Lombok Barat - Bencana kekeringan melanda tiga dusun di Desa Labuan Tereng ,Kecamatan Lembar , Kabupaten Lombok Barat. Kondisi itu memaksa ribuan kepala keluarga (KK) di tiga dusun itu membutuhkan pasokan air bersih dari pihak PDAM Menang-Mataram.
Dari hasil penelusuran Suara NTB Selasa (13/9) kemarin, setidaknya tiga dusun yang berlokasi di pegunungan Gerepek Lembar tersebut telah dilanda kekeringan sejak empat bulan terakhir. Kemarau panjang menyebabkan sumber-sumber mata air di tiga dusun itu kering kerontang.
Selain itu sumur-sumur warga juga mengalami hal yang sama sehingga terjadi krisis air.
Untuk mengatasi kekeringan, Pemkab setempat meminta PDAM mengirim air bersih ke tiga dusun itu. Kepala Dusun Pelepok Supardi mengatakan, setidaknya dua kali dalam satu minggu air dipasok pihak PDAM Menang-Mataram atas permintaan pihak pemerintah desa setempat. “Kekeringan ini sudah kami alami dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan,” ujar Supardi.
Menurut dia, meski pihak pemerintah melalui PDAM Menang-Mataram terus memberikan pasokan air bersih dalam waktu dua kali dalam satu minggu, namun hal itu dirasa kurang cukup. Untuk mandi saja, lanjut dia, warga setempat harus melakukan pengiritan. “Rata-rata warga disini mandinya sekali dalam dua hari,” tutur dia.
Disebutkannya, dari lima dusun yang ada di Desa Labuan Tereng, tiga dusun yang dimaksud antara lain Dusun Pelepok, Dusun Lendang Andus Barat dan Dusun Tibu Lilin. Untuk dua dusun yang lokasinya berada di bawah, saat ini dalam kondisi aman dengan air bersih yang mencukupi.
Hal senada juga disampaikan H. Salman Al Farizi Ketua Rukun Tetangga (RT) Kesambik Rempek Dusun Lendang Andus Barat. Menurut dia, berbagai upaya sudah dilakukan warga setempat untuk mengantisipasi kekeringan ini. Mulai dari mengusulkan ke kepala desa setempat hingga melakukan ritual salat memohon turun hujan.
Tak hanya itu, warga juga telah membangun beberapa sumur alternatif. Namun hasilnya, sumur yang dibuat warga justru kering kerontang, padahal kedalamannya mencapai 10 sampai 12 meter. “Kami sudah mengusulkan ke Kepala Desa untuk mendapat jatah jaringan PDAM tahun 2004 silam, namun hingga kini belum ada tanggapan dari PDAM setempat,” ujarnya.
Sementara lahan pertanian menurut Salman Al Farizi, semenjak empat bulan lalu, warga sekitar sudah tidak bertani lagi. Bahkan, akibat tidak tersedia pekerjaan, banyak warga memilih mencari kerja ke luar baik luar daerah bahkan ke luar negeri yakni Malaysia.
Kepala Desa Labuan Tereng H. Taufiq Asy’ari juga mengeluhkan sulitnya memperoleh layanan air PDAM. Ada indikasi perlakuan diskriminatif yang ditunjukkan pihak PDAM Menang-Mataram terkait pemasangan pipa untuk jaringan baru. Ironisnya, meski pipa tersebut melintasi Desa Labuan Tereng, jaringan tersebut justru hanya diarahkan ke wilayah Sekotong, sementara tiga dusun yang ada di daerahnya dilewati.
Dikatakan Taufiq, tiga dusun yang dilanda kekeringan itu merupakan dusun yang jumlah penduduknya tidak sedikit. Seperti Dusun Pelepok dengan jumlah penduduk 305 KK, Dusun Lendang Andus 500 KK dan Dusun Tibu Lilin memiliki jumlah penduduk sebanyak 250 KK. “Warga kami sangat membutuhkan air bersih, dimana satu-satunya jalan adalah pelayanan PDAM,” ujarnya seraya menambahkan jika hanya mengandalkan pasokan melalui mobil tangki, itu tidak mencukupi. (smd) Sumber: Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar