Senin, 31 Oktober 2011

KLU Kekurangan 584 Guru SD

Lombok Utara - Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih kekurangan 584 guru SD.Tingginya angka kekurangan guru cukup memberatkan dunia pendidikan di Lombok Utara. Salah satu poin penting dalam standar pendidikan masih belum terpenuhi. Guru menjadi salah satu faktor dalam standar pendidikan itu.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dikbudpora KLU, H Muhammad. Menurutnya, kekurangan guru di tingkat pendidikan dasar tersebut terjadi di semua kecamatan. Namun paling parah terjadi di Kecamatan Bayan. Di kecamatan paling ujung Timur Lombok Utara tersebut, jumlah kekurangan guru SD sebanyak 183 orang. Disusul Kecamatan Kayangan 134 orang, Kecamatan Gangga 117 orang, Kecamatan Tanjung 68 orang, Kecamatan Pemenang 82 orang. Sementara untuk kekurangan guru SMP dan SMP Satap sebanyak 140 orang.

Dengan jumlah guru yang masih kurang tersebut, sudah pasti pihak sekolah mengangkat Guru Tidak Tetap (GTT). Keberadaan GTT ini membantu jalannya proses belajar mengajar, namun di sisi lain biaya yang dikeluarkan oleh pihak sekolah banyak yang terpakai untuk memberikan honor mereka. Selama ini GTT diberikan honor dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Idealnya dana BOS yang terpakai untuk honor adalah 20 persen, namun dengan kondisi di sekolah-sekolah KLU yang kekurangan banyak guru tentunya banyak dana BOS yang terserap.

‘’SMP 4 Bayan contohnya, di sekolah itu hanya ada dua orang guru negerinya. Kepala sekolah dan satu orang guru mata pelajaran,’’ kata mantan Kepala SMPN 1 Tanjung ini.

Menyoroti kekurangan ruang kelas ini lagi-lagi Kecamatan Bayan memecahkan rekor. Di kecamatan ini kekurangan ruang kelas SD tercatat sebanyak 67 lokal, Kayangan 31 lokal, Gangga 19 lokal, Tanjung 21 lokal, dan Pemenang 8 lokal. ‘’SD-SD yang baru didefinitifkan yang sebelumnya filial juga harus segera dibangungkan lokal dan meubeler mereka,’’ katanya.

Sementara Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bayan, Sihabudin, mengatakan, Bayan memang pemecah rekor untuk kekurangan guru, kekurangan ruang kelas, dan kekurangan meubeler. Dia mencontohkan SDN 5 Sukadana yang baru didefinitfkan tahun ajaran 2011 ini tidak memiliki seorang pun guru negeri. Selain itu murid sekolah tersebut masih belajar di alam terbuka lantaran kekurangan ruang kelas. ‘’Ruang kelas yang lain kondisinya sangat parah. Hanya pakai bedek dan beratap terpal,’’ katanya.

Sihabudin berharap untuk penempatan guru negeri, diprioritaskan di Kecamatan Bayan. Guru yang ditempatkan di Bayan, terutama di tempat yang jauh tersebut harus membuat surat pernyataan khusus agar tidak pindah dalam waktu 5 tahun. ‘’Kadang ada yang baru beberapa bulan ditempatkan sudah minta pindah. Kita berharap kalau ada penempatan ada surat perjanjian mereka tidak akan minta pindah selama 5 tahun,’’pungkasnya. (Primadona)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar