Lombok Barat - Menyusul terjadinya kecelakaan kerja yang menewaskan lima orang penambang liar di lokasi pertambangan ilegal Sekotong beberapa waktu lalu, untuk kesekian kalinya Bupati Lombok Barat Dr. H. Zaini Arony MPd menyerukan agar aktivitas ilegal itu distop.
Dikonfirmasi Suara NTB di kantornya Senin (24/10) kemarin, Bupati menegaskan pihaknya seolah dibikin frustasi atas aktivitas yang dilakukan para penambang. Dikatakannya, sejak dirinya menjabat sebagai bupati, berbagai macam cara sudah dilakukan untuk menghentikan aktivitas pertambangan tanpa izin itu, namun hasilnya tetap nihil.
Jika kemudian ada korban yang berjatuhan akibat aktivitas penambangan yang dilakukan secara manual dan jauh dari kata aman, dirinya bersama jajaran instansi terkait tidak bisa berbuat banyak. “Kami seolah kehabisan cara untuk menghentikan mereka, imbauan secara formal, tertulis maupun lisan sudah dilakukan. Namun nampaknya itu tidak cukup bagi para penambang,” katanya.
Tak hanya itu, jajaran Pemkab Lombok Barat juga telah beberapa kali melakukan rapat dengan jajaran Muspida, bahkan yang terbaru adalah pengamanan di beberapa lokasi tambang Sekotong dengan menerjunkan aparat kepolisian dibantu jajaran TNI. Lagi-lagi usaha itu kandas karena aktivitas illegal masih dilakukan para penambang yang nekad.
Namun, pemkab Lobar nampaknya tak mau menyerah, Bupati dengan penuh harap meminta kesadaran pihak masyarakat baik masyarakat Sekotong dan Lobar pada umumnya untuk memperhatikan intruksi yang diberikan. “Korban terus berjatuhan, kami meminta kesadaran semua pihak untuk menghentikan sama sekali aktivitas tersebut,” harapnya.
Dijelaskan Bupati, saat ini sudah ada pembentukan tambang rakyat yang telah disetujui oleh pemerintah pusat dan DPRD Lobar. Untuk itu, masyarakat diminta bersabar karena Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) sedang dalam tahap identifikasi, ditambah lagi pihaknya juga tengah melakukan verifikasi terhadap koperasi-koperasi pertambangan yang ada.
Dikonfirmasi tentang lemahnya pendataan terhadap penambang asal luar Lobar, Bupati dengan tegas menolak jika jajarannya dikatakan lemah dalam pendataan itu. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan seluruh kemampuan, termasuk juga dengan menghimbau kepada seluruh Kepala Desa dan Kepala Dusun bahkan aparat terkait untuk bekerjasama. “Intinya, kami sudah meminta pihak Kepala desa untuk selalu melaksanakan intruksi tersebut,” tutupnya kemudian.
Diberitakan sebelumnya, lima orang dikabarkan tewas dalam insiden runtuhnya lokasi tambang di Jurang Malaekat Dusun Tangin Angin Desa Buwun Mas Sekotong. Tak hanya itu, beredar kabar bahwa masih ada korban yang tertimbun di dalam lubang tambang. Namun pihak kepolisian menyatakan, kebenaran informasi tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang disampaikan aparat nampaknya ada benarnya, pasalnya hingga sekarang tidak ada laporan dari pihak warga yang kehilangan anggota keluarganya di lokasi tambang. (smd) Sumber: suarantb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar