Lombok Utara - Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Partai Gerindra yang berlangsung di Medana Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara Sabtu kemarin diwarnai kegaduhan.
Kegaduhan terjadi karena pendukung ketua partai Gerindra dari kubu Syarifuddin tidak menerima kepemipinan DPC Gerindra yang baru pimpinan H. Hambali.
Suasana mulai gaduh, ketika ketua panitia Rakercab KLU, Husnul Munadi menyampaikan laporan didepan pengurus yang hadir.
Para pendukung dan simpatisan kubu Syarifuddin ramai-ramai berteriak, bahwa yang pantas disebut sebagai kader Gerindra adalah kubu dari pengurus lama yang dipimpin Syarifuddin, karena telah berhasil menempatkan dua orang kadernya duduk sebagai dewan di KLU.
Bahkan masa pendukung Syarifuddin minta SK yang dimiliki H. Hambali, ketua DPC Gerindra yang baru dicabut.
Karena suasana semakin memanas, akhirnya aparat keamananpun terpaksa turun tangan untuk mengeluarkan peserta yang membuat keributan. Dan saling dorong antar kepolisian dan pendukung Syarifuddin pun tak terelakkan, namun pihak kepolisian berhasil mendorong mundur massa yang berjumlah puluhan orang yang pro terhadap pengurus DPC Gerindara KLU yang lama.
Setelah berhasil dikeluarkan, para pendukung ini menggelar orasi diluar ruang pertemuan. Mreka menilai, telah terjadi perebutan kepemimpinan DPC Gerindra KLU oleh kubu H. Hambali yang nantinya akan mencalonkan diri sebagai bupati KLU. Selain itu mereka juga mengancam akan mendatangi rumah ketua DPC Gerindra KLU.
Sementara Dewan Pembina Pusat Partai Grindra yang diwakili Permadi, SH dalam kesempatan itu mengatakan, partai Gerindra bukan milik dari DPP atau DPC, namun milik semua orang yang ada di ruangan ini.
Menyoroti terjadinya dualisme kepemipinan di DPC KLU, Permadi menyarankan agar diseleaikan secara intern di KLU, karena jika diselesaikan ditingkat pusat atau di Jakarta hanya menghabiskan ongkos saja.
“Selesaikan persoalan dualisme kepemimpinan DPC Gerindra KLU secara internal dengan rasa persaudaraan dan persatuan”, pintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar