Seiring dengan perputaran waktu, tanpa terasa kita sudah memasuki tahun 2016 Miladiyah. Di beberapa tempat di Indonesia bahkan di belahan bumi ini, sebagian masyarakat menyambut datangnya tahun baru 2016, dengan cukup meriah, walaupun tidak dilegalkan oleh undang-undang suatu negara namun hanya sebagai sebuah tradisi atau budaya sebagian manusia di bumi.
Setiap terjadi pergantian tahun selalu ditandai dengan bunyi petasan dan kembang api bersahut-sahutan di udara. Hiruk pikuk ini ditmbah dengan bunyi terompet yang memekakkan telinga. Bagi yang merayakannya tidak jadi satu masalah menghambur-hamburkan uang dalam malam pergantian tahun.
Tak heran bila sebagian masyarakat menyebut, bahwa momen tahun baru diidentikkan dengan kegiatan hura-hura. Menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tak berguna. Alangkah mulianya jika uang tersebut digunakan untuk kegiatan amal seperti berbagi dengan anak-anak di panti asuhan.
Hal ini tentunya lebih bermanfaat dan amalnya lebih baik. Seharusnya di momen tahun baru, kita mengisinya dengan kegiatan positif. Malam akhir tahun diisi dengan ketenangan untuk merenungkan tingkah laku yang kita lakukan sepanjang tahun 2015, mana tindakan yang perlu ditinggalkan dan mana yang perlu ditingkatkan. Selain itu, menyusun resolusi-resolusi yang ingin dicapai sebagai patokan melangkah kedepan.
**************
Renungkanlah! Ketika kita merasa telah berjuang begitu keras, ternyata masih banyak kerikil tajam yang masih mengganjal di setiap langkah kita. Ketika kita telah berupaya, masih ada kegagalan yang menghampiri kita, masih ada tangis yang mengiringi jalan kita, masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Apalagi ketika kita memasuki tahun-tahun penuh tantangan seperti ini.
Ketika rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan pertanyaan itu tak terjawabkan, kita dilanda rasa frustasi yang teramat sangat. Kita merasa begitu lelah, kita merasa terabaikan. Tubuh kita seakan mati rasa, denyut nadi kita berhenti sesaat, kita segera terjebak dalam ruang gelap yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya. Lalu, sebelum semuanya semakin kelam, mari kita buka mata dan hati kita, mari kita manfaatkan waktu ini untuk merenung, menelaah dan mencari pencerahan dari perjalanan hidup kita.
Ingatlah, beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih ringan, karena tangan-tangan kasih dari ayah bunda, saudara, kerabat dan teman akan membantu kita agar kita mampu berdiri kokoh dan tegak.
Selama kita masih ada waktu, selama kita masih diberi kesempatan untuk berbagi kasih sayang, mari kita lakukan hal-hal sederhana. Mari peluk Ibu yang di samping kita dan nyatakanlah cinta kita, mari kita kecup kening bocah kecil kita, mari kita genggam tangan pasangan kita dengan mesra, mari kita berjabat tangan dengan teman kita dan katakan betapa kita menghargai persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka yang pernah menyakiti kita.
Terakhir, tak lupa saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016. Semoga apa yang kita harapkan di tahun baru ini, bisa tercapai. (ari dari berbagai sumber)
Setiap terjadi pergantian tahun selalu ditandai dengan bunyi petasan dan kembang api bersahut-sahutan di udara. Hiruk pikuk ini ditmbah dengan bunyi terompet yang memekakkan telinga. Bagi yang merayakannya tidak jadi satu masalah menghambur-hamburkan uang dalam malam pergantian tahun.
Tak heran bila sebagian masyarakat menyebut, bahwa momen tahun baru diidentikkan dengan kegiatan hura-hura. Menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tak berguna. Alangkah mulianya jika uang tersebut digunakan untuk kegiatan amal seperti berbagi dengan anak-anak di panti asuhan.
Hal ini tentunya lebih bermanfaat dan amalnya lebih baik. Seharusnya di momen tahun baru, kita mengisinya dengan kegiatan positif. Malam akhir tahun diisi dengan ketenangan untuk merenungkan tingkah laku yang kita lakukan sepanjang tahun 2015, mana tindakan yang perlu ditinggalkan dan mana yang perlu ditingkatkan. Selain itu, menyusun resolusi-resolusi yang ingin dicapai sebagai patokan melangkah kedepan.
**************
Renungkanlah! Ketika kita merasa telah berjuang begitu keras, ternyata masih banyak kerikil tajam yang masih mengganjal di setiap langkah kita. Ketika kita telah berupaya, masih ada kegagalan yang menghampiri kita, masih ada tangis yang mengiringi jalan kita, masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Apalagi ketika kita memasuki tahun-tahun penuh tantangan seperti ini.
Ketika rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan pertanyaan itu tak terjawabkan, kita dilanda rasa frustasi yang teramat sangat. Kita merasa begitu lelah, kita merasa terabaikan. Tubuh kita seakan mati rasa, denyut nadi kita berhenti sesaat, kita segera terjebak dalam ruang gelap yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya. Lalu, sebelum semuanya semakin kelam, mari kita buka mata dan hati kita, mari kita manfaatkan waktu ini untuk merenung, menelaah dan mencari pencerahan dari perjalanan hidup kita.
Ingatlah, beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih ringan, karena tangan-tangan kasih dari ayah bunda, saudara, kerabat dan teman akan membantu kita agar kita mampu berdiri kokoh dan tegak.
Selama kita masih ada waktu, selama kita masih diberi kesempatan untuk berbagi kasih sayang, mari kita lakukan hal-hal sederhana. Mari peluk Ibu yang di samping kita dan nyatakanlah cinta kita, mari kita kecup kening bocah kecil kita, mari kita genggam tangan pasangan kita dengan mesra, mari kita berjabat tangan dengan teman kita dan katakan betapa kita menghargai persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka yang pernah menyakiti kita.
Terakhir, tak lupa saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016. Semoga apa yang kita harapkan di tahun baru ini, bisa tercapai. (ari dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar