Lombok Utara - Ketidakhadiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Utara (DPRD-KLU) pada acara smiloka DPRD PNPM Mandiri Pedesaan (17/9) dipertanyakan peserta semiloka.
Pasalnya kegiatan itu sengaja dilaksanakan oleh panitia smiloka di gedung DPRD KLU dengan harapan para wakil rakyat dapat hadir. Sayang, yang hadir mendampingi bupati dan wakil bupati KLU hanya ketua dewan, Mariadi, S.Ag.
Bahkan bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, SH ketika memberi sambutan dan membuka smiloka sempat menyinggung ketidakhadiran para wakil rakyat yang terhormat ini. “Yang hadir hanya ketua dewan saja, padahal teman-teman dewan lainnya perlu ikut serta membahas persoalan PNPM ini”, katanya.
Sementara Kepala Desa Gondang yang sekaligus ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) KLU, Jauhari didepan bupati dan wakil bupati KLU menegaskan, bahwa smiloka yang dilakukan oleh Faskab PNPM-MP ini dianggap sia-sia, karena sudah dilakukan di Medana dan di Café Anom beberapa bulan lalu.
Dan pada smiloka di Café Anom beberapa dewan yang hadir satu persatu meninggalkan tempat pertemuan tanpa alasan yang jelas.
“Jadi smiloka yang lalu tidak jauh beda dengan semiloka hari ini, yang hanya dihadiri oleh seorang ketua dewan, kalau seperti ini kita lebih baik pulang saja”, katanya, sambil meninggalkan tempat ruang pertemuan dengan kepala Desa Sukadana, Sojati.
Kendati terjadi kritikan pedas dari ketua AKAD KLU, smiloka yang dihadiri oleh para kepala desa, BPD, para tokoh masyarakat, bupati dan wakil bupati serta beberapa SKPD KLU tetap berjalan dengan pemateri wakil bupati KLU, H. Najmul Ahyar dengan judul Strategi Penanggulangan Kemiskinan di KLU, dan Fas-Kab PNPM-MP KLU, Baiq Nurhayati dengan tema Pengintegrasian Perencanaan PNPM-MP Dengan Musrenbangdes.
Seusai wabup KLU memaparkan materinya, ketua dewan, Mariadi, S.Ag meninggalkan ruang pertemuan, dan mulailah satu-persatu anggota dewan masuk ruangan smiloka.
Ketika diberikan kesempatan, beberapa anggota dewan KLU rata-rata membela diri, seperti yang diungkapkan oleh wakil ketua DPRD Burhanudin. Menurutnya, pada smiloka ini tidak seluruh anggota dewan yang diundang, hanya ketua komisi saja. “Sementara komisi I dan II sekarang ini sedang sibuk membahas perubahan anggaran”, kelitnya.
Pembelaan senada juga diungkapkan oleh ketua komisi I DRPD KLU, Djasman hadi dan Ardianto. Bahkan dirinya mengaku, kalau persoalan ketidak hadiran dewan pada pertemuan itu adalah persoalan kalisik yang tidak perlu diperpanjang. “Yang diundang itu kan hanya 10 anggota dewan bukan semuanya, sementara para anggota dewan masih sibuk membicarakan perubahan anggaran”, jelasnya.
Walaupun ketiga anggota DPRD KLU mengemukakan berbagai alasan, namun tetap saja tidak memuaskan perserta smiloka. “Itu alasan pencitraan saja, karena kalau di undang hampir rata-rata dewan itu sulit hadir, kecuali jika ada study banding”, kata puluhan peserta yang ditemui seusai acara.
“inilah potret dewan kita di KLU, yang hanya mengaku memperjuangkan rakyat, tapi diundang pertemuan saja sulitnya minta ampun. Dan kalau tetap seperti ini alangkah baiknya dia mengundurkan diri saja menjadi dewan”, tegas salah seorang peserta yang enggan dipublikasikan namanya.(Lip/Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar