NTB – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana – BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat Husnuddin menjelaskan, bencana banjir bandang didua kecamatan dikabupaten Lombok Timur murni karena pengaruh lingkungan dan kerusakan hutan.
Seperti diketahui, banjir bandang yang terjadi pada selasa lalu di Kecamatan Sambelie dan kecamatan sembalun Kabupaten Lombok Timur telah banyak merusak infrastruktur di wilayah itu. Ribuan Kepala Keluarga didua kecamatan tersebut dievakusi karena khawatir akan terjadi bencana lebih besar. Selain itu, sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak akibat diterjang derasnya banjir tersebut.
Tidak hanya itu, sejumlah lahan pertanian warga dari berbagai jenis komoditas terendam air sehingga dipastikan para petani mengalami kerugian cukup besar. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi NTB Husnuddin, Jum’at (16/03), bencana di dua kecamatan tersebut tidak terlepas dari kerusakan lingkungan dan hutan. Kondisi hutan dikawasan tersebut tidak mampu menahan derasnya air dari kaki gunung rinjani akibat tingginya curah hujan sejak beberapa hari terakhir ini, sehingga melanda permukiman dan pertanian warga masyarakat.
Husnuddin mengatakan, kerusakan hutan yang terjadi tidak hanya akibat perambahan hutan, juga dipengaruhi kondisi cuaca seperti terjadinya kemarau panjang pada beberapa waktu lalu. Meski demikian, Ia mengakui belum mengetahui secara pasti berapa luas hutan kritis dikawasan wisata taman nasional gungung rinjani.
Namun, Ia juga memastikan terjadinya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di provinsi NTB sejak beberapa tahun terakhir ini baik di Lombok maupun Sumbawa disebabkan oleh sebagian kondisi hutan NTB yang masih kritis. Untuk itu Husnuddin mengajak seluruh elemen masyarakat agar melakukan penanaman pohon sejak dini guna mengantisipasi bencana alam yang lebih besar dikemudian hari. (NTB3) Sumber: www,ntbterkini.com
Seperti diketahui, banjir bandang yang terjadi pada selasa lalu di Kecamatan Sambelie dan kecamatan sembalun Kabupaten Lombok Timur telah banyak merusak infrastruktur di wilayah itu. Ribuan Kepala Keluarga didua kecamatan tersebut dievakusi karena khawatir akan terjadi bencana lebih besar. Selain itu, sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak akibat diterjang derasnya banjir tersebut.
Tidak hanya itu, sejumlah lahan pertanian warga dari berbagai jenis komoditas terendam air sehingga dipastikan para petani mengalami kerugian cukup besar. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi NTB Husnuddin, Jum’at (16/03), bencana di dua kecamatan tersebut tidak terlepas dari kerusakan lingkungan dan hutan. Kondisi hutan dikawasan tersebut tidak mampu menahan derasnya air dari kaki gunung rinjani akibat tingginya curah hujan sejak beberapa hari terakhir ini, sehingga melanda permukiman dan pertanian warga masyarakat.
Husnuddin mengatakan, kerusakan hutan yang terjadi tidak hanya akibat perambahan hutan, juga dipengaruhi kondisi cuaca seperti terjadinya kemarau panjang pada beberapa waktu lalu. Meski demikian, Ia mengakui belum mengetahui secara pasti berapa luas hutan kritis dikawasan wisata taman nasional gungung rinjani.
Namun, Ia juga memastikan terjadinya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di provinsi NTB sejak beberapa tahun terakhir ini baik di Lombok maupun Sumbawa disebabkan oleh sebagian kondisi hutan NTB yang masih kritis. Untuk itu Husnuddin mengajak seluruh elemen masyarakat agar melakukan penanaman pohon sejak dini guna mengantisipasi bencana alam yang lebih besar dikemudian hari. (NTB3) Sumber: www,ntbterkini.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar