ILUSTRASI |
Lombok Utara - Perubahan iklim yang terjadi saat ini seharusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan. Kendati demikian, hingga kini belum ada rencana aksi yang dibuat Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) dalam mengatasi perubahan iklim.
Demikian terungkap dalam seminar sehari menghadapi perubahan iklim di KLU yang diselenggarakan oleh Koslata di ruang pertemuan Kantor Camat Pemenang, Kamis (27/10) kemarin.
Ketua Komisi I DPRD KLU Jasman Hadi menyatakan seharusnya Kantor Lingkungan Hidup (LH) Lombok Utara memprogramkan atau menyusun rencana kerja yang menyangkut rencana aksi menghadapi perubahan iklim di KLU. Kalau membutuhkan anggaran, katanya agar dibuat program dan mengusulkan ke DPRD KLU.
Manager Program Koslata Sulistiono menyatakan gejala perubahan iklim dirasakan terutama oleh komunitas petani dan nelayan. Peningkatan suhu udara, anomali musim dan cuaca ekstrim dirasakan mengganggu penghidupan petani dan nelayan.
‘’Koslata telah melakukan studi identifikasi adaptasi perubahan iklim dengan mengambil kasus pada kalangan petani dan nelayan. Agar berdaya guna, hasil studi ini perlu didesiminasikan melalui seminar yang melibatkan banyak pihak di Lombok Utara,’’ujarnya.
Seminar yang diikuti sejumlah SKPD, DPRD, Camat dan pengurus LSM bertujuan menyebarluaskan pengetahuan dan pengalaman lokal warga komunitas dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Menggali gagasan pengembangan kebijakan daerah yang diperlukan dalam menghadapi perubahan iklim.
Dalam pertemuan itu juga terungkap masih beroperasinya sawmil atau mesin gerjaji kayu di banyak tempat. Hal ini mencerminkan lemahnya pengawasan oleh isntansi terkait. Sumber:Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar