Rabu, 06 April 2011

SMKP MT Sembalun Menjawab Persoalan Petani

Lombok Timur - Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian(SMKP) Maraqaitta'limat yang terletak di Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, merupakan sebuah sekolah kejuruan yang dihajatkan untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi para petani.

Demikian dikatakan pimpinan pusat Yayasan Maraqitta'limat provinsi NTB, H. Mashal, SH. MM, ketika ditemui di MI Dusun Lokok Aur Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, 5/4. Menurutnya, salah satu persoalan yang dihadapi petani, yaitu rendahnya harga hasil pertanian pada setiap musim panen, seperti harga tomat yang saat ini anjlok, sehingga banyak para petani enggan menjual hasilnya ke pasar umum.

Hal ini juga diakui oleh kepala SMKP Sembalun, Akmaludin, S.Pd. “Harga tomat ditingkat petani murah, sementara biaya pengelolaannya cukup tinggi. Upah memetik untuk satu bakul Rp. 5000,- Demikian juga dengan ongkos transfortasi ke pasar Aikmel, per bakulnya Rp. 5000. Sedangkan harga jual tomat di pasaran hanya Rp. 400 per kilonya”, kata Akmaludin.

Melihat hal tersebut, sebagai lembaga pendidikan yang bergrak di bidang pertanian tentu merasa prihatin, sehingga muncul inisiatif dari guru dan siswa untuk mengambil langkah-langkah yang tepat, yaitu mengolah tomat hasil petani menjadi saos.

Untuk mengawali langkahnya, para guru dan pengelola SMKP MT Sembalun, mulai melakukan pelatihan pembuatan saos bagi 150 siswanya. “Kami sudah melakukan pelatihan pembuatan saos untuk siswa bekerjasama dengan Balai Penelitian Pertanian (BPPT) provinsi Nusa Tenggara Barat. Dan dengan pelatihan ini, diharapkan para siswa mampu mejawab persoalan yang dihadapi para petani khususnya petani tomat”, jelas Akmaludin.

Dikatakan, akibat rendahnya harga tomat di pasaran serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sehingga petani enggan membawa hasil pertaniannya pe pasar. “Bahkan banyak para petani kadang-kadang membuang tomat yang sudah dipetik dipinggir jalan raya, karena mereka tidak tahu harus berbuat apa”, kata Akmaludin.

Pelatihan pembuatan saos, lanjut Akmaludin, selain sebagai upaya untuk mengatasi persoalan petani, sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi siswa yang nantinya setelah mereka tamat, keahliannya ini dapat dikembangkan ditengah-tengah masyarakat.

Kemana dipasarkan setelah saos ini jadi? “Untuk sementara kita menghubungi beberapa pedagang kecil dan bakso yang bersedia memasarkan, karena kita olah secara sederhana, dan kedepan bila hasilnya sudah bagus kita akan jalin kerjasama dengan pihak-pihak perusahaan”, jawab Akmaludin.

Tampaknya apa yang dilakukan oleh para guru, pengelola dan siswa SMKP MT Sembalun, perlu mendapat dukungan semua pihak, baik dinas pertanian maupun isntansi terkait lainnya. Dan selamat berjuang buat siswa SMKP MT Sembalun, semoga sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar