Lombok Utara yang dimekarkan menjadi sebuah daerah otonomi baru pada 21 Juni 2008, miliki kekayaan yang melimpah terutama pariwisata, yang bila dikelola dengan baik tentu akan memberikan kontribusi terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Demikian dikatakan Camat Bayan, R. Tresnawadi, S.Sos dalam acara silaturrahmi, pejabat bupati Lombok Utara, Drs. Ridwan Hidayat.
Menurut Tresnawadi potensi wisata yang dimiliki Kabupaten ”tiok-tata-tunak” ini cukup banyak mulai dari potensi wisata alam hutan pusuk, Air terjun, Danau segara Anak, dan pantai yang indah, seperti pantai Jambianom, Ketapang, Labuhan Carik membentang di sepanjang perjalanan dari Kecamatan Pemenang di ujung barat hingga Bayan di ujung timur. Keindahan alam ini ditambah lagi dengan keberadaan tiga gili yang cukup terkenal yaitu seperti Gili Indah, Terawangan, dan Gili Meno. Jadi tidak heran kalau pantainya disebut juga Pantura (Pantai Lombok Utara).
Keindahan dan kekayaan ini ditambah lagi dengan pariwisata Budaya, seperti masjid kuno, balai adat, dan rumah tradisional yang memiliki sejarah yang cukup historis dan menarik terutama bagi para peneliti. ”Bahkan sedikitnya dari hasil penelitian di Bayan saja sudah menghasilkan 6 Doktor dari berbagai universitas di Indonesia maupun luar negeri”, ungkap Kamardi SH, anggota Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dalam sebuah kesempatan.
Khusus mengenai Pantura, Lombok Utara memiliki transplantasi karang di perariran laut Dusun Jambianom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini menjadi salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan mancanegara, dan setiap hari ada wisatawan mancanegara yang berkunjung dan menyelam di perairan Mulur untuk menikmati pemandangan bawah laut yang dihiasi hasil transplantasi.
Terkait dengan tingginya minat para wisatawan melihat perairan laut Dusun Jambianom yang menjadi lokasi transplantasi karang tersebut, manajemen hotel berbintang yaitu, Oberoi Medana tertarik menjalin kerja sama dengan kelompok nelayan Lestari Bahari.
Pejabat bupati Lombok Utara, Drs. Ridwan Hidayat, mengungkapkan, bahwa semua turis yang datang ke provinsi NTB ini, tidak lengkap rasanya bila tidak berkunjung ke Lombok Utara. Mengapa? Karena Lombok Utara memiliki daya tarik yang cukup mempesona, seperti Gunung Rinjani dan potensi pertanian dan perkebunan yang sangat luar biasa dengan hasil unggulannya seperti kopi, vanili, coklat, menta dan lain-lainnya.
Selain itu lanjut pejabat bupati yang baru bertugas satu setengah bulan ini, KLU dikenal masyarakatnya yang ramah tamah dan sopan-santun, dan yang paling membanggakan adalah tidak ada yang menjadi pengemis di KLU. Keindahan dan daya tarik potensi pariwisata ini didukung juga dengan hutan yang masih tetap terjaga kelestariannya. Bahkan di Bayan sendiri, bila ada yang ditemukan menbang kayu di hutan adat akan dikenakan sanksi, dan ini kita rencanakan untuk di Perdakan.
Ditiga Gili (Terawangan, Meno dan Gili Indah), kata Ridwan Hidayat, setiap tahun ratusan ribu pengunjung yang datang termasuk kapal pesiar. “Ketika puncak kunjungan wisatawan, transaksi di Bank Mandiri saja bisa mencapi Rp. 4 Miliar per hari. Namun sayang retribusi dan pajak belum bisa ditarik di KLU karena belum ada Perda-nya. Dan kami sudah membuat tim untuk menusun Raperda yang mengatur retribusi dan pajak”, kata Ridwan.
Untuk melengkapi keindahan potensi pariswisata baik alam, pantai maupun bahari ini, Yayasan FIJAR telah menawarkan pendirian sekolah khusus untuk anak yatim piatu yang dananya mencapai Rp. 200 juta, yang rencananya akan ditempatkan di sebuah bukit untuk menambah keindahan KLU. ”Dan mudah-mudahan ini bisa berhasil” harapnya.
Untuk menambah kunjungan wisatawan di KLU, Pemda akan membangun dan memperlebar ruas jalan kabupaten sepanjang 100 km serta membaut pintu gerbang masuk ke daerah Wisata Senaru di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan. Selain itu di Selelos Kecamatan Gangga, juga akan dibangun Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kekuatan 5,5 Mega. Pembangunan PLTA ini akan didampingkan dengan konsep wisata yaitu rencana pembangunan pasar lelang dengan anggaran Rp. 115 Miliar.
Tinggal sekarang, bagaimana kita memiliki kemampuan untuk mengelola kekayaan pariwiwsata yang ada. Dan tentu caranya adalah peningkatan kulaitas sumber daya manusia (SDM) dan menguasai sains teknlogi. Dan untuk mengusai itru semua harus ditempuh melalui jalur pendidikan. Selain itu juga perlu ada keterampilan dan skeju atau sikap mental yaitu berpegang teguh pada jati dirinya serta memperkuat nilai-nilai kearifan lokal ditambah dengan etos kerja atau semangat juang.
Semoga semua rencana kedepan di KLU dapat sukses. (M. Syairi)
Menurut Tresnawadi potensi wisata yang dimiliki Kabupaten ”tiok-tata-tunak” ini cukup banyak mulai dari potensi wisata alam hutan pusuk, Air terjun, Danau segara Anak, dan pantai yang indah, seperti pantai Jambianom, Ketapang, Labuhan Carik membentang di sepanjang perjalanan dari Kecamatan Pemenang di ujung barat hingga Bayan di ujung timur. Keindahan alam ini ditambah lagi dengan keberadaan tiga gili yang cukup terkenal yaitu seperti Gili Indah, Terawangan, dan Gili Meno. Jadi tidak heran kalau pantainya disebut juga Pantura (Pantai Lombok Utara).
Keindahan dan kekayaan ini ditambah lagi dengan pariwisata Budaya, seperti masjid kuno, balai adat, dan rumah tradisional yang memiliki sejarah yang cukup historis dan menarik terutama bagi para peneliti. ”Bahkan sedikitnya dari hasil penelitian di Bayan saja sudah menghasilkan 6 Doktor dari berbagai universitas di Indonesia maupun luar negeri”, ungkap Kamardi SH, anggota Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dalam sebuah kesempatan.
Khusus mengenai Pantura, Lombok Utara memiliki transplantasi karang di perariran laut Dusun Jambianom, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini menjadi salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan mancanegara, dan setiap hari ada wisatawan mancanegara yang berkunjung dan menyelam di perairan Mulur untuk menikmati pemandangan bawah laut yang dihiasi hasil transplantasi.
Terkait dengan tingginya minat para wisatawan melihat perairan laut Dusun Jambianom yang menjadi lokasi transplantasi karang tersebut, manajemen hotel berbintang yaitu, Oberoi Medana tertarik menjalin kerja sama dengan kelompok nelayan Lestari Bahari.
Pejabat bupati Lombok Utara, Drs. Ridwan Hidayat, mengungkapkan, bahwa semua turis yang datang ke provinsi NTB ini, tidak lengkap rasanya bila tidak berkunjung ke Lombok Utara. Mengapa? Karena Lombok Utara memiliki daya tarik yang cukup mempesona, seperti Gunung Rinjani dan potensi pertanian dan perkebunan yang sangat luar biasa dengan hasil unggulannya seperti kopi, vanili, coklat, menta dan lain-lainnya.
Selain itu lanjut pejabat bupati yang baru bertugas satu setengah bulan ini, KLU dikenal masyarakatnya yang ramah tamah dan sopan-santun, dan yang paling membanggakan adalah tidak ada yang menjadi pengemis di KLU. Keindahan dan daya tarik potensi pariwisata ini didukung juga dengan hutan yang masih tetap terjaga kelestariannya. Bahkan di Bayan sendiri, bila ada yang ditemukan menbang kayu di hutan adat akan dikenakan sanksi, dan ini kita rencanakan untuk di Perdakan.
Ditiga Gili (Terawangan, Meno dan Gili Indah), kata Ridwan Hidayat, setiap tahun ratusan ribu pengunjung yang datang termasuk kapal pesiar. “Ketika puncak kunjungan wisatawan, transaksi di Bank Mandiri saja bisa mencapi Rp. 4 Miliar per hari. Namun sayang retribusi dan pajak belum bisa ditarik di KLU karena belum ada Perda-nya. Dan kami sudah membuat tim untuk menusun Raperda yang mengatur retribusi dan pajak”, kata Ridwan.
Untuk melengkapi keindahan potensi pariswisata baik alam, pantai maupun bahari ini, Yayasan FIJAR telah menawarkan pendirian sekolah khusus untuk anak yatim piatu yang dananya mencapai Rp. 200 juta, yang rencananya akan ditempatkan di sebuah bukit untuk menambah keindahan KLU. ”Dan mudah-mudahan ini bisa berhasil” harapnya.
Untuk menambah kunjungan wisatawan di KLU, Pemda akan membangun dan memperlebar ruas jalan kabupaten sepanjang 100 km serta membaut pintu gerbang masuk ke daerah Wisata Senaru di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan. Selain itu di Selelos Kecamatan Gangga, juga akan dibangun Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kekuatan 5,5 Mega. Pembangunan PLTA ini akan didampingkan dengan konsep wisata yaitu rencana pembangunan pasar lelang dengan anggaran Rp. 115 Miliar.
Tinggal sekarang, bagaimana kita memiliki kemampuan untuk mengelola kekayaan pariwiwsata yang ada. Dan tentu caranya adalah peningkatan kulaitas sumber daya manusia (SDM) dan menguasai sains teknlogi. Dan untuk mengusai itru semua harus ditempuh melalui jalur pendidikan. Selain itu juga perlu ada keterampilan dan skeju atau sikap mental yaitu berpegang teguh pada jati dirinya serta memperkuat nilai-nilai kearifan lokal ditambah dengan etos kerja atau semangat juang.
Semoga semua rencana kedepan di KLU dapat sukses. (M. Syairi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar