Lombok Timur - Mengaku banyak kenalan pejabat dan koneksi luas di kalangan birokrasi, seorang guru SDN 4 Kesik, kecamatan Sikur, Lombok Timur (Lotim), berhasil mengembat uang Suhamdi, seorang warga Aikmel, kecamatan Aikmel. Suhamdi diduga dijanjikan bakal lulus dengan mulus menjadi CPNSD dalam seleksi CPNSD tahun 2010 yang baru lalu, yang ternyata isapan jempol.
Keterangan yang diperoleh Suara NTB di Mapolres Lotim, Senin (3/1) kemarin menyebutkan, terbongkarnya kelakuan tersangka pelaku, Roh, ibu guru itu, berawal dari keengganan pelaku untuk mengembalikan uang sogokan menjadi CPNS sebesar Rp 37,4 juta, meski beberapa kali ditagih oleh korbannya. Padahal perjanjian awalnya, uang akan kembali jika ternyata korban tidak lulus.
Korban memberikan uang sogokan tersebut kepada pelaku dengan kesepakatan anaknya bisa lulus dalam seleksi penerimaan CPNS 2010 lalu. Namuns setelah uang diterima, dan saat pengumuman yang ditunggu-tunggu tersebut akhirnya keluar, ternyata ternyata nama anak korban tidak termasuk dalam daftar peserta seleksi yang lulus.
Pelaku meminta uang kepada korbannya Rp 50 juta. Korban sempat menawar agar dana yang disiapkan lebih kecil Namun tersangka beralasan uang tersebut akan dibagi-bagi ke banyak pejabat yang dikenalnya. Alasan itu membuat Suhamdi akhirnya menyetujui jumlah yang diminta pelaku. ‘’Saya percaya karena dia menyebut banyak nama pejabat berpengaruh,’’ lanjutnya.
‘’Sebenarnya kasus ini tidak akan sampai polisi, kalau pelaku menepati apa yang telah disepakati, uang kembali kalau tidak lulus,” ujar Suhamdi kepada wartawan di Polres Lotim, Senin (3/1) kemarin. Karena menurut korban, sebelum melapor ke polisi, dirinya telah berkali-kali melakukan penagihan, namun tidak tampak adanya iktikad baik dari pelaku untuk mengembalikan, bahkan saat ditagihpun selalu ingkari janji. “Sudah bosan melakukan penagihan, tetapi pelaku sering tidak mau menemui, bahkan terkesan menantang,” kata Suhamdi. ‘’Dia sendiri yang menantang agar saya melapor ke polisi, sebab katanya dia pun juga kenal dengan banyak polisi,’’ sambungnya.
Korban memberikan uang kepada pelaku dengan cara diangsur, yakni pembayaran pertama sebesar Rp 7 juta, dari permintaan Rp 50 juta. Berikutnya diberikn Rp 3 juta, termasuk sepeda motor Honda Vario bersama BPKB, sebuah laptop, sehingga uang yang telah diberikan mencapai Rp 37,4 juta. “Pemberian uang dan barang ini diatas kuitansi bermaterai,” jelasnya, seraya mengaku, dirinya melakukan hal tersebut karena keinginannya melihat anaknya menjadi PNS.
Suhamdi menuturkan, sebenarnya dia tidak tahu menahu tentang adanya oknum calo yang bisa memuluskan kelulusan peserta seleksi CPNSD Lotim itu. ‘’Tetapi saya saya diperkenalkan oleh teman dengan pelaku, yang katanya pelaku bisa meluluskan anak saya asalkan mau mengeluarkan uang Rp 50 juta,’’ katanya, apalagi dengan embel-embel pelaku banyak mengenal pejabat yang ada di kabupetan Lombok Timur dan Provinsi, sehingga hal ini yang membuat keyakinan anaknya akan diterima menjadi PNS. Kapolres Lotim AKBP Erwin Zadma SIk melalui Kasat Reskrim AKP Yuyan Priatmaja, yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya laporan kasus CPNS tersebut, “Kita sudah menerima laporannya, tinggal melakukan proses penyidikan,” ucapnya. (038)www.suarantb.com
Keterangan yang diperoleh Suara NTB di Mapolres Lotim, Senin (3/1) kemarin menyebutkan, terbongkarnya kelakuan tersangka pelaku, Roh, ibu guru itu, berawal dari keengganan pelaku untuk mengembalikan uang sogokan menjadi CPNS sebesar Rp 37,4 juta, meski beberapa kali ditagih oleh korbannya. Padahal perjanjian awalnya, uang akan kembali jika ternyata korban tidak lulus.
Korban memberikan uang sogokan tersebut kepada pelaku dengan kesepakatan anaknya bisa lulus dalam seleksi penerimaan CPNS 2010 lalu. Namuns setelah uang diterima, dan saat pengumuman yang ditunggu-tunggu tersebut akhirnya keluar, ternyata ternyata nama anak korban tidak termasuk dalam daftar peserta seleksi yang lulus.
Pelaku meminta uang kepada korbannya Rp 50 juta. Korban sempat menawar agar dana yang disiapkan lebih kecil Namun tersangka beralasan uang tersebut akan dibagi-bagi ke banyak pejabat yang dikenalnya. Alasan itu membuat Suhamdi akhirnya menyetujui jumlah yang diminta pelaku. ‘’Saya percaya karena dia menyebut banyak nama pejabat berpengaruh,’’ lanjutnya.
‘’Sebenarnya kasus ini tidak akan sampai polisi, kalau pelaku menepati apa yang telah disepakati, uang kembali kalau tidak lulus,” ujar Suhamdi kepada wartawan di Polres Lotim, Senin (3/1) kemarin. Karena menurut korban, sebelum melapor ke polisi, dirinya telah berkali-kali melakukan penagihan, namun tidak tampak adanya iktikad baik dari pelaku untuk mengembalikan, bahkan saat ditagihpun selalu ingkari janji. “Sudah bosan melakukan penagihan, tetapi pelaku sering tidak mau menemui, bahkan terkesan menantang,” kata Suhamdi. ‘’Dia sendiri yang menantang agar saya melapor ke polisi, sebab katanya dia pun juga kenal dengan banyak polisi,’’ sambungnya.
Korban memberikan uang kepada pelaku dengan cara diangsur, yakni pembayaran pertama sebesar Rp 7 juta, dari permintaan Rp 50 juta. Berikutnya diberikn Rp 3 juta, termasuk sepeda motor Honda Vario bersama BPKB, sebuah laptop, sehingga uang yang telah diberikan mencapai Rp 37,4 juta. “Pemberian uang dan barang ini diatas kuitansi bermaterai,” jelasnya, seraya mengaku, dirinya melakukan hal tersebut karena keinginannya melihat anaknya menjadi PNS.
Suhamdi menuturkan, sebenarnya dia tidak tahu menahu tentang adanya oknum calo yang bisa memuluskan kelulusan peserta seleksi CPNSD Lotim itu. ‘’Tetapi saya saya diperkenalkan oleh teman dengan pelaku, yang katanya pelaku bisa meluluskan anak saya asalkan mau mengeluarkan uang Rp 50 juta,’’ katanya, apalagi dengan embel-embel pelaku banyak mengenal pejabat yang ada di kabupetan Lombok Timur dan Provinsi, sehingga hal ini yang membuat keyakinan anaknya akan diterima menjadi PNS. Kapolres Lotim AKBP Erwin Zadma SIk melalui Kasat Reskrim AKP Yuyan Priatmaja, yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya laporan kasus CPNS tersebut, “Kita sudah menerima laporannya, tinggal melakukan proses penyidikan,” ucapnya. (038)www.suarantb.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar