Lombok Utara - Yayasan Maraqitta'limat (Yamtia) yang bediri 59 tahun lalu, di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), selain bergerak dibidang dakwah pendidikan dan sosial kemasyarakatan, juga sudah mulai mengembangkan perekomian jama'ahnya melalui Lembaga Pemberdayaan Dana Swadaya (LPDS).
Kendati LPDS baru berdiri beberapa bulan lalu yang dipusatkan di Kabupaten Lombok Utara (KLU), namun saat ini sudah mulai menunjukkan geliatnya dengan berbagai program kerja yang terukur, yang mampu dilaksanakan dan dijalankan baik oleh pengurus maupun oleh jama'ah.
Lalu mengapa LPDS ini didirikan di KLU? Menjawab pertanyaan tersebut, pimpinan pusat Yamtia NTB, H. Mashal, SH. MM, ketika ditemui di Senaru, Kecamatan Bayan 6/4, mengatakan, Yamtia sejak beberapa tahun lalu, bukan saja berada di Pulau Lombok dan Sumbawa, namun sudah berkembang ke beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Sementara perkembangan Yamtia khususnya di KLU cukup signifikan. Hal ini terliaht dengan berdirinya puluhan lembaga pendidikan dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar.
Dengan melihat perkembangannya yang cukup pesat di daerah otonomi baru KLU, serta jama'ahnya 99 persen petani yang kurang mampu, tentu memerlukan lembaga perekonomian yang kuat, yang mampu memalukan loby terhadap pemerintah maupun para pemodal, baik ditingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
Hal yang perlu diretas sekarang ini, lanjut H. Mashal, adalah para rentenir lintah darat yang terus setiap hari menghisap darah masyarakat miskin, serta sistim ijon yang sudah menyebar di tingkat petani. “Rentenir dan sistim ijon inilah yang selalu membuat masyarakat sengsara, padahal didalam hukum Islam kedua cara ini diharamkan. Dan untuk meretas para rentenir dan ijon, perlu peran pemerintah ataupun lembaga yang kuat dan yang mampu mengembangkan perekonomian masyarakat”, kata H. Mashal yang juga akademisi ini.
LPDS, menurut H. Mashal, merupakan sebuah lembaga yang berusaha mendorong petani untuk memamfaatkan teknologi yang tepat guna serta mengelola hasilnya dengan baik, dan menghindarkan diri dari meminjam dari para rentenir dan menjul hasil pertaniannya dengan sistim ijon.
Bagaimana caranya? Caranya LPDS nantinya akan menyediakan modal yang cukup bagi para petani dan akan membeli hasilnya sesuai dengan harga pasaran. Selain itu petani juga akan didampingi oleh para teknisi yang komponten di bidang pertanian. “Kan selama ini kalau ada program pertanian yang digelontorkan pemerintah, para petani langsung mengambilnya, tanpa mendapat dampingan dan pengawasan dari petugas, sehingga seringkali bantuan itu tidak terarah”, jelasnya.
“Kita jangan hanya bisa memberikan bantuan bibit, tanpa memikirkan apa yang mereka makan bersama keluarganya sebelum tanamannya mendatangkan hasil. Dan disinilah peran LPDS untuk memenej itu. Dan kita sudah menghubungi pihak Indofod untuk menjalin kerjasama dalam penanaman cabe, dan pengurus LPDS sekarang ini sedang melakukan pendataan petani”, katanya.
Dan untuk mencetak petani yang handal, kata H. Mashal, di KLU pada tahun 2011 ini Yamtia akan mendirikan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan, seperti SMK Pertanian di Desa Anyar dan SMK Perkebunan di Desa Sambik elen serta SMK Kelautan.(M.Syairi)
Kendati LPDS baru berdiri beberapa bulan lalu yang dipusatkan di Kabupaten Lombok Utara (KLU), namun saat ini sudah mulai menunjukkan geliatnya dengan berbagai program kerja yang terukur, yang mampu dilaksanakan dan dijalankan baik oleh pengurus maupun oleh jama'ah.
Lalu mengapa LPDS ini didirikan di KLU? Menjawab pertanyaan tersebut, pimpinan pusat Yamtia NTB, H. Mashal, SH. MM, ketika ditemui di Senaru, Kecamatan Bayan 6/4, mengatakan, Yamtia sejak beberapa tahun lalu, bukan saja berada di Pulau Lombok dan Sumbawa, namun sudah berkembang ke beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Sementara perkembangan Yamtia khususnya di KLU cukup signifikan. Hal ini terliaht dengan berdirinya puluhan lembaga pendidikan dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar.
Dengan melihat perkembangannya yang cukup pesat di daerah otonomi baru KLU, serta jama'ahnya 99 persen petani yang kurang mampu, tentu memerlukan lembaga perekonomian yang kuat, yang mampu memalukan loby terhadap pemerintah maupun para pemodal, baik ditingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
Hal yang perlu diretas sekarang ini, lanjut H. Mashal, adalah para rentenir lintah darat yang terus setiap hari menghisap darah masyarakat miskin, serta sistim ijon yang sudah menyebar di tingkat petani. “Rentenir dan sistim ijon inilah yang selalu membuat masyarakat sengsara, padahal didalam hukum Islam kedua cara ini diharamkan. Dan untuk meretas para rentenir dan ijon, perlu peran pemerintah ataupun lembaga yang kuat dan yang mampu mengembangkan perekonomian masyarakat”, kata H. Mashal yang juga akademisi ini.
LPDS, menurut H. Mashal, merupakan sebuah lembaga yang berusaha mendorong petani untuk memamfaatkan teknologi yang tepat guna serta mengelola hasilnya dengan baik, dan menghindarkan diri dari meminjam dari para rentenir dan menjul hasil pertaniannya dengan sistim ijon.
Bagaimana caranya? Caranya LPDS nantinya akan menyediakan modal yang cukup bagi para petani dan akan membeli hasilnya sesuai dengan harga pasaran. Selain itu petani juga akan didampingi oleh para teknisi yang komponten di bidang pertanian. “Kan selama ini kalau ada program pertanian yang digelontorkan pemerintah, para petani langsung mengambilnya, tanpa mendapat dampingan dan pengawasan dari petugas, sehingga seringkali bantuan itu tidak terarah”, jelasnya.
“Kita jangan hanya bisa memberikan bantuan bibit, tanpa memikirkan apa yang mereka makan bersama keluarganya sebelum tanamannya mendatangkan hasil. Dan disinilah peran LPDS untuk memenej itu. Dan kita sudah menghubungi pihak Indofod untuk menjalin kerjasama dalam penanaman cabe, dan pengurus LPDS sekarang ini sedang melakukan pendataan petani”, katanya.
Dan untuk mencetak petani yang handal, kata H. Mashal, di KLU pada tahun 2011 ini Yamtia akan mendirikan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan, seperti SMK Pertanian di Desa Anyar dan SMK Perkebunan di Desa Sambik elen serta SMK Kelautan.(M.Syairi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar