecamatan itu terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kondisi banjir saat ini sudah mulai surut. Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. (ant)
"Itu berdasarkan perhitungan sementara yang dilakukan Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol Pemkab Lombok Timur Iswan Rakhmadi yang dihubungi dari Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan, nilai kerugian akibat bencana banjir bandang di Kecamatan Sambelia, sekitar Rp9,2 miliar. Kerugian itu disebabkan karena empat jembatan hancur diterjang banjir bandang.
Salah satunya adalah jembatan di Desa Madayin yang dibangun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai sarana penghubung antara Kabupaten Lombok Timur dengan Kabupaten Lombok Utara.
Selain infrastruktur, kata dia, kerugian juga timbul karena rumah warga Kecamatan Sambelia yang mengalami kerusakan mencapai 314 unit.
Kerusakan rumah paling banyak terjadi di Dusun Batu Sela dan Dusun Menangareak Desa Dara Kunci.
"Untuk kerugian dari sawah yang sudah ditanami padi siap panen dan jagung, belum bisa dihitung karena masih dalam pendataan. Sementara luas sawah yang rusak di Sambelia mencapai 134 hektare yang ditanami padi dan jagung," katanya.
Sementara nilai kerugian akibat banjir dan tanah longsor di Kecamatan Sembalun, diperkirakan mencapai Rp3,3 miliar. Kerugian itu sebagian besar disebabkan karena rumah warga yang rusak mencapai 285 unit dan satu jembatan putus.
Sementara luas sawah yang mengalami kerusakan mencapai 300 hektare. Sebagian besar sawah yang rusak terendam air dan tertimbun material padat ditanami padi.
"Kami juga belum bisa memperkirakan nilai kerugian dari kerusakan di sektor pertanian," ujarnya.
Banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun terjadi sejak Selasa (13/3) dan terus berlanjut hingga Sabtu (17/3). Ribuan warga di dua kecamatan itu terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kondisi banjir saat ini sudah mulai surut. Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar