Lombok Utara - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan ujung tombak pemberantasan buta aksara yang deprogram pemerintah provinsi NTB melalui Keaksaraan Fungsional (KF).
Penegasan tersebut disampaikan ketua Forum Komunikasi PKBM Kabupaten Lombok Utara (KLU), I. Made Jaya dalam sambutannya pada acara bimbingan teknis kepada 72 tutor KF di Desa Bayan Kecamatan Bayan 13/9.
Beberapa tahun belakangan ini nama PKBM cukup hancur akibat oknum pengurus yang kurang terbuka terhadap pendanaan dan ini perlu kita perbaiki bersama.
“Setelah berjalan normal jangan sampai di obok-obok lagi dan ini perlu kita sosialisasikan sampai ke tingkat masyarakat bawah”, pintanya.
“Beberapa hari lalu, Forum PKBM juga telah melakukan lounching program Kebenaran, Kebajikan dan Kemudahan gerakan moral anti korupsi yang berlangsung di Kecamatan Tanjung”, jelas Made Jaya yang juga ketua PKBM Segara Anak Desa senaru.
Dikatakan, jumlah kelompok yang mengikuti KF selama 32 hari, khususnya di Desa Bayan sebanyak 36 kelompok, yang masing-masing kelompok belajar 20 orang dengan dua tutor.
“Untuk pendanaannya, per kelompok Rp. 5 juta yang dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya, untuk honor tutor Rp. 500 ribu/orang, dan untuk anggota belajar memperoleh Rp. 96 rbu per orang selama 32 hari belajar”, ungkapnya.
Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk melengkapi kebutuhan belajar seperti ATK, papan tulis dan untuk tim monitoring ditingkat desa Rp, 40 ribu, tim monep kecamatan Rp. 45 ribu, dan tim monep kabupaten dan provinsi masing-masing Rp. 50 dan 60 ribu per kelompok. “Sementara untuk dana lembaga sebesar Rp. 175 ribu yang diserahkan kepada kepala dusun se Desa Bayan”, kata Made Jaya.
Kepala Desa yang diwakili Sekeretaris Desa Bayan, R. Riasih dalam kesempatan tersebut mengaku kegiatan KF ini cukup bagus karena dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk memberantas buta aksara sekaligus sebagai inovasi baru bagi para tutor.
“Seharusnya pendidikan itu ditempuh sejak dini, tapi karena warga barangkali waktu itu kurang mampu sehingga tidak dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Dan untuk para tutor diharapkan untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan dituntut untuk mampu beradaptasi dalam menjalankan proses belajar mengajar”, pintanya.
Sementara Kepala Depdikbudpora Kecamatan Bayan yang diwakili oleh tim pengawas KF, Iramalip, SH menegaskan, program ini sudah cukup lama berjalan di Kecamatan Bayan yaitu sejak tahun 1994 dan pada waktu itu kita akan tuntaskan selama tiga tahun. Tapi permasalahannya pada usia lanjut ini memang sedikit agak sulit diajar untuk membaca dan menulis sehingga masih banyak diantara mereka yang hingga saat ini belum bisa menulis dan membaca yang perlu kita tuntaskan.
“Jadi dalam hal ini para totor perlu mencari pengalaman karena yang diajar adalah orang yang lebih tua usianya daripada para tutor yang ada”, katanya.
R. Madi Kusuma Kaur Pemerintahan desa Bayan yang ditemui seusai acara mengatakan, jumlah anggota belajar untuk KF tahun ini di Desa Bayan 720 orang. Dan bila ini bisa dituntaskan, maka pada tahun 2011 sudah tidak ada lagi warganya yang buta aksara. “Selain kegiatan ini, juga perlu dilanjutkan dengan kegiatan lainnya terutama membantu permodalan untuk meningkatkan perekonomian mereka”, harapnya. (ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar