Selasa, 01 November 2011

Obat Tak Tersedia, Pasien RSUD Mengeluh

LOMBOK UTARA  - Sejumlah pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengeluhkan tidak tersedianya obat di RSUD setempat, sehingga sejumlah pasien harus membeli obat di salah satu balai pengobatan di Kecamatan Tanjung dengan harga yang lebih tinggi.

Suhaerudin Pribadi, salah satu keluarga pasien Inaq Munirah, warga Dusun Murjumenang, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, mengatakan, dia sangat menyayangkan sikap dan pelayanan RSUD KLU yang menyuruh sejumlah pasien untuk membeli obat di salah satu balai pengobatan di Tanjung.

“Saya bawa masuk ibu saya dengan menggunakan kartu Jamkesmas, tapi oleh dokter kita disuruh beli obat di luar dengan menggunakan resep,” tegasnya.

Ia juga mengaku sejak ibunya masuk rawat inap Sabtu lalu, sudah empat kali diminta untuk membeli obat di luar dengan resep dokter. “Sudah empat kali saya beli obat menggunakan resep, per resep nilainya mencapia Rp.30 ribu hingga  Rp.34 ribu,“ keluhnya.

Dijelaskan, ibunya sampai saat ini belum memperoleh obat yang diberikan pihak rumah sakit, kecuali infus saja. “Apa gunanya kita menggunakan kartu Jamkesmas jika obat harus kita beli di luar. Masak karena alasan tidak ada obat di RSUD, lalu dibebankan ke masyarakat,“ ungkapnya seraya mengatakan, janji pemerintah dengan biaya kesehatan gratis hanya janji belaka.

Hal senada juga dikeluhkan keluarga pasien Rosita, Adinata dari Dusun Propok, Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, ia juga diminta membeli obat di balai pengobatan yang berada di dusun Tanak Song Desa Jenggala, Kecamtan Tanjung. “Saya juga diminta untuk beli obat dengan menggunakan resep dari dokter RSUD KLU,“ tuturnya.

Menurutnya baru sekarang dirinya dan beberapa pasien lainnya tahu kalau ada kebijkan dan aturan baru dari pihak rumah sakit. “Baru tahu kalau kita harus beli obat di luar, biasanya disiapkan dari RSUD atau puskesmas secara gratis,“ keluhnya.

Hal serupa juga dikeluhkan salah satu pasien yang enggan ditulis namanya, menurutnya cara seperti ini dengan menyuruh pasien beli obat di luar hanya untuk mendapat keutungan saja tanpa memikirkan nasib masyarakat yang tidak mampu. “Sudah jelas kok kita menggunakan Jamkesmas, tetapi kenapa obat harus kita beli lagi, sama artinya dengan bohong,“ ketusnya.

Sementara dr. Asep salah satu dokter RSUD KLU dikonfirmasi terkait hal ini membantah tidak semua pasien Jamkesmas diharuskan membeli obat di luar dengan resep. “Resep dokter diberikan bagi yang perlu saja, karena obat yang dibutuhkan memang tidak tersedia di RSUD,“ katanya.

Diakui, persedian obat di RSUD memang  sering kosong karena terlambat dating, dan terkadang obat yang sangat dibutuhkan pasien tidak tersedia, sehingga diharuskan menggunakan resep untuk membeli obat di luar. “Saya juga tidak tahu kenapa kiriman obat sering terlambat, silahkan tanya langsung ke Dinas Kesehatan,“ kelitnya.(adam) suarakomunitas.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar