Rabu, 05 Januari 2011

Instalatir Nakal Dilaporkan ke Polisi

Lombok Timur - Berkedok sebagai pemasang instalasi listrik, seorang instalatir nakal yang mengaku sebagai direktur sebuah perusahaan, Heri, yang berlokasi di kelurahan Sandubaya, kecamatan Selong, Lombok Timur (Lotim) dilaporkan ke polisi oleh beberapa korbannya. Bahkan, beberapa karyawannya pun turut melaporkannya ke polisi karena mereka merasa ditupu oleh oknum yang berkedok sebagai salah seorang anggota rekanan PT PLN (Persero) itu.

Informasi yang dihimpun Suara NTB di Polres Lotim, Selasa (4/1) kemarin, terungkapnya kasus dugaan penipuan yang dilakukan oknum tersebut lantaran masyarakat yang telah ditarik uangnya tidak kunjung dipasangi instalasi listrik. ‘’ Ada perjanjian, juga bukti tanda terima biaya pemasangan instalasi listrik,’’ demikian para korbannya di Mapolres Lotim. Sekitar 150 orang anggota masyarakat telah dipungut biaya untuk pemasangan instalasi listrik tersebut. Untuk daya sebesar 450 watt dipungut biaya Rp 1,2 juta, dan untuk 900 watt dipungut Rp 1,5 juta. Namun sampai tiba waktu yang dijanjikan, ternyata janji tersebut tidak terealisasi.

Sedangkan para karyawan yang direkrut oleh Heri, juga melaporkannya ke polisi. ‘’Direktur kami raib entah ke mana,’’ kata para karyawan. Para karyawan inilah yang telah mengambil uang kepada para pemohon pasang baru instalasi listrik itu. ‘’Dan kini kami semua menjadi sasaran kemarahan warga,’’ keluh mereka di kantor polisi. Beberapa di antara karyawan kemudian kabur ke pulau Sumbawa lantaran diancam dan dibawakan parang oleh masyarakat yang merasa dirugikan.

‘’Saya ini juga sebagai korban penipuan oknum direktur CV tersebut,” aku Andi, seorang karyawan CV itu usai diperiksa penyidik di mapolres Lotim yang dibenarkan Atun, rekannya sebagai karyawan di perusahaan fiktif itu. ‘’Bapak saya juga menjadi korban,” ucapnya. Atun mengaku kesal sekali, sebab selain ditipu sebagai karyawannya, juga telah menipu orang tuanya, terkait pemasangan instalasi listrik tersebut, sedang yang memungut biaya tersebut adalah dirinya sendiri.

Saat para karyawan tersebut hendak mengklarifikasi masalah ini ke bosnya, tidak pernah mau ditemui. Para karyawan sempat mencari si bos pada malam hari, bahkan waktu subuh, namun pihak kelurganya selalu mengatakan terlapor tidak berada di rumah. Para karyawan makin sakit hati manakala mengingat proses rekrutmen yang dilakukan terlapor penuh dengan nuansa materialistis. ‘’ Ada yang mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk bisa diterima sebagai karyawan,’’ tutur mereka. Mereka juga dijanji akan digaji sesuai standar penggajian di PNS. ‘’Nyatanya digaji hanya Rp 300.000 per bulan. Bahkan ada yang digaji cuma Rp 100.000,’’ lanjutnya.

Istri Heri yang dimintai komentarnya di Polres Lotim terkait kasus yang membelit suaminya, enggan berkomentar banyak. ‘’Kasus ini sudah ada kesepakatan damai. Mestinya tidak perlu dilaporkan ke polisi. Lebih baik tidak usah ditulis di koran,’’ katanya. Kasus ini sedang dalam proses perdamaian, sedang mereka yang kini melapor hanyalah sebagian di antara mereka yang belum memahami duduk persoalan.

Kapolres Lotim melalui Kasat Reskrim AKP Yuyan Triatmajaya yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (4/1) kemarin membenarkan adanya beberapa orang korban dari CV Hasil tersebut, yang telah melaporkan kasus dugaan penipuan yang dilakukan CV tersebut, “Kasusnya dalam penyelidikan dan penyidikan,” katanya, sedang beberapa korban dan karyawan CV yang melapor sedang dimintai keterangannya. (038) suarantb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar