Lombok Utara - Nelayan yang ada di Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih banyak yang belum memiliki mesin perahu yang digunakan untuk beroperasi ke tengah laut. Akibatnya, nelayan tradisional yang ada di daerah ini kalah bersaing dengan nelayan yang menggunakan peralatan modern.
Data yang diperoleh Selasa (1/2) kemarin menyebutkan sekitar 1.998 nelayan yang ada di lima kecamatan se-Lombok Utara, yang memiliki mesin perahu sekitar 200 nelayan. Nelayan yang lain, kalaupun ada namun kondisi mesin perahunya sudah tua sehingga sulit bisa beroperasi ke tengah laut.
Kondisi nelayan seperti ini dibenarkan oleh Kasi Pengawasan, Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Perikanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KPPK) KLU L. Sudirman, SP. Namun, jelasnya, baru-baru ini Bupati KLU telah menyerahkan 100 unit mesin perahu kepada 26 kelompok nelayan yang ada di lima kecamatan se-KLU.
Tiap kelompok mendapatkan bantuan mesin perahu jenis ketinting berkapasitas 6 PK maksimal 5 unit. Pengembangan mesin itu akan diatur oleh masing-masing kelompok dengan cara setiap nelayan yang mendapatkan bantuan mesin membantu nelayan yang belum mendapatkan mesin secara bertahap.
‘’Pengembalian ditangani oleh kelompok dengan cara mengembangkan bantuan mesin ke nelayan yang belum mendapat bantuan. Setelah kita berikan ke kelompok, nanti kelompok yang mengembangkan ke nelayan setempat,’’ ujar Sudirman.
Diakui, nelayan tradisional sulit maju karena mereka tak memiliki usaha lain, selain alat tangkap yang digunakan masih terbatas. Untuk memajukan mereka, kata Sudirman, sudah dibentuk kelompok wanita nelayan di 14 tempat yang bergerak dalam bidang usaha penjualan ikan dan kegiatan lain.
Menurut Sudirman dengan menjual ikan sendiri oleh istri nelayan, bisa diperoleh harga yang bagus. Selama ini harga ikan kerap dipermainkan tengkulak yang meraih keuntungan besar, sedangkan nelayan hanya mendapatkan harga yang tidak setimpal dengan jerih payahnya melaut.
Tahun lalu Dinas KPPK KLU mengusulkan ke pemerintah pusat agar dibangun tempat pelelangan ikan (TPI) di daerah ini. Dengan keberadaan TPI akan meningkatkan harga ikan. Sebab pembeli bisa mendapatan ikan segar karena disimpan di dalam cold storage atau bak pendingin. Kelebihan lain, jelas Sudirman TPI dikelola oleh petugas khusus, dilengkapi dangan sejumlah peralatan pendukung. (051)Suara NTB
Data yang diperoleh Selasa (1/2) kemarin menyebutkan sekitar 1.998 nelayan yang ada di lima kecamatan se-Lombok Utara, yang memiliki mesin perahu sekitar 200 nelayan. Nelayan yang lain, kalaupun ada namun kondisi mesin perahunya sudah tua sehingga sulit bisa beroperasi ke tengah laut.
Kondisi nelayan seperti ini dibenarkan oleh Kasi Pengawasan, Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Perikanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil pada Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KPPK) KLU L. Sudirman, SP. Namun, jelasnya, baru-baru ini Bupati KLU telah menyerahkan 100 unit mesin perahu kepada 26 kelompok nelayan yang ada di lima kecamatan se-KLU.
Tiap kelompok mendapatkan bantuan mesin perahu jenis ketinting berkapasitas 6 PK maksimal 5 unit. Pengembangan mesin itu akan diatur oleh masing-masing kelompok dengan cara setiap nelayan yang mendapatkan bantuan mesin membantu nelayan yang belum mendapatkan mesin secara bertahap.
‘’Pengembalian ditangani oleh kelompok dengan cara mengembangkan bantuan mesin ke nelayan yang belum mendapat bantuan. Setelah kita berikan ke kelompok, nanti kelompok yang mengembangkan ke nelayan setempat,’’ ujar Sudirman.
Diakui, nelayan tradisional sulit maju karena mereka tak memiliki usaha lain, selain alat tangkap yang digunakan masih terbatas. Untuk memajukan mereka, kata Sudirman, sudah dibentuk kelompok wanita nelayan di 14 tempat yang bergerak dalam bidang usaha penjualan ikan dan kegiatan lain.
Menurut Sudirman dengan menjual ikan sendiri oleh istri nelayan, bisa diperoleh harga yang bagus. Selama ini harga ikan kerap dipermainkan tengkulak yang meraih keuntungan besar, sedangkan nelayan hanya mendapatkan harga yang tidak setimpal dengan jerih payahnya melaut.
Tahun lalu Dinas KPPK KLU mengusulkan ke pemerintah pusat agar dibangun tempat pelelangan ikan (TPI) di daerah ini. Dengan keberadaan TPI akan meningkatkan harga ikan. Sebab pembeli bisa mendapatan ikan segar karena disimpan di dalam cold storage atau bak pendingin. Kelebihan lain, jelas Sudirman TPI dikelola oleh petugas khusus, dilengkapi dangan sejumlah peralatan pendukung. (051)Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar