Lombok Utara - Salah
seorang bayi yang menderita gizi buruk akhirnya meninggal dunia. Bayi yang
rumah orang tuanya hanya dibatasi jalan raya dengan rumah bupati itu
menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (15/10) lalu setelah menjalani perawatan
di RSUD Tanjung.
Foto Ilustasi |
Bocah malang itu
bernama Khalid Ikhlas. Usianya 2 tahun 2 bulan, dengan berat badan terakhir
ditimbang 5 kg. Penuturan bapaknya Muhidin, badan anak keempatnya itu kurus.
Hanya perut dan kepalanyayang besar. Tangan kurus, kaki kurus, belum lancar
berjalan kaki.
‘’Dia hanya cepat kalau
merangkak,’’ kata Muhidin saat ditemui Koran ini di kediamannya di Lokok
Bengkok dusun Sembaro desa Genggelang kecamatan Gangga.
Dituturkan Muhidin,
bayinya itu sebelumnya sehat-sehat saja. Memang saat baru lahir tidak memiliki
anus. Tapi setelah dioperasi di RSUP Mataram, hidupnya normal. Berat badannya
normal tidak pernah menderita penyakit.
Belakangan sekitar
bulan Juli 2011, Khalid sakit. Badannya panas dan sering batuk. Orang tuanya
membawa ke Puskesmas terdekat. Dia diberikan obat oleh petugas. ‘’Ada pil
dikasi,’’ kata sang ibu Tasnim.
Keadaan Khalid pun
membaik. Bocah yan lahir dari keluarga miskin ini tetap mendapatkan perawatan
dari kedua orang tuanya. Khalid pun sembuh dan bisa bermain
seperti biasanya. Namun lama kelamaan kondisinya kembali memburuk. Sakit panas,
batuk dan kadang sesak napas. Berat badannya terus menurun. ‘’Saya tetap bawa
ke Posyandu untuk ditimbang,’’ katanya.
Dikatakan Tasnim, saat
membawa bayinya ke Posyandu dia pernah diberikan telur dan biskuit. Dia ingat,
biskuit yang diberikan itu merek Biskuat dan diberikan hanya sebungkus, hanya
sekali. Begitu juga dengan telur pernah diberikan sekali, hanya satu biji.
Setelah kondisi bayinya
makin kritis, barulah petugas memberikan bantuan biskuit dan telur. Petugas
memberikan lima bungkus biskuit dan 10 butir telur. Sayang bantuan untuk
makanan tambahan itu terlambat, Khalid meninggal dunia. ‘’Kata dokternya anak
saya gizi buruk,’’ kata Muhidin.
Kepala Puskesmas
Tanjung, Gde Putu Arte membenarkan kalau bayi yang meninggal itu akibat gizi
buruk, menurut dia keluarga korban juga pernah diajurkan untuk dirujuk ke
Mataram tetapi tidak mau karena tidak memiliki biaya. “Sudah dijelaskan kalua
biaya ditanghung pemerintah tapi keluarganya tidak mau, silahkan saja hubungi
Direktur RSUD KLU, saya hanya kepala puskesmas Tanjug, “ungkapnya seraya
mengatakan paseien itu rujukan dari puskesmas Gangga. (dam/ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar