Lombok Utara - Kerusakan jalan penghubung beberapa dusun di Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU) belum juga diperbaiki. Salah satu dusun yang jalannya rusak parah sepanjang 7 km adalah Dusun Pawang Timpas Timur. Padahal dusun ini sebagai sentra ekonomi dan pertanian bagi Desa Akar-Akar.
Kerusakan jalan ini sudah lebih puluhan tahun dan berkali-kali diusulkan ke pemerintah untuk dilakukan perbaikan. Namun pemerintah KLU terkesan tutup mata dan hingga berita ini diturunkan belum ada upaya perbaikan.
Salah seorang tokoh masyarakat dusun Pawang Timpas Timur, Sudiasip, S.Sos mengaku, sudah berbusa-busa mulut warga menyuarakan persoalan jalan yang rusak ini, baik ke Dewan maupun ke pemerintah KLU, namun hingga saat ini belum juga mendapat respon.
Jika dilihat dari kondisi jalan menuju dusun yang terletak disebelah selatan Desa Akar-Akar ini, cukup membahayakan warga terutama bagi pengendara sepeda motor dan roda empat, lebih-lebih pada saat hujan turun maupun pada malam hari sebab banyak lubang dan batu ditengah badan jalan.
“Jalan ini satu-satunya jalan penghubung ke pusat kota desa dan kecamatan Bayan. Namun karena kondisinya yang rusak parah membuat warga resah dan harus exstra hati-hati bagi pengendara sepeda motor, lebih-lebih bagi roda empat”, kata Sudiasip yang didampingi warga setempat.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dusun Pawang Timpas Timur, Sudarti. Menurutnya, pada setiap kali pertemuan baik dengan pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten, perbaikan jalan ini selalu diusulkan, namun belum ada respon.
Kerusakan infrastrutur jalan ini berdampak pada kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat. “Dari aspek kesehatan, bila ada warga yang sakit atau ibu mau melahirkan ke petugas kesehatan yang ada di pusat kota desa Akar-Akar harus menyiapkan biaya transfortasi yang tinggi . Untuk biaya ojek ke tempat layanan kesehatan terdekat, harus menyediakan biaya Rp. 60 – 100 ribu pulang pergi”, kata Sudarti.
Ini juga dibenarkan oleh Sudasip. Bahkan menurutnya, ada juga ibu hamil melahirkan di jalan sebelum sampai ke petugas kesehatan, dan ini akibat jalan yang rusak. “Sebenarnya jarak dari dusun Pawang timpas Timur ini ke kantor desa tidak terlalu jauh yaitu hanya 7 km, dan bisa ditempuh dalam waktu 10-15 menit menggunakan roda dua bila jalannya di aspal. Tapi karena banyak lubang dan batu sehingga untuk ke kantor desa harus ditempuh sampai satu jam lebih, sehingga ada diantara ibu-ibu hamil melahirkan sebelum sampai ke tempat layanan kesehatan”, jelas Sudiasip.
Sudarti kembali mengatakan rusaknya jalan tersebut juga mengganggu kelancaran transportasi kendaraan pengangkut hasil pertanian ke pasar-pasar terdekat yang berakibat menurunnya harga hasil pertanian dan terpaksa dijual pada tengkulak-tengkulak yang datang ke petani.
“Penduduk Dusun pawang Timpas Timur yang berjumlah 148 kepala keluarga atau 611 jiwa ini sebagian besar petani dan buruh tani dengan hasil unggulan, kelapa, mente, mangga, kakau dan pisang. Sementara sebagiannya membuat gula aren. Tapi karena jalannya yang rusak sehingga penghidupan perekonomian petani tidak bisa meningkat”, kata Sudarti.
Rusaknya akses jalan ini juga berdampak pada pendidikan anak-anak mereka, karena jarak sekolah dasar yang terdekat dari Dusun Pawang Timpas Timur ini adalah 3 Km dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. “Jadi jangan heran kalau musim hujan banyak siswa yang tidak masuk sekolah, karena jalannya yang becek yang bisa membahayakan bagi anak-anak kami”, jelas Sudarti sedih.
Dikatakan, para siswa SD 2 desa Akar-Akar, harus berangkat sekolah seusai sholat subuh agar tidak terlambat sampai ke sekolah, lebih-lebih masih ada siswa yang jarak rumahnya dengan sekolah tersebut 5-6 Km. Demikian juga ketika pulang dari sekolah, masih ada siswa yang tiba dirumahnya sekitar pukul 15.30 wita.
Selain itu, sambung Sudarti, di dusun yang dipimpinnya cukup sedikit yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi setelah tamat SD, karena mengingat jarak SLTP yang paling dekat dari dusun tersebut 10 Km dan harus berjalan kaki melalui jalan berlubang.
Dampak dari kerusakan infrastruktur jalan ini juga diakui oleh Kepala Desa Akar-Akar, Atsah Subagio. “Dampaknya tentu pada pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat. Padahal kalau kita lihat geliat perekonomian masyarakat dibeberapa dusun tersebut seperti, Pawang Timpas Timur, Otak Lendang dan Dusun Temuan Sari serta dusun-dusun lainnya cukup maju, hanya saja infrastruktur jalannya yang belum memdai, sehingga peningkatan ekonomi masyarakat cukup lambat”, kata Atsah subagio, ketika ditemui dirumahnya 3/6 di Dusun Batu Keruk Desa Akar-Akar.
Baik Kepala Dusun Pawang Timpas Timur ataupun Kepala Desa Akar-Akar sangat berharap agar Pemerintah KLU segera memperbaiki jalan tersebut, agar akses transportasi warga tidak terhambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar