Selasa, 12 Juli 2011

Wapres, Komitmen Operasikan BIL Pada 1 Oktober 2011

Lombok Tengah – Kunjungan Wapres Boediono ke Lombok Tengah (Loteng). Tepatnya di Bandara Internasional Lombok (BIL) NTB, mendapat sambutan yang cukup meriah dari masyarakat, Gubernur NTB Dr TGH Zainul Majdi MM, berserta Wakil Gubernur H Badrul Munir, ikut serta menyambut kedatangan orang nomor dua di RI, ini.
Dalam sambutannya Gubernur NTB meyatakan, “Harapan Kami Atas Nama Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), Bandara Internasional Lombok (BIL) ini menjadi pusat pemberangkatan calon jamaah Haji NTB, mengingat selama ini jamaah Haji NTB yang berjumlah 4500 orang itu diberangkatkan dari embarkasi Surabaya, hal tersebut dapat menghabiskan biaya total lebih dari Rp.10 milyar.
Selain Bandara Iinternasional Lombok, juga ada Bandara yang lain, yakni bandara Sultan Salahuddin dan bandara Berang Biji Sumbawa, Bandara dibima setiap hari beroprasi pp ke mataram, khusus di Bandara Bima kami minta agar dibantu untuk perluasan karena bandara Bima adalah pintu masuk untuk mencapai Pulau Komodo termasuk untuk mencapai gerbang Parawisata secara keseluruhan. “Demikian dijelaskan TGH Muhammad Zainul Majdi kepada wakil Presiden RI Boediono.
Dalam kesempatan itu pihak Angkasa Pura I berjanji kepada Wapres dan Gubernur BIL akan bisa Oprasi 1 oktober 2011. Sementara Dirjen pehubungan Heri Bhakti belum bisa menjawab permintaan Gubernur sebab masalah dimakasud akan dikemunikasikan dengan pemerintah Arab Saudi dan sejumlah menteri.” Kita akan memberikan jawaban nanti setelah ada kesepakatan antara pemerintah Saudi dan menteri namun pasti kami akan berusaha“ Tegas Heri.
Dalam sambutannya Wakil Presiden Boediono menegaskan, komitmen dengan manajemen PT Angkasa Pura I dan pihak terkait lainnya untuk mengoperasikan Bandara Internasional Lombok pada 1 Oktober 2011, segera direalisasikan.
"Saya tekankan kepada Angkasa Pura I pegang teguh komitmen jadwal operasikan bandara ini. Jangan ada penundaan lagi," kata Wapres Boediono saat berdialog dengan pelaksana pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) di lokasi pembangunan bandara di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin. (11/7/2011).
Budiono juga menekankan pihak Angkasapura I agar lebih memperhatikan terkait permintaan Gubernur NTB.” Apa yang menjadi masalah dilapangan agar segera dikomunikasikan dengan Gubernur sebagai pihak Pemerintah terkait.” Tegas Boediono.
Wapres, meminta Angkasa Pura I dan pihak terkait lainnya yang terlibat dalam pembangunan BIL agar transparan dalam proses perampungan mega proyek bandar udara itu. Jika mencuat masalah sebaiknya diungkapkan secara transparan agar penyelesaiannya pun terarah dan komprehensif.
"Tadi saya dengar sebagian besar kegiatan proyeknya sudah rampung 100 persen. Hanya bagian tertentu yang belum rampung, sehingga segera rampungkan agar tidak ada lagi penundaan," ujarnya. Wapres juga meminta Gubernur NTB TGH M. Zainul Majdi agar terus memantau perkembangan perampungan dari mega proyek BIL yang belum tuntas itu.
"Pak Gubernur tolong dipantau. Kami akan dukung dari Jakarta," ujar mantan Menko Perekonomian itu. Pada kesempatan tersebut, Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura I Harsono melaporkan, sebagian besar proyek pembangunan BIL sudah rampung 100 persen.
Hanya bagian tertentu yang belum rampung, yakni terminal penumpang karena adanya perluasan area. "Terminal penumpang baru 85 persen karena sempat tertunda 11 bulan. Tapi kami akan rampungkan dalam bulan ini," ujar Haryoso.
Proyek lainnya yang belum rampung yakni jalan lingkungan, namun sudah 80 persen dan diyakini rampung sebelum akhir Agustus. Depo avtur juga belum rampung atau baru 60 persen,namun pihak Pertamina menjanjikan akan segera merampungkannya.
"Insya Allah. 31 September nanti, semuanya sudah rampung 100 persen sehingga bisa dioperasikan 1 Oktober 2011," ujarnya. Haryoso juga melaporkan kawasan BIL seluas 551 hektare yang lokasinya sekitar 40 kilometer arah selatan Bandara Selaparang Mataram.
BIL memiliki landasan pacu 2.750 meter x 40 meter persegi, sehingga mampu didarati pesawat Air Bus 330 atau Boeing 767 dan dapat menampung 10 unit pesawat. Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang luas arealnya hanya 28.881 meter persegi. Terminal penumpang BIL seluas 21 ribu meter persegi, atau empat kali lipat lebih luas dari terminal Bandara Selaparang Mataram yang hanya 4.796 meter persegi.
Kapasitas tampung terminal penumpang BIL mencapai tiga juta setahun, dengan luas areal parkir 17.500 meter persegi. Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang hanya 7.334 meter persegi.
Haryoso menyebut, nilai mega proyek BIL mencapai Rp945,8 miliar, terdiri atas Rp679 miliar tanggungan Angkasa Pura I, dana sebesar Rp110 juta tanggungan Pemprov NTB dan Rp40 miliar dibebankan pada Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. (din/MataramNews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar