Sabtu, 30 Juni 2012

MAHASISWA NTB UNJUK RASA PADA PERINGATAN HARI KELUARGA 2012

Mataram - Sekitar 50 orang mahasiswa menggelar unjuk rasa di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, ketika belasan ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia tengah berkumpul guna memperingati Hari Keluarga XIX, 28 Juni hingga 1 Juli 2012. 
     
Mahasiswa pengunjuk yang terbagi dalam dua kelompok itu menggelar aksi di simpang empat Jalan Langko-Pejanggik-Udayana dan Air Langga, Kota Mataram, Jumat sekitar pukul 10.00 Wita.
     
Lokasi unjuk rasa itu hanya berjarak sekitar satu kilometer dari eks Bandara Selaparang Mataram, yang dijadikan pusat puncak peringatan Hari Keluarga 2012. Acara itu akan dihadiri Wakil Presiden Boediono.
     
Arus lalu lintas di jalan protokoler di Kota Mataram itu, sempat macet karena banyak kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan itu, sementara mahasiswa beraksi di tengah jalan.
     
Mahasiswa pengunjuk rasa yang menggunakan atribut Front Mahasiswa Nasional (DMN) Cabang Mataram, dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mataram itu, sempat berbaring di badan jalan, sehingga arus lalu lintas tersendat-sendat. 
     
Para mahasiswa menyoroti puncak peringatan Hari Keluarga 2012 yang menurut mereka hanyalah seremonial belaka, namun menghabiskan uang negara miliaran rupiah.
     
"Itu hanya acara seremonial, sementara masyarakat NTB butuh program nyata yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat sesuai potensi daerah seperti di bidang pertambangan dan pariwisata," kata Badarudin, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMN Mataram, dalam orasinya.
     
Badarudin dan rekan-rekannya sesama pengunjuk rasa menghendaki pemerintah pusat dan daerah lebih fokus pada upaya pengembangan sektor pariwisata dan pertambangan, yang hingga kini belum dioptimalkan. Bahkan, kasus perampasan lahan untuk kegiatan pertambangan dan pariwisata masih sering terjadi, yang berdampak pada kemiskinan warga NTB.
     
Karena itu, mereka menuntut berbagai kasus perampasan lahan itu segera dituntaskan, dan mewajibkan perusahaan tambang dan usaha pariwisata yang beroperasi di wilayah NTB untuk berpartisipasi aktif dalam pengentasan kemiskinan.           
     
Tuntutan serupa juga dikemukakan Ilham selaku koordinator kelompok pengunjuk rasa dari PMII Mataram, yang menyoroti pentingnya program pemberdayaan masyarakat di lokasi tambang dan pariwisata.
     
"NTB mau dibawa ke mana, kalau potensi pertambangan dan pariwisata tidak dikembangkan secara terarah dan berkelanjutan. Kegiatan seremonil seperti Hari Keluarga tidak perlu dibesar-besarkan, karena masyarakat butuh program nyata, bukan hanya seremonial," ujarnya.
     
Setelah berorasi lebih dari dua jam, kelompok mahasiswa itu membubarkan diri, dalam pengawalan aparat kepolisian setempat.
     Kelompok pengunjuk rasa dari FMN Mataram lebih dulu membubarkan diri, disusul kelompok pengunjuk rasa dari PMII Mataram. 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar