Jumat, 14 Oktober 2011

PNPM-MP KLU Gelar TOT TPM

Lombok Utara - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) Kabupaten Lombok Utara, 13 – 15 Oktober 2011 menggelar pelatihan Traning Of Trainer (TOT) bagi 17 orang Tim Pelatih Masyarakat (TPM) di aula kantor camat Tanjung.

TOT atau pelatihan untuk pelatih tersebut diawali dengan do’a bersama, yang dilanjutkan perkenalan  dan menulis harapan masing-masing peserta difasilitasi oleh beberapa fasilitator, antara lain, Fasilitator Kabupaten (Faskab) keuangan PNPM KLU, Asdiah, Faskab PNPM, Baiq Nurhayati dan  regional Managemen consultant-IV NTB, Ir. Lukman Taufik.

Baiq Nurhayati mengatakan, program TOT bagi TPM dilaksanakan selama tiga hari yang tujuannya bisa menjadi pelatih baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten, sehingga pelatihan –pelatihan lainnya bukan lagi seratus persen dilakukan fasilitator kecamatan, akan tetapi nantinya dilakukan oleh TPM itu sendiri.

“Selama ini setiap ada pelatihan PNPM yang menjadi fasilitatornya adalah Faskab atau Fasilitator Kecamatan, sehingga kita bentuk TPM di lima kecamatan di KLU, yang pada hari ini kita latih. Dan dalam TOT ini fasilitator bukan memberi ilmu  tapi lebih kepada berbagi pengalaman, karena para TPM ini memiliki pengalaman yang bisa terus digali dan dikembangkan yang sekaligus nantinya diaplikasikan”, kata Nurhayati.

Sementara Lukman Taufik, Spesialis Training PNPM-MP Nusa Tenggara Barat, ditemui di sela-sela pelatihan menjelaskan pelatihan ini bertujuan supaya tenaga pelatih masyarakat ini terampil memfasilitasi di masing-masing tempat yang kegiatan pelatihannya ada basis kabupaten, kecamatan dan juga ditingkat desa.

Ketika ditanya materi yang diberikan pada TOT ini, Lukman mengaku tergantung dari jajak kebutuhan. “Kita akan menjajaki kebutuhan para TPM pada setiap segmen, karena nantinya bila masyarakat butuh pelatihan hukum akan muncul materi tentang hukum. Kalau masyarakat membutuhkan berkaitan dengan pengawasan, maka akan dirumuskan dan dilatih bagaimana melakukan pengawasan”, jelasnya.

Selain itu TPM yang dilatih akan melakukan penjajakan kebutuhan pelatihan yang akan dirumuskan menjadi sebuah modul pelatihan yang akan disepakati ditingkat kabupaten. Sementara basis TPM dimasing-masing kecamatan itu minimal tiga orang, demikian juga dengan di tingkat kabupaten, yang memiliki tugas pokok antara lain, menjajaki kebutuhan pelatihan, merusmuskan modul, memfasilitasi dan memantau pelatihan dan mengvaluasi hasilnya untuk penguatan kapasitas.

“Pelatihan yang dilakukan selama tiga hari ini diberikan beberapa materi antara lain metode Pendidikan Orang Dewasa (POD), merusmuskan metode dan media pelatihan dan merancang kegiatan pelatihan”, kata Lukman.

“Peserta pelatihan tampaknya mereka masih rumit melakukan Training Net Assesmen (TNA), dan ini belum bisa saya lihat, apa yang mereka hasilkan, padahal ini sudah mereka lakukan beberapa waktu lalu dalam rangka penajaman. Karena dari hasil diskusi yang kami lakukan dengan Pokja Ruang Belajar Masyarakat (RBM) itu masih ada beberapa hal yang perlu dipertajam, karena didalam melakukan TNA itu harus jelas sasarannya siapa, sehingga akan muncul pelatihan yang akan diberikan apa, karena inilah titik keritisnya”, kata Lukman menjelaskan.

Ditambahkan, bila TPM ini memiliki komitmen dan kemampuan yang memadai dalam rangka peningkatan kapasitas kita akan punya banyak orang, sehingga kita tidak lagi bergantung kepada orang kabupaten, karena kita sudah memiliki TPM ditingkat kecamatan yang mampu meningkatkan kapasitas sampai pada tataran ditingkat desa. (ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar