Abdul Gani: Jika Dilihat Bukti Fisik Saat Ini, Paling Menghabiskan Rp 1 Miliar
LOMBOK UTARA - Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara hingga kini belum tuntas dan terkesan tidak jelas. Akibatnya pelayanan medis bagi masyarakat masih harus dilayani di Puskesmas Tanjung, sehingga pelayanan perawatan tidak maksimal dengan terbatasnya ruangan dan tenaga medis. Bahkan, pasien kritis terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) di Mataram.
Tak hanya itu, kondisi bangunannya pun berantakan, banyak potongan bambu penyangga pembangunan berserakan di sekeliling tiang bangunan, padahal dana yang dianggarkan dalam APBD 2011 lalu mencapai Rp 3 Milyar, hingga saat ini proses pengerjaan lanjutannya belum pasti kapan akan dimulai.
Terkait hal ini, anggota Komisi III DPRD Lombok Utara, Abdul Gani, kepada media ini mengatakan, Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan) tidak konsisten menjalankan program yang telah dicanangkan. Pasalnya, anggaran yang ditetapkan dalam APBD KLU mencapai milyaran rupiah. Sebenarnya, hasil pembangunannya tak seperti yang terlihat saat ini yang jauh dari pagu anggaran.
Politisi PKB ini menambahkan, melihat realita yang ada anggaran yang terkuras untuk bangunan RSUD yang hingga kini mangkrak tersebut paling tinggi menghabiskan biaya Rp 1 Milyar lebih. “Sangat tidak mungkin hasil bangunan RSUD KLU menghabiskan anggaran hingga Rp 3 Milyar jika kita lihat dari bukti fisik saat ini. Saya perkirakan paling menyedot dana kurang lebih Rp 1 Milyar,” katanya kecewa.
Lebih lanjut, Gani mengungkapkan, dalam berbagai kesempatan Dinas terkait sering berbicara akan bersikap dan berpendirian kokoh dan konsisten menjalankan agenda pembangunan Rumah Sakit Daerah (RSUD). Namun hal itu hanya 'lips service' saja. Komitmen yang dibangun pemerintah terhadap masyarakat Lombok Utara belum terbukti sama sekali. Dirinya tidak tahu persis realisasi anggaran Rp. 3 miliar yang dipatok dalam APBD 2011 untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah. “Saya tidak tahu bagaimana eksekutif merealisasikan dana pembangunan rumah sakit. Saya heran kenapa eksekutif lari dari komitmen yang telah diucapkannya,” ungkap Gani.
Oleh karenya, anggota komisi III meminta agar Pemkab Lombok Utara lebih serius dan segera melanjutkan pembangunan RSUD itu. Pasalnya, anggaran yang diberikan telah mencukupi maka skala prioritas pengerjaan harus dilanjutkan. “Penggarapan pembangunan mesti harus segera dilanjutkan agar pelayanan bisa berjalan mulus serta kesehatan masyarakat harus diutamakan,” papar anggota Dewan dari PKB ini.
Sementara itu, salah seorang warga Lombok Utara yang enggan disebut namanya, mengatakan pemerintah telah mengkhianati rakyat 'Dayan Gunung' terkait pembangunan RSUD. Pasalnya, pemerintah mengingkari janjinya sendiri dalam menjalankan tugasnya untuk mendirikan rumah sakit. “Untuk hal ini, saya mengatakan pemerintah telah mengkhianati rakyatnya dalam pembangunan rumah sakit ini,” tegasnya kecewa.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah konsisten menjalankan komitmen yang telah dibangun terhadap masyarakat bumi Tioq Tata Tunaq. Komitmen mesti dibuktikan bukan cuma hiasan saja. “Saya mengatakan pemerintah daerah ingkar janji dalam hal pembangunan rumah sakit daerah. Saya tidak tahu kenapa pemerintah bersikap seperti itu dan terkesan lari dari tanggungjawab,” ketusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar