Senin, 04 Juni 2012

Kondisi Bangunan PAUD Pawang Timpas Timur Memprihatinkan

Lombok Utara - Dari jauh tampak bangunan ini tidak terawat. Karena disamping atap bangunannya terbuat dari terpal robek, bertiang bambu lapuk dengan pagar bedeg, juga lantai bangunannya belum tersentuh semen.

“Kita bilang ini bangunan kandang itik atau ayam, tapi ditempati oleh anak-anak mungil belajar. Sebaliknya, kita katakan tempat pendidikan, bangunanya yang tidak memadai”, kata salah seorang tokoh masyarakat Dusun Pawang Timpas Timur Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU), Sudiasip yang menyambut kedatangan pewarta warga di lokasi bangunan.

Menurut  Sudiasip,  bangunan tempaty Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cahaya Utara Dusun Pawang Timpas timur ini, didirikan pada awal Januari 2011 secara swadaya oleh masyarakat, dibawah binaan Wakil Bupati KLU, H. Najmul Ahyar, SH.MH. Dan sejak didirikan hingga saat ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

Sementara jumlah siswa yang belajar terus bertambah, yang pada tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 38 orang anak. Dan diperkirakan pada tahun pelajaran baru siswanya akan bertambah sekitar 45 anak.

Mengingat antusias anak-anak belajar cukup menggembirakan, sehingga warga secara swadaya mewakafkan tanah seluas 5 are sebagai tempat membangunan gedung PAUD.  Sayang, sepertinya pemerintah kurang peduli terhadap keberadaan PAUD ini, sehingga pejabat baik dari kecamatan Bayan ataupun dari Kabupaten seolah-olah enggan turun melihat kondisi bangunan PAUD ini.

“Kami sudah empat kali mengusulkan pendanaan melalui proposal, namun hingga kini belum ada respon dari pemerintah, kecuali masyarakat diminta bersabar dan diberi harapan akan dibantu. Tapi yang jelas masyarakat tidak cukup hanya diberikan janji tanpa bukti nyata”, kata Kepala dusun Pawang Timpas Timur, Sudarti ketika ditemui 4/6 di kediamannya.

Bagaiamana jika hujan turun? Menjawab pertanyaan tersebut, Sudiasip mengaku terpaksa anak-anak PAUD ini belajar dirumah warga atau musalla yang letaknya tidak jauh dari bangunan PAUD.

Kondisi ini diperparah lagi dengan akses infrastruktur jalan yang rusak. Bahkan untuk menuju ke pusat kota Desa Akar-Akar, harus  ditempuh sampai satu setengah jam, padahal jaraknya cuma  7 Km.  Dan hampir semua ruas jalan menuju Dusun Pawang Timpas Timur  yang berlubang dan bebatuan.

Sudiasip kembali menjelaskan, jalan ini termasuk jalan tertua di Desa Akar-Akar yang tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah, sementara jalan-jalan lainnya sudah diaspal. 

Tahun ini ada rencana pemerintah untuk melakukan pengaspalan hotmix sepanjang 2 Km.
“Kami sudah usulkan ke pemerintah dan ketua dewan KLU, agar pengaspalan jalan tidak perlu di hotmix, asalkan pengaspalan ini bisa sampai ke dusun kami. Ya cukup dengan aspal kasar saja, yang penting bisa nyampai di dusun Pawang Timpas Timur”, tegas Sudiasip.

Kondisi jalan yang rusak ini cukup berpengaruh pada peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat yang tinggal dibeberapa dusun yang terletak disebelah selatan Desa Akar-Akar ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar