Lombok Utara, – Perkembangan pembangunan sudah tentu ada yang merasa diuntungkan dan dirugikan, fenomena itu sudah menjadi hal yang lumrah dan dianggap biasa. Sedangkan pembangunan relokasi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Tanjung Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara (KLU) hingga kini masih belum tintas.
Sebagian orang menyayangkan relokasi dilakukan dengan alasan gedung sekolah itu baru saja selesai direhab dengan menggunakan uang yang nilainya hingga puluhan juta rupiah, namun disisi lain sebagian orang relokasi itu harus dilakukan karena sangat mengganggu karena berdekatan dengan pusat pemerintahan kabupaten Lombok Utara.
Sabtu tanggal 1 Oktober 2011 kemarin, beberapa anggota komite sekolah menggelar musyawarah untuk membahas persoalan tersebut. Acara yang berlangsung di digedung sekolah setempat juga dihadiri Kepala UPTD Kecamatan Tanjung, Pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung, Kepala Dusun termasuk Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lombok Utara, Muhamad, S.Pd.
Dalam pertemuan tersebut, Kabid Dikadas, Muhamad, S.Pd mengatakan, guru-guru yang banyak raos (guru-guru yang banyak omong-red) dalam persoalan relokasi SDN 2 Tanjung tinggal saya tulis namanya kemudian saya serahkan kebupati agar ditempatkan kesekolah lain, “ancamnya.
Karena menurut Muhamad, persoalan relokasi sudah tidak ada masalah bahkan tidak pernah ada masalah hanya saja terjadi miskomunikasi pada saat rapat dengan kepala dinas Dikbudpora KLU.” Bangunan fisik SDN 2 dan TK sudah ada di DPA dinas PU sedangkan dana pengadaan tanah anggarannya ada di Dispenda dan sudah disetujui DPRD, “sebut mantan kepala sekolah SMPN 3 Tanjung ini menambahkan.
Nurtadi, salah satu wali murid SDN 2 Tanjung mengaku sangat menyayangkan dengan statement Kabid Dikdas. “Kata-kata itu sangat tidak enak saya dengar, jangan kita kembali seperti rezim orde lama yang hak bicara kita dibatasi, kalau memang guru-guru pantas dan layak mengajar di SDN 2 Tanjung, kenapa harus pindahkan, “tegasnya.
Menyinggung soal relokasi gedung SDN 2 Tanjung ia menambahakan, orang tua murid sangat bangga jika gedung sekolah dibangun di atas kantor bupati KLU, tetapi mungkin karena kondisi yang membuat bupati atau pemda KLU gak enak melihatnya sehingga harus direlokasi, “ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan, Tarfi’in, salah satu wali murid lainnya, direlokasi atau tidak sebenarnya bukan menjadi persoalan, tetapi jika diangap gedung SDN 2 Tanjung sebagai pengganggu aktifitas pemerintahan apa lagi merusak pemandangan, ini yang sangat disayangkan. Justeru kita harus bangga ada gedung sekolah dipusat pemerintahan, “ungkapnya.
Masalah lain lanjutnya, pengadaan atau pembelian lahan sering menimbulkan masalah dan sudah banyak pengalaman. “Coba kita lihat pembelian lahan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), lahan SMK Gangga, Lahan SMA 2 Tanjung masih meninggalkan persoalan, “tambahnya.
Kepala Dusun Karang Bangket, Desa Tanjung mengatakan, saya sangat prihatian dengan rencana relokasi SDN 2 Tanjung karena belum setahun bangunannya selesai direhab dengan menggunakan DAK sudah mau dirusak.
Ia juga sangat menyayangkan dengan sikap pemda yang akan membeli lahan baru untuk relokasi. “Tanah milik pemda KLU masih luas kenapa kita harus beli lahan baru, “ungkapnya menyayangkan.
Sementara Kepala Sekolah SDN 2 Tanjung, I Wayan Putranegara, S.Pd.SD dalam kesempatan tersebut mengatakan, saat ini jumlah siswa SDN 2 Tanjung sebanyak 332 orang, sebagian Ruang Kelas Belajar (RKB) dipakai TK pada pagi hari, sedangkan siang harinya di gunakan SMA 2 Tanjung sehingga proses belajar mengajar belum maksimal termasuk sorenya siswa tidak dapat melaksankan les sekolah. “Guru juga tidak memiliki ruangan dan harus duduk diemperan sekolah, “ungkapnya. (adam)
Sebagian orang menyayangkan relokasi dilakukan dengan alasan gedung sekolah itu baru saja selesai direhab dengan menggunakan uang yang nilainya hingga puluhan juta rupiah, namun disisi lain sebagian orang relokasi itu harus dilakukan karena sangat mengganggu karena berdekatan dengan pusat pemerintahan kabupaten Lombok Utara.
Sabtu tanggal 1 Oktober 2011 kemarin, beberapa anggota komite sekolah menggelar musyawarah untuk membahas persoalan tersebut. Acara yang berlangsung di digedung sekolah setempat juga dihadiri Kepala UPTD Kecamatan Tanjung, Pengawas TK/SD Kecamatan Tanjung, Kepala Dusun termasuk Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lombok Utara, Muhamad, S.Pd.
Dalam pertemuan tersebut, Kabid Dikadas, Muhamad, S.Pd mengatakan, guru-guru yang banyak raos (guru-guru yang banyak omong-red) dalam persoalan relokasi SDN 2 Tanjung tinggal saya tulis namanya kemudian saya serahkan kebupati agar ditempatkan kesekolah lain, “ancamnya.
Karena menurut Muhamad, persoalan relokasi sudah tidak ada masalah bahkan tidak pernah ada masalah hanya saja terjadi miskomunikasi pada saat rapat dengan kepala dinas Dikbudpora KLU.” Bangunan fisik SDN 2 dan TK sudah ada di DPA dinas PU sedangkan dana pengadaan tanah anggarannya ada di Dispenda dan sudah disetujui DPRD, “sebut mantan kepala sekolah SMPN 3 Tanjung ini menambahkan.
Nurtadi, salah satu wali murid SDN 2 Tanjung mengaku sangat menyayangkan dengan statement Kabid Dikdas. “Kata-kata itu sangat tidak enak saya dengar, jangan kita kembali seperti rezim orde lama yang hak bicara kita dibatasi, kalau memang guru-guru pantas dan layak mengajar di SDN 2 Tanjung, kenapa harus pindahkan, “tegasnya.
Menyinggung soal relokasi gedung SDN 2 Tanjung ia menambahakan, orang tua murid sangat bangga jika gedung sekolah dibangun di atas kantor bupati KLU, tetapi mungkin karena kondisi yang membuat bupati atau pemda KLU gak enak melihatnya sehingga harus direlokasi, “ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan, Tarfi’in, salah satu wali murid lainnya, direlokasi atau tidak sebenarnya bukan menjadi persoalan, tetapi jika diangap gedung SDN 2 Tanjung sebagai pengganggu aktifitas pemerintahan apa lagi merusak pemandangan, ini yang sangat disayangkan. Justeru kita harus bangga ada gedung sekolah dipusat pemerintahan, “ungkapnya.
Masalah lain lanjutnya, pengadaan atau pembelian lahan sering menimbulkan masalah dan sudah banyak pengalaman. “Coba kita lihat pembelian lahan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), lahan SMK Gangga, Lahan SMA 2 Tanjung masih meninggalkan persoalan, “tambahnya.
Kepala Dusun Karang Bangket, Desa Tanjung mengatakan, saya sangat prihatian dengan rencana relokasi SDN 2 Tanjung karena belum setahun bangunannya selesai direhab dengan menggunakan DAK sudah mau dirusak.
Ia juga sangat menyayangkan dengan sikap pemda yang akan membeli lahan baru untuk relokasi. “Tanah milik pemda KLU masih luas kenapa kita harus beli lahan baru, “ungkapnya menyayangkan.
Sementara Kepala Sekolah SDN 2 Tanjung, I Wayan Putranegara, S.Pd.SD dalam kesempatan tersebut mengatakan, saat ini jumlah siswa SDN 2 Tanjung sebanyak 332 orang, sebagian Ruang Kelas Belajar (RKB) dipakai TK pada pagi hari, sedangkan siang harinya di gunakan SMA 2 Tanjung sehingga proses belajar mengajar belum maksimal termasuk sorenya siswa tidak dapat melaksankan les sekolah. “Guru juga tidak memiliki ruangan dan harus duduk diemperan sekolah, “ungkapnya. (adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar